Renjun telah berada di perusahaan dengan chenle yang tentunya sudah berhasil diberikan makan oleh renjun. Dia hanya bingung kenapa anaknya jadi aneh seperti itu. Setelah memberikan anaknya makan, diapun kembali bekerja sedangkan chenle berada di ruangan khusus bermain yang sengaja dibuat di perusahaan itu.
Saat chenle sedang asyik melamun diapun tidak menyadari kalau jaemin telah berada dihadapannya dan mengagetkannya.
"Duar!"
"Paman Na?" Ucap chenle biasa saja dan jaemin dapat melihat betapa anak itu sangat sedih sekali sangat jelas pada gurat wajahnya juga terlihat jelas di matanya itu.
"Kenapa lele? Cerita pada Paman Na. Bukannya Paman Na adalah teman lele?" Ucap jaemin tersenyum lalu duduk di depan chenle. Sembari bersilah. Sangat jarang sekali melihat Na Jaemin bertingkah seperti itu.
"Tadi di sekolah ssam mengatakan kalau besok lele harus membawa Mama dan papa karena ada acara disekolah. Tapi, lele hanya punya Mama Paman hiksss... Lele tidak punya papa. Lele hiksss...Lele mau punya papa hiksss... Tapi Mama pasti akan menangis jika chenle membahas soal papa. Lele gak mau Mama menangis karena lele." Ucap anak berumur lima tahun itu sembari menangis sesegukan. Jaemin merasa hatinya sangat sakit melihat chenle menangis. Ntah kenapa dia seperti melihat renjun yang tengah menangis dan mengadu soal beratnya hidupnya selama ini. Lalu jaeminpun membawa anak itu kedalam pangkuannya dan memeluknya. Membiarkan chenle menangis tanpa perduli bajunya akan basah nantinya.
"Lele tenang saja. Nanti Paman Na akan datang juga untuk lele. Jadi, lele tidak akan merasa hanya berdua dengan Mama. Hmm?" Ucap jaemin.
"Paman serius?" Ucap chenle sembari merenggangkan pelukannya pada jaemin untuk menatap jaemin dengan pipi memerah dan hidung yang memerah karena menangis sangat menggemaskan sekali.
"Tentu saja. Sekarang berhenti menangis ya. Kan jelek kalau chenle menangis." Ucap jaemin lalu menghapus airmata anak dari renjun itu. Dan chenle hanya mengangguk sebagai jawabannya lalu kembali memeluk jaemin dan membiarkan tubuh mungilnya tenggelam pada pelukan jaemin yang hangat itu.
Sedangkan dari selah pintu terlihat na Kyung yang memang berniat ingin melihat baby lumba-lumba nya itu tengah menangis dan memeluk jaemin dengan sangat erat juga semua pembicaraan dua orang berbeda umur itu.
"Sepertinya Presdir Na menganggap chenle lebih dari sekedar anak dari renjun. Sepertinya Presdir Na menganggap chenle anaknya sendiri. Apa sebenarnya yang disembunyikan Presdir Na, aku sepertinya harus mencari tahu dan mengatakan pada renjun." Monolog Na Kyung lalu kembali ke divisinya karena tidak ingin mengganggu suasana itu.
Renjun yang melihat Na Kyung kembali membuat raut bingung yang sangat menggemaskan bagi Na Kyung.
"Hentikan renjun. Wajahmu sangat menggemaskan? Apa benar kau sudah berumur 27 tahun dan memiliki anak?" Ucap na Kyung lalu duduk.
"Tentu saja. Kau juga sudah melihat anakku. Oh iya, kau tidak jadi menemui anakku?" Ucap renjun bingung.
"Sudah. Tapi, aku tidak tega menganggunya bermain jadi aku lihat dari jauh saja." Ucap na Kyung berbohong.
"Aaa tumben sekali. Padahal kau selalu mengganggunya bahkan sampai menangis." Ucap renjun curiga.
"Bagaimana caranya. Saat anakmu sedang bersama atasan kita, itu cari mati namanya." Gumam Na Kyung pelan.
"Kau berbicara sesuatu Na Kyung?" Ucap renjun yang tidak terlalu mendengar perkataan rekannya itu.
"Tidak ada. Aku hanya tidak mau mengganggunya kali ini dan membuatnya menangis saat kau sangat sibuk. Aku tidak mau dimarahi olehmu. Juga Presdir Na." Lanjutnya dalam hati.
"Aaa. Terimakasih kalau begitu." Ucap renjun lalu kembali mengerjakan pekerjaannya.
Setelah jaemin kembali dari bertemu dengan chenle yang uring-uringan diapun kembali kedalam ruangannya dan memanggil Hyunjin.
"Ada apa jaem?" Ucap Hyunjin bingung.
"Mulai besok Hyung renjun akan menjadi salah satu dari orang kepercayaan dan asisten pribadiku." Ucap jaemin.
"Kau akan memecatku begitu?" Ucap Hyunjin sensi. Karena dia tidak mungkin kehilangan pekerjaan saat Seungmin akan melahirkan seperti ini.
"Tidak. Kau mengerti perkataanku bukan? Dia hanya akan jadi asisten pribadiku saat aku butuh. Jadi dia bisa punya banyak waktu untuk anaknya dan juga kesehatannya." Ucap jaemin datar.
"Baiklah. Aku akan mengurusnya besok." Ucap Hyunjin.
"Sekarang. Tidak besok. Segera beritahu wakil ceo lee." Ucap jaemin datar.
"Hmm." Ucap Hyunjin lalu keluar dari ruangan jaemin untuk melakasankan permintaan atasannya itu.
"Dasar bucin pengecut(?)" Batin Hyunjin lalu segera memacu tangkainya menuju ruangan wakil ceo Mark Lee.
⏹⏹⏹
Double up nih reader-nim😁
Gimana suka gak sama kelanjutannya?🙄
Semoga suka ya😁
Jangan lupa votement nya ya😁
Jangan lupa jaga kesehatan😁
We love you💚😍😘
KAMU SEDANG MEMBACA
My Papa Na (jaemren ft chenle)END✔
FanficHuang Renjun tidak pernah memikirkan mengenai suami karena dalam hidupnya dia hanya memikirkan anak satu-satunya Huang Chenle tapi dia tidak bisa pungkiri kalau sepertinya anaknya itu menginginkan seorang ayah. bertepatan saat itu, atasannya Na Jaem...