Sweet 18

5.1K 453 4
                                    



Setelah Hyunjin pulang, Yeri pun datang dan langsung melihat kondisi jaemin. Sebenarnya dia tidak cemas pada adiknya itu tapi pada keponakan imutnya yang jadi ikut sakit karena jaemin.

"Jadi noona kesini hanya untuk melihat keadaan anakku?" Ucap jaemin kesal. Sedangkan renjun sedang membuatkan minuman untuk Yeri, sebenarnya dia bisa menyuruh bibi, tapi tidak dia lakukan selagi dia bisa.

"Menurutmu? Karenamu keponakanku sakit. Kau benar-benar sangat menyebalkan." Kesal yeri sembari mengelus kepala chenle yang saat ini sedang tertidur dengan nyaman di ruang tengah.

"Aku tidak tau kalau akan sakit seperti ini noona. Lagian kau Taulah aku." Ucap jaemin.

"Karena itulah kau harus perhatikan kesehatanmu. Karenamu keponakanku sakit." Ucap Yeri.

"Baiklah, aku mengerti." Ucap jaemin menundukkan kepalanya. Disaat bersamaan renjun yang datang membawa segelas tea.

"Ini noona." Ucap renjun.

"Maksih renjun, kau jauh-jauh saja darinya." Ucap Yeri.

"Ne?" Bingung renjun.

"Apa maksud noona?" Kesal jaemin.

"Dari pada renjun juga ikut sakit, lebih baik dia menjauh darimu." Ketus Yeri.

"Itu keterlaluan noona." Kesal jaemin.

"Aku tidak perduli, kau duduk disini saja renjun." Ucap Yeri menahan renjun.

"Baik noona." Ucap renjun yang tidak bisa melakukan apapun.

"Kau menyebalkan noona. Sudah sana jemput keponakanku." Kesal jaemin.

"Aku akan menjemputnya satu jam lagi. Sudah jangan merengek begitu. Kau tidak pantas seperti itu." Ketus Yeri.

"Noona." Kesal jaemin.

"Sssttt. Nanti anakmu terbangun." Ucap Yeri sembari mengelus kepala chenle yang tidur tanpa perduli gangguan disekitarnya. sedangkan renjun hanya tersenyum melihat pertengkaran kedua orang itu. Dia benar-benar merasakan sebuah keluarga saat ini.

Drrtt...Drrtt...Drrtt....

"Noona aku angkat telpon dulu." Ucap renjun.

"Hmm, gunakan saja waktumu." Ucap Yeri tersenyum. Dan renjun hanya mengangguk lalu menjauh dari kedua orang itu.

"Hallo Haechan? Ada apa?"

"Bisa kita bertemu renjun. Aku ingin cerita denganmu." Ucap sang penelpon, Haechan.

"Aku tidak bisa Haechan, Nana Hyung sedang sakit dan lele juga ikut sakit "

"Mereka sakit? Apa aku berkunjung saja ke sana?"

"Tapi?"

"Aku akan berkunjung kalau begitu." Ucap Haechan lalu mematikan ponselnya.  Renjun menjadi cemas pasalnya dia tidak mau bertemu jeno lagi setelah tadi malam dia hampir saja kehilangan anaknya. Walaupun dia tidak akan pernah kehilangan chenle tetap saja dia takut untuk bertemu dengan jeno.

Jaemin yang masih bersama dengan Yeri akhirnya pergi menyusul renjun karena merasa istrinya sudah sangat lama dan belum juga kembali. Sedangkan Yeri hanya membiarkan saja karena asyik memandangi wajah menggemaskan milik chenle yang ntah kenapa bibir, hidung bahkan matanya menyerupai adiknya. Padahal mereka jelas bukan ayah dan anak kandung, dan Yeri hanya menganggap kalau ini adalah takdir keduanya.

Jaemin melihat renjun yang hanya diam di balkon lalu diapun mendekat dan melingkarkan tangannya pada pinggang ramping renjun. Renjun sedikit kaget tapi berhasil tenang kembali.

"Ada apa injunie?"

"Tidak Hyung. Aku hanya takut." Ucap renjun pelan tapi masih bisa didengar oleh jaemin. Jaemin lantas melepaskan pelukannya dan diapun membalikkan tubuh istrinya agar menghadap padanya.

"Apa yang kau takutkan sayang? Kalau ini mengenai chenle semuanya sudah beres. Tidak ada yang perlu ditakutkan lagi." Ucap jaemin.

"Aku tau, tapi tadi haechan menghubungiku. Katanya dia akan berkunjung kemari. Aku tidak mau bertemu jeno Hyung, aku takut Hyung." Ucap renjun.

"Tidak masalah sayang. Ada aku. Kau tenang saja, semuanya akan baik-baik saja." Ucap jaemin sembari memeluk renjun dan renjun hanya mengangguk dalam pelukan hangat suaminya dan berharap tidak akan terjadi apapun.































⏹⏹⏹⏹

My Papa Na (jaemren ft chenle)END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang