Chapter 6

8.2K 585 44
                                    

Hallo semua

Buat kalian, terima kasih sudah membaca cerita aku yang ini☺

Semoga suka selalu😈

Happy Reading⚔

☠☠☠

Bel pulang berbunyi. Semua siswa maupun siswi meninggalkan kelas nya masing-masing. Dan yang tersisa hanya murid yang piket hari itu. Sial nya lagi, Morela dan Mirela yang kena. Mau tak mau dua gadis itu membersihkan kelas mereka.

Morela mengelap keringat nya yang berjatuhan. Tinggal sedikit lagi tugas mereka selesai.

Beberapa menit kemudian kelas bersih. Mereka berdua siap-siap untuk pulang. Sebelum itu, Mirela mengajak Morela menemani nya ke kantin untuk membeli minuman karena haus.

Melewati beberapa kelas yang masih tersisa murid nya. Lalu mereka berdua berhenti di depan toilet wanita saat mendengar teriakan seorang gadis.

Bertatapan beberapa saat. Kemudian Morela menyuruh Mirela untuk mengintip apa yang terjadi sebenarnya.

"A-ampun kak." Lirih seorang gadis. Suara dentuman keras, pukulan, teriakan menjadi satu. Morela mengepalkan kedua tangan nya.

Brak'

Pintu toilet terbuka lebar. Menampilkan satu gadis di gerombongi tiga gadis lagi. Seorang gadis itu tampak meminta tolong kepada Morela.

Lantas ketiga gadis itu menatap orang yang membuka pintu tersebut. Salah satu dari mereka menatap sinis seraya bersedekap dada.

"Mau apa lo? Mau ikut campur? Mending gak usah deh, gue takut lo berdua sama nasib kayak dia!" Tunjuk Teresa kepada gadis yang terduduk letih di depan mereka.

"Hah? Apa? Sama nasib." Beo Mirela. "Sebelum lo bikin kita sama nasib kayak dia. Hidup lo yang akan gue buat menderita." Lanjut Mirela dengan seringai sinis.

"Oh ya." Teresa berjalan mengelilingi badan Mirela. "Lo murid baru kan? Harus nya lo tau, yang lo hadapin sekarang seorang pembully handal." Ucap Teresa sombong.

"Gitu doang? Gak bikin mental gue ketar ketir kali." Morela mendecih.

"Kayak nya, lo berdua memang minta di kasih pelajaran ya." Teresa hendak mencengkeram dagu Mirela tapi sebelum tangan kotor Teresa menyentuh wajah nya. Mirela menampar pipi Teresa hingga biru.

"Auhhh." Teresa menyentuh pipi nya yang sakit. Kemudian mata nya menatap Mirela dengan sorot mata tajam.

"Opi, Wendy! Jangan diem lo berdua cepat bantu gue ngabisin dua bocah sialan itu." Suruh Teresa. Wajah nya memerah padam.

"Siap bos."

"Ckck, mau aja lo di suruh sama ikan teri." Ejek Morela.

"Apa lo bilang?! Cepat habisin dia. Bunuh kalo bisa sekalian. Berani-berani mereka berdua ngejek gue begitu." Balas Teresa tak terima.

Morela dan Mirela berdiri santai. Tetapi sorot mata nya menatap Teresa berserta anak buah nya dengan tatapan dingin menusuk hingga jantung, ke ginjal, ke paru-paru, ke usus.

TWO M MAFIA GIRL'S [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang