Chapter 26

4.4K 306 0
                                    

Markas Devil Black sangat ramai. Berkumpulnya anggota inti di lantai dua, sedangkan  lantai satu sudah di penuhi oleh anggota lain dengan segala aktivitas masing-masing.

"Anjay cakep banget gue." Gabrian berjalan maju mundur sambil merapikan rambut nya ke samping. Jas baru ia beli tadi sore, ia kenakan.

"Kayak jamet facebook lo, Gab. Sumpah deh." Sahut Dean tertawa keras.

"Kan pernah jadi alumni." Tambah Maxim lagi.

"Bilang aja lo pada iri gak secakep gue. Liat si Felix diem-diem bae, pasti lagi muji gue dalam hati." Gabrian menaikkan satu alis nya menggoda Felix.

"Najis."

"Sekate-kate lo ngomong langsung nusuk ke jantung gue, Lix." Gabrian menggeleng-geleng kepala nya. "Ternistakan mulu gue di sini."

"Lo emang paling enak di bully." Ujar Maxim, mematikan ujung rokok nya yang masih menyala.

"Kasian banget gue. Tanpa lo pada sadari gue adalah pelengkap dalam hubungan ini. Tanpa ada gue kalian pasti bakal kesepian."

"Najis." Jawab Maxim, Dean dan Felix.

Gabrian terlonjak, mengusap dada nya. "Kekuatan lo bertiga ngatain gue gak ada habis nya ya."

"Iya, Gab. Entah kenapa setiap kali liat muka lo bawaan nya esmosi mulu." Jawab Dean.

"Emosi." Koreksi Maxim.

"Sorry, mulut gue typo."

Suara ponsel Felix berbunyi. Cowok itu menatap layar hp nya, ada nama mama nya Maxim tertera di sana.

"Emak lo nelpon, angkat ga?" Tanya Felix.

"Gak usah. Pasti di suruh pulang." Jawab Maxim. Cowok itu tidak ingin pulang sekarang, ia lebih betah berlama-lama di sini bersama teman nya.

"Angkat, kali aja penting." Sahut Dean.

"Gue kata gak usah! Gue retakin hp Felix, kalo lo pada berani angkat." Ancam Maxim.

"Udah diemin aja. Setan nya Maxim udah keluar." Bisik Gabrian. Dean terkikik sambil menutup mulut nya.

"Hm, Dean. Gabrian." Ucap Maxim dengan pelan. "Lo berdua belum pernah gue lempar ke jurang hng?"

"Ampun bos." Dean dan Gabrian menangkupkan tangan nya sambil menunduk. Seperti Maxim sedang berada dalam mode serius nya.

Maxim tidak menjawab. Ia mengambil botol wine nya di lemari khusus penyimpanan. Ketika ingin meneguk air dari botol tersebut suara tembakan dari luar menghentikan pergerakan Maxim.

Lantas botol wine yang berada di tangan nya, ia hempaskan. Dengan cepat Maxim berlari ke lantai bawah di ikuti oleh ketiga teman nya.

"Lewat lift!" Teriak Gabrian heboh.

"Kelamaan goblok! Lewat tangga darurat aja." Sahut Felix.

"Benar juga ya. Gue panik banget gila, ada apa sih?" Tanya Gabrian seraya berlari mengikuti Maxim ke bawah.

"Serangan mendadak." Ucap Maxim tiba-tiba.

Sesampai di lantai satu. Anak buah Maxim sudah berususun dengan rapi.

TWO M MAFIA GIRL'S [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang