Sepulangnya dari cafe jaemin terus memperhatikan renjun yang hanya diam bahkan tak ada niat untuk beranjak dari depan meja rias itu, hingga jaemin mendekat dan menyentuh pundaknya.
"Hyung?"
"Kenapa injunie?" Ucap jaemin tersenyum.
"Tidak Hyung, bukan apapun." Ucap renjun menggelengkan kepalanya.
"Kau serius?"
"Tentu saja." Ucap renjun tersenyum.
"Baiklah, kalau begitu ayo kita segera tidur." Ucap jaemin lalu diapun menggendong renjun ala koala ke tempat tidur mereka dan saling memeluk satu sama lainnya diatas tempat tidur.
"Hyung?"
"Hmm." Ucap jaemin sembari mengelus kepala istrinya itu.
"Semuanya akan baik-baik saja bukan Hyung?" Dan jaemin seketika langsung tau kalau renjun pasti memikirkan soal pertemuan mereka tadi dengan Mark, dimana ada jeno disana.
"Hmm, semuanya akan baik-baik saja. Percayakan saja semuanya pada Hyung, kamu, dan lele tak akan kenapa-napa selama ada Hyung." Ucap jaemin dan renjun hanya memeluk lebih erat jaemin sembari menikmati aroma tubuh suaminya itu dan memejamkan matanya sedangkan jaemin sedang berpikir untuk kedepannya karena dia sangat mengenal jeno, dia tak akan menyerah dan jaemin tak mau apapun terjadi, apalagi kalau sampai jeno menyakiti kedua orang yang berharga baginya. Maka dia tak akan tinggal diam.
Sementara itu di mansion Lee, terlihat Haechan dan jeno yang lagi-lagi pisah kamar, Haechan sebenarnya tak mengerti, tapi dia juga tak bisa memaksa jeno untuk betbicara karena nyatanya jeno tak ingin membahas apapun sama sekali.
"Kenapa jeno hyung? Kenapa kau berubah padaku dan jisung? Aku tak mengerti dengan sikapmu Hyung." Gumam Haechan pelan sembari meneteskan airmatanya dan berharap jeno akan kembali bersikap seperti semula padanya. Karena hanya itu yang bisa dia harapkan saat ini, kalaupun pada akhirnya pernikahan mereka tak bisa diselamatkan, jeno setidaknya harus berpikir mengenai jisung, karena Haechan tak akan bisa membawa jisung bersamanya, karena sejak awal jisung adalah keponakan jeno, anak dari mendiang kakak jeno bukan anak mereka.
________________
Seminggu telah berlalu dan hari ini adalah hari dimana jaemren dan chenle akan pergi ke china dan hari dimana mark akan menikah. Sekarang ketiganya sedang berada didalam kamar jaemren bersama chenle yang sedang memeluk boneka lumba-lumba miliknya dengan balutan baju hangat sedangkan renjun sedang memasukkan pakaian mereka bertiga dibantu oleh jaemin.
"Kita benar-benar akan pergi kan hyung?"
"Hmm. Apa kau merasa kita harus datang ke acara itu?" Ucap jaemin menatao renjun.
"Tidak Hyung, aku tak siap." Ucap renjun dan jaemn hanya tersenyum sembari mengelus kepala istri munhilnya itu.
Di lantai bawah.
Terlihat Yeri dan Hua telah tiba untuk mengajak ketiganya pergi ke acara pernikahan Mark, tapi saat sampai ketiganya malah melihat bibi kwon sudah siap dengan barang bawaan ntah kemana.
"Bibi mau kemana?" Ucap Yeri.
"Ini nyonya, tuan dan nyonya mengatakan kalau kami akan berangkat ke China hari ini." Ucap bibi kwon.
"Hari ini? Tapi kenapa?"
"Karena ini sudah rencana tuan dan nyonya." Ucap bibi kwon lalu ketiganya melihat jaemren dan chenle turun dari lantai dua mansion itu.
"Lele "
*Noona." Ucap chenle tersenyum senang begitu pula dengan hua.
"Kalian akan ke China hari ini na jaemin?"
*Iya noona."
"Kenapa harus hari ini? Kalian ingatkan hari ini ada undangan."
"Kami tak akan pergi noona. Lagian renjun tak nyaman jika harus menghadiri pernikahan itu." Ucap jaemin.
"Kau benar, tapi kenapa tak mengatakan apapun pada noona sebelumnya."
"Aku lupa noona. Mian." Ucap jaemin dan yeripun memegang bahu renjun.
"Semoga kalian sampai dengan selamat ya. Nanti kalau sudah sampai langsung kabari noona, oke?" Ucap Yeri.
"Ne noona." Ucap renjun menganggukkan kepalanya.
"Noona, ini kado untuk Mark Hyung dan istrinya. Tolong sampaikan permintaan maaf kami." Ucap jaemin memberikan bingkisan itu pada Yeri.
"Baiklah, noona akan sampaikan. Kalian semua hati-hati dijalan " Ucap Yeri dan jaemren hanya mengangguk lalu mereka berempat pergi dengan diantarkan oleh supir pribadi mansion itu.
Di tempat acara Wedding.
Jeno terus menatap tamu undangan yang datang dengan harapan kalau renjun akan datang, karena ini adalah saat yang tepat untuk bicara dengan renjun tanpa diganggu oleh jaemin ataupun Haechan. Karena tak akan ada yang sadar. Haechan menatap bingung suaminya itu,karena dia seperti mencari seseorang, lalu haechanpun mendekat.
"Hyung?" Jeno lantas melihat kearah Haechan.
"Apa kau sedang mencari seseorang Hyung?* Ucap Haechan.
"Ne, Hyung sedang menunggu jaemin." Ucap jeno malas. Dan haechan hanya bisa menghembuskan nafas beratnya karena kelakuan suaminya itu. Hingga keduanya menatap yeri dan hua yang datang.
"Noona? Hanya kalian berdua?" Ucap Haechan sembari tersenyum.
"Iya Haechan, soalnya jaemin, renjun dan chenle harus pergi ke china."
"Mereka ke China hari ini noona?" Ucap jeno sedikit kaget.
"Ya, karena sudah di jadwal jauh-jauh hari, makanya mereka tak bisa mengatur ulang jadwal lagi, aku juga akan mengatakan permintaan maaf keduanya pada Mark." Ucap Yeri.
"Aaa, baiklah noona. Aku juga mengerti." Ucap Haechan tersenyum sedangkan jeno hanya diam saja dengan wajah yang berusaha menahan amarah.
"Sialan kau Na Jaemin " batinnya. Sembari mengepalkan kedua tangannya disisi kiri dan kanannya.
⏹⏹⏹⏹
KAMU SEDANG MEMBACA
My Papa Na (jaemren ft chenle)END✔
Fiksi PenggemarHuang Renjun tidak pernah memikirkan mengenai suami karena dalam hidupnya dia hanya memikirkan anak satu-satunya Huang Chenle tapi dia tidak bisa pungkiri kalau sepertinya anaknya itu menginginkan seorang ayah. bertepatan saat itu, atasannya Na Jaem...