Renjun yang telah berada di kantor langsung menuju lantai paling atas dimana atasannya berada diruangan itu. Karena kemarin dia tidak sempat memberikan berkas yang diminta makanya dia akhirnya mengantarkannya sekarang. Dari pada dia harus terkena marahan dari atasannya itu yang menurut semua karyawan sangat mengerikan tapi renjun tidak berbohong kalau dia juga ingin tau bagaimana kemarahan seorang Na Jaemin itu sebenarnya.
Ting!
Lift pun berhenti di lantai paling atas bangunan perusahaan itu dan renjunpun keluar lalu bertemu dengan kakak sepupunya.
"Hyung? Apa Presdir Na ada didalam?" Ucap renjun.
"Dia belum datang jun. Ada apa?" Ucap Hyunjin melihat adik sepupunya itu.
"Aaaa, ini. Aku mau memberikan proposal soal rapat kemarin. Tadinya aku ingin memberikan kemarin, tapi tidak jadi karena kau juga Presdir Na tidak ada ditempat." Ucap renjun.
"Aaa, yasudah kemarikan saja. Nanti akan aku sampaikan." Ucap Hyunjin dan renjun pun memberikan proposal itu pada Hyunjin lalu pamit karena pekerjaannya masih sangat banyak sekali.
Tak lama setelah renjun masuk kedalam lift. Liftpun terbuka dan terlihatlah jaemin yang datang dan Hyunjin langsung mengikuti atasan sekaligus sahabatnya itu kedalam ruangannya.
"Tumben kau datang telat jaem." Ucap Hyunjin.
"Aaa, aku ada urusan sebentar tadi." Ucap jaemin datar.
"Kau tidak menemui keponakanku secara diam-diam kan jaem?" Curiga Hyunjin. Jaemin terbatuk mendengar hal itu dan langsung mengatasi keterkejutannya karena Hyunjin bisa tau.
"Apa maksudmu? Tadi aku baru saja mengantarkan keponakanku ke sekolahnya. Jangan asal menebak asisten Hwang." Ucap jaemin datar.
"Terserah saja. Ini proposal dari tuan Huang. Dia ingin mengantarnya kemarin tapi kita sedang tidak ada ditempat." Ucap Hyunjin meletakkan diatas meja atasannya itu.
"Lalu? Kenapa dia tidak berikan saja pada sekretaris Jeon?" Ucap jaemin datar lalu diapun melihat proposal itu.
"Mungkin saja saat itu sekretaris Jeon tidak ada di tempat." Ucap Hyunjin dengan sangat malas.
"Panggil dia kemari. Aku ingin dia menjelaskannya sendiri padaku." Ucap jaemin datar.
"Ntah ingin adikku itu menjelaskannya sendiri ntah karena kau ingin berdua dengannya." Gumam Hyunjin pelan.
"Kau berbicara denganku asisten Hwang?" Ucap jaemin menatap Hyunjin.
"Tidak jaem. Ah, maksudku presdir na. Dan aku ingin mengatakan satu hal lagi, kalau kau masih mencintai adik sepupuku cepatlah bertindak. Aku sudah tidak mampu melihat renjun kesulitan dan chenle kekurangan kasih sayang dari sosok ayah." Ucap Hyunjin lalu keluar dan jaemin hanya terdiam karena sepertinya percuma saja jika dia harus menyembunyikan semuanya dari sahabatnya itu karena sahabatnya itu lebih peka dari siapapun.
Renjun yang baru saja mendudukkan pantatnya disebelah na Kyung yang sedang bekerja langsung mendapatkan telpon.
"Hallo?"
"Segera keruangan Presdir Na. Dia memanggilmu tuan Huang."
"Baik, asisten Huang." Dan renjunpun menutup telpon yang ada di mejanya lalu berdiri kembali hingga na Kyung melihat padanya.
"Kau disuruh kelantai keramat itu lagi ya?" Ucap na Kyung yang jujur saja tidak akan sanggup karena tatapan tajam dari atasannya itu.
"Hmm. Aku duluan." Ucap renjun lalu diapun pergi menuju ruangan sang atasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Papa Na (jaemren ft chenle)END✔
Fiksi PenggemarHuang Renjun tidak pernah memikirkan mengenai suami karena dalam hidupnya dia hanya memikirkan anak satu-satunya Huang Chenle tapi dia tidak bisa pungkiri kalau sepertinya anaknya itu menginginkan seorang ayah. bertepatan saat itu, atasannya Na Jaem...