Sweet 25

4.6K 424 1
                                    

Jaemren dan chenle sekarang telah sampai di sekolahan chenle, renjun lantas turun untuk mengantarkan anaknya kedalam. Sedangkan jaemin menunggu istrinya di dalam mobil, dia berniat membawa renjun ke kantor, maklumlah siklus pengantin baru. Seharusnya sekarang keduanya sedang berbulan madu, tapi karena pekerjaan jaemin yang sangat padat akhirnya mereka menundanya, paling tidak sampai chenle libur sekolah lebih dulu.

Di dalam sekolah...

"Pagi lele, pagi nyonya na." Ucap sang guru.

"Pagi ssam."

"Chenle sudah siap untuk sekolah lagi?"

"Ne." Angguk chenle semangat.

"Ssam, nanti kalau saya telat, tolong temani chenle ya."

"Pasti nyonya." Ucap sang guru.

"Lele, Mama pergi dulu. Oke?"

"Ne Mama." Ucap chenle tersenyum lalu diapun mengecup pipi chubby renjun saat sang ibu berjongkok.

"Bye bye." Lambai renjun dan dibalas oleh lambaian chenle juga senyum lebarnya.











Di mobil...

"Sudah?"

"Ne Hyung."

"Tapi, apa tak masalah aku ikut ke kantor? Akukan bukan karyawan lagi."

"Tak masalah sayang, lagian kau kan istri pemilik perusahaannya sekarang. Lagian Hyung tau, kau pasti merindukan kolegamu kan?"

"Hmm, baiklah." Ucap renjun menganggukkan kepalanya. Lalu jaeminpun menjalankan mobilnya sembari tangannya menggenggam sebelah tangan renjun.

Tepat disaat itu, mobil haechanpun tiba di sekolah itu untuk mengantarkan jisung lalu keduanya pun turun. Dan masuk kedalam sekolah.

"Jie, belajar dengan baik oke?"

"Ne mommy."

"Bagus, anak pintar."

"Mommy, bisakah nanti Daddy ikut menjemput jie?"

"Hmm, akan Mommy usahakan. Oke?"

"Hmm, mommy hati-hati."

"Pasti sayang." Ucap Haechan tersenyum lalu diapun melambai pada jisung yang masuk kedalam kelasnya.













At. Na corp.

Jaemin dan renjun masuk dengan semua karyawan yang membungkuk pada keduanya. Hingga mereka berada di dalam lift.

"Hyung?"

"Hmm?"

"Hyunjin Hyung kapan akan meminta cuti, Seungmin akan segera melahirkan."

"Nanti akan Hyung tanya oke?"

"Ne." Angguk renjun.

Ting!

Keduanya sampai dilantai paling atas dan langsung disambut oleh Hyunjin selaku asisten jaemin. Lalu keduanya masuk kedalam ruangan jaemin.

"Hyung?"

"Ne?"

"Apa aku bisa ke tempat aku bekerja dulu?"

"Hmm, hati-hati mengerti. Jika terjadi sesuatu katakan padaku."

"Ne." Angguk renjun lalu diapun keluar dan bertatapan dengan Hyunjin yang bingung.

"Kau akan kemana lagi renjun?"

"Aku merindukan teman-teman ku. Bye Hyung." Ucap renjun gembira lalu memasuki lift, Hyunjin senang melihat kegembiraan adik sepupunya itu. Karena selama ini adiknya sudah cukup menderita.

"Segera keruangan saya."

Hyunjin yang mendengar perintah langsung masuk kedalam ruangan jaemin.

"Iya Presdir Na."

"Kapan kau akan cuti Hyunjin? Istrimu akan melahirkan bukan?"

"Aku akan cuti dua hari lagi jaemin."

"Aaa, baiklah. Apa jadwalku hari ini? Karena aku harus menjemput anakku nantinya."

"Hanya menandatangani berkas karena kemarin kau jatuh sakit. Jadi, itu semua yang perlu ditandatangani." Ucap Hyunjin menunjuk tumpukan berkas diatas meja jaemin.

"Aaa, ini akan sangat melelahkan sekali"

"Sejak kapan kau seperti ini?"

"Sejak aku punya istri dan anak. Sudah sana keluar." Kesal jaemin tapi tetap dengan wajah datarnya. Hyunjin hanya mendengus lalu diapun keluar dari ruangan itu.








Ting!

Renjun sampai di lantai tempat divisinya sebelum dia berhenti berada. Diapun mendekat pada semua orang yang sedang asyik mengerjakan tugas-tugas milik mereka masing-masing.

"Hai Na Kyung?" Sontak saja semua yang ada di tempat itu kaget dan langsung membungkuk pada renjun.

"Kalian tak perlu melakukannya. Lagian, aku merasa canggung." Ucap renjun.

"Bagaimana mungkin bisa kami tidak melakukannya nyonya Na." Ucap na Kyung, jujur saja dia merasa dikhianati begitu pula dengan somi.

"Mianhe. Na kyung-ah, jangan marah lagi padaku hmm?" Ucap renjun membujuk wanita yang sangat baik dengan anaknya itu.

"Aku kesal padamu." Ketus Na Kyung lalu melanjutkan pekerjaannya.

"Na kyung-ah, aku tidak bermaksud membohongimu, tapi kau Taulah ini semua terpaksa."

"Aku bahkan memaki-maki ayah dari anakmu itu, apa kau mau aku di pecat hah?! Apa jangan-jangan kau mengadu pada Presdir Na."

"Tidak, aku tak akan melakukannya Na Kyung, lagian aku juga senang berteman dekat denganmu sebagai Huang Renjun kolega mu, bukan sebagai nyonya Na."

"Kau senang, aku hampir saja di pecat karena itu."

"Mianhe."

"Pantas saja Presdir Na selalu menyetujui semua perkataanmu orang kau istrinya."

"Tapi, kau senang bukan karena dapat bonus? Itu aku lakukan untuk kalian semua." Dan yang lainnya bersorak kecuali Na Kyung yang masih sangat kesal pada renjun.

Drrtt...Drrtt....

Renjun melihat ponselnya yang tertera nama Yeri kakak iparnya.

"Aku akan telpon sebentar." Ucap renjun lalu menjauh.

"Hallo—"

"Kau dimana renjun? Kata bibi kwon kau ikut dengan jaemin kekantor. Apa itu benar?"

"Ne."

"Kenapa dia mengajakmu. Dasar posesif sekali dia." Kesal yeri.

"Itu karena kemauan ku noona, lagian aku juga bosan jika hanya sendiri di rumah walaupun ada maid dan bodyguard."

"Baiklah, aku akan kesana sekarang. Kau tunggu diruangannya. Kita akan jalan-jalan bersama."

"Tapi noona."

"Aku tak terima penolakan." Lalu panggilan itu berakhir begitu saja. Renjun hanya memaklumi kakak sepupunya itu yang benar-benar sangat menyayanginya dan dia tak bohong kalau rasanya sangat hangat. Sejak dulu inilah yang selalu dia inginkan. Dan dia sangat bersyukur karena mendapatkan semuanya setelah menjalani kehidupannya yang sangat sulit bersama anaknya.

























⏹⏹⏹⏹

My Papa Na (jaemren ft chenle)END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang