Chapter 38

3.4K 252 10
                                    

Hentakan high heels dari seorang gadis terdengar saat memasuki sebuah bar. Morela menatap sebagian orang yang sudah ia ajak bekerja sama untuk melancarkan aksi balas dendam nya. Tentu saja ada jaminan nya. Hahaha.

Morela mendatangi bertender wanita, dan memesankan dua minuman yang selalu menjadi menu utama ketika mendatangi tempat ini.

Morela duduk dengan satu kaki ia letakkan di atas kaki satu nya. Sembari menunggu kehadiran seseorang.

"Hai." Maxim datang dengan kemeja hitam, Morela menyambut Maxim dengan gembira.

"Silahkan di minum, Max."

Maxim tidak menyentuh gelas tersbeut,  cowok itu justru menatap sekitar nya. Morela pun di buat bingung oleh kelakuan Maxim.

"Kenapa, Max?" Tanya Morela.

"Mana kejutan nya?" Tagih Maxim tak sabaran. Sama, Morela pun tak sabar, tetapi ia harus melakukan rencana nya dengan halus dan tidak terburu-buru.

"Minum dulu, Max." Maxim tersenyum lalu mengangguk.

"Hm." Maxim berdehem pelan. "Gue mau mati, Ela." Ucap Maxim dengan mata menyiratkan kesenduan.

Jangan mati dulu, Max. Gue belum sempat balas dendam, bajingan.

"Kenapa?"

"Gak ketemu lo dua hari bikin gue mau mati. Sekarang gue hidup kembali." Morela menyerit datar.

Maxim tertawa seraya meminta rokok kepada seseorang. Maxim menghidupkan rokok tersebut kemudian menghembuskan nya perlahan.

Morela terbatuk-batuk. Maxim telah meracuni hidung mancung Morela dengan asap mematikan itu.

"Eh, Ela. Gue gak tau lo gak tahan asap rokok." Maxim panik.

"Parah banget lo, Max. Uhuk!" Maxim mengibaskan asap tersebut dengan tangan nya, guna menjauhkan asap itu dari hidung Morela.

Morela mengusap hidung nya dan mata nya. Maxim sialan! Cowok ini memang harus di beri pelajaran.

"Maaf, Ela." Ucap Maxim.

"Lo mau bikin gue mati, hah?"

"Gak mana mungkin gue mau matiin cewek yang gue sayang."

Morela sekarang mengerti kenapa Mirela lebih dahulu tahu perasaan kembaran nya sendiri.

Morela menatap tajam Maxim. Lalu meminum win di gelas kecil. Morela membuang wajah nya ke samping. Apa an nih rasa nya, gak enak banget. Tetapi Morela tetap meminum itu.

"Jangan banyak-banyak minum nya nanti mabuk."

"Hm." Morela mengangguk.

"Lo mau kejutan dari gue kan, Max?" Tanya Morela sembari mengusap wajah tampan cowok itu. Maxim tertegun lalu mengangguk ragu.

"Habisin wine ini, baru lo dapat kejutan dari gue."

Demi kejutan Maxim rela mabuk berat, ia menegak dua botol wine hingga tandas. Dan sekarang Morela tersenyum miring, melihat Maxim terkulai lemas di samping nya.

Apakah ini saat nya?

"Mau berdansa bersama ku nona?" Tanya Maxim menyeringai. Masih sempat-sempat nya mengajak Morela berdansa walaupun diri nya setengah sadar.

"Tentu tuan." Jawab Morela.

Maxim menuntun Morela menuju lantai dansa. Cowok itu memegang pergelangan Morela dengan lembut.

Berada di tengah-tengah lantai dansa. Maxim memegang pinggul Morela dengan satu tangan nya. Tangan nya yang satu lagi ia letakkan di bahu Morela. Gadis itu juga melakukan hal sama kepada Maxim.

Suara musik mengalun indah. Maxim menatap manik mata gadis itu dengan tatapan nya yang sendu.

Morela agak kesusahan bergerak Ke sana kemari. Karna ia tidak pernah berdansa, gerakan yang Morela berikan sangat kaku bak patung.

"I love you, Ela." Ucap Maxim menarik Morela dalam peluk nya. Morela sempat menolak tetapi Maxim memaksa.

"Gue cinta sama lo. Cinta banget."

Setelah itu Maxim tumbang di pelukan Morela.

Morela tersenyum sinis. Menatap Maxim yang tertidur di pelukan nya. Wajah damai Maxim saat tertidur membuat Mirela mengingat satu hal.

Segera Morela menggeleng kepala nya. Menghancurkan pikiran aneh yang ada di otak nya.

Morela mengangkat dua jari nya tinggi-tinggi. Tak lama, datang dua orang berbadan besar. Mereka membopong tubuh Maxim, dan memasukkan nya ke dalam mobil Morela.

Masuk ke dalam mobil, lalu mengambil sebuah botol kecil yang berisikan air bening di dalam nya dan sebuah suntikan.

Sudut bibir Morela terangkat tipis. Serum yang ia buat lima bulan yang lalu akhirnya jadi dengan sempurna. Serum yang dapat melumpuhkan pikiran seseorang tanpa ada penawar apapun yang dapat mengobati.

Maxim hilang ingatan. Dan Morela memanfaatkan semua ini, Maxim akan menuruti semua perintah nya tanpa bantah.

Menghancurkan keluarga sendiri dengan kedua tangan sendiri itu sangat lah hebat.

Apakah permainan ini akan berakhir dengan yang mereka inginkan?

Morela mencengkeram tangan kiri Maxim. Suntikan yang berada di tangan nya akan segera memasuki tempat dimana seluruh serum akan bekerja begitu cepat.

Saat jarum suntik hendak mengenai kulit Maxim. Sebuah tangan besar dan kekar menahan benda itu.

Morela terbelalak. Tangan gadis itu bergetar, senyum iblis yang tadi terlihat kini berubah menjadi senyum penuh ketakutan.

"Max..? Lo..?"

⚔⚔⚔

Pls akhirnya bsa update, hahaha. Walaupun agak GJ, tapi gapapa:D


TWO M MAFIA GIRL'S [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang