Chapter 41

3.5K 257 9
                                    

Suara notifikasi masuk di hp nya membuat Mirela segera membuka pesan yang dikirim seseorang lewat e-email tanpa nama pengirim yang jelas.

Mirela sudah menduga jika orang yanc mengirimkan pesan tersebut, orang yang sama dengan waktu yang lalu. Kalo tidak salah HxUitZ4, bukan sih?

"Sial, sial. Mau apa sih nih orang." Gerutu Mirela.

Belajar dari masa lalu Mirela tidak akan sembarang untuk mengikuti ajakan dari pesan tersebut. Mengingat laptop nya yang mati total tersebut akibat olah orang yang sama.

Dan kebetulan Morela masuk kedalam kamar mereka. Ia melihat kembaran nya duduk di atas kasur dengan wajah tegang, Morela mendekati Mirela.

"Kenapa, La. Ada masalah?"

Mirela mengangguk, menunjuk layar laptop nya. "User name, ini yang ngirim link di e-email fake gue. Yang buat laptop gue mati total waktu di LA." Jelas Mirela, sedikit kesal sih.

"Ini ya?"

"Coba lo pencet aja pesan yang dia kirim." Suruh Morela.

"Eh gila ya lo? Lo mau laptop gue rusak yang kedua kali nya, ha?" Jawab Mirela marah.

"Ck, pencet aja gu jamin gak bakal kenapa-napa kok."

Karena Morela memaksa Mirela agar membuka pesan dari orang misterius itu. Mau tak mau Mirela harus mengorbankan laptop nya.

HxUitZ4

Hi, twins

How are you?

"Tuhkan kata gue gak kenapa-napa juga. Cuman nanyain kabar doang, sok kenal juga." Cibir Morela.

"Heem, orang iseng mungkin ya yang gangguin kita?" Tanya Mirela. Morela mengangguk membenarkan. Tidak heran sib jika akun fake Mirela sering di terror oleh pengguna iseng lainnya.

Ting!

HxUitZ4

Jangan berani meremehkan kami bocah ingusan, atau kami akan membuat layar laptop mu hancur

Kembali lagi, user name itu mengirimkan pesan kepada Mirela dengan kata-kata ancaman yang menakutkan. Harus nya mereka tidak takut karna itu hanya sebuah ancaman, tetapi benar adanya. Dalam sekejab layar laptop Mirela mati. Beberapa menit kemudian menyala, menampilkan potongan vidio berdurasi  enam menit. Di mana dalam vidio tersebut ada sebuah gambar rumah besar persis seperti rumah mereka yang di LA. Berwarna hitam putih seperti jepretan gambar menggunakan kamera zaman dulu.

Entah kenapa kedua nya menjadi merinding melihat itu. Mirela menutup laptop nya, lalu menjauhkan nya ke bawah kolong tempat tidur miliknya.

"Gue takut, Ela." Ucap Mirela lirih.

"Sekarang gue percaya, kita benar-benar sedang di teror." Lalu Morela berhenti bernafas sejenak. Memegang kepala nya, ia seperti mengingat sesuatu.

"Gue perlu bantuan Maxim. Kata dia kita berada di incaran musuh yang sama. Bisa jadi Maxim juga di teror sama mereka." Lanjut Morela. Bukan ide yang buruk, mengingat mereka sekarang sedang menjalin hubungan kerja sama yang saling menguntungkan.

TWO M MAFIA GIRL'S [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang