Chapter 50

3.8K 255 6
                                    

Pesta kapal akan di mulai dalam dua jam lagi. Tetapi Morela dan Mirela telah berdiam disitu dua puluh menit yang lalu. Mereka meletakkan mobilnya jauh dari dermaga.

Pantai Abrta yang kini terlihat indah akan di sulap menakutkan beberapa jam lagi.

Maxim telah tiba bersama tiga temannya. Sedangkan anak buah nya, ia suruh berjaga-jaga dari jarak yang lumayan jauh.

Sembari menunggu yang lain datang, Maxim memberikan sebuah map yang yang bergambar kapal. Yaitu kapal pesiar besar yang dijadikan pesta kapal.

Maxim harus memberitahukan letak-letak dimana posisi mereka. Bukan apa, hanya saja Maxim takut jika mereka tersesat dan musuh lebih mudah mengambil satu dari bagian mereka. Maka dari itu, Maxim menjelaskan semua yang ia gali dari pergelaran pesta kapal.

"Semua pembisnis besar di undang." Ucap Maxim. Pusing, ia mengambil sebilah rokok." Terutama kakek lo berdua." Maxim menunjuk Morela dan Mirela dengan rokok nya yang berasap.

Dengan wajah terkejut mereka berdua berucap. "Kakek di undang juga?"

"Gawat gak sih? Gue takut semua peran bakal di ambil sama kakek." Ada hal yang mereka takutkan. Mr. Bre akan menghancurkan orang-orang itu dengan tangan nya sendiri.

"Papa gue juga ada." Ucap Maxim.

"Nanti separo anggota Devil Black Gang  bakal jagain kakek lo, tenang aja." Sahut Dean.

"Dih, lo pikir kakek gue kekurangan bodyguard apa?" Mirela senyum meremehkan.

Dean tahu Mr. Bre bukan lah orang yang mudah di hancurkan. Ia lebih leluasa bermain sendirian daripada di bantu oleh orang-orang nya. Hanya saja si kembar itu sangat posesif, tidak membolehkan kakeknya terluka sedikitpun.

"Atur strategi penyerangan. Dean dan Felix ambil jalur belakang. Jangan dimakan makanan apa yang ada di pesta. Mereka memasukkan racun dalam makanan tersebut." Mungkin itu saja yang Maxim sampaikan.

"Siap kapten." Jawab Morela bersemangat. "Ela sama Maxim ya?" Pinta Morela. Maxim mengangguk, mana mungkin ia bisa menolak Queen nya. Maxim juga bisa langsung menjaga Morela di samping nya.

Entah angin darimana. Maxim berfirasat jika hari ini adalah hari terakhirnya berkumpul bersama keluarga nya, teman-teman nya. Ia harap ini hanya sebatas perasaan aneh nya saja.

Morela mengusap pipi Maxim dengan telunjuk nya. "Jangan berpikir hari ini kita akan kalah." Bisik Morela.

"Nanti perjuangan kita sia-sia." Lanjut nya.

Lagi-lagi Maxim mengangguk patuh. "Setelah semua nya berakhir gue rasa nya pengen nikahin lo deh." Ucap Maxim.

"Heh! Masih di bawah umur!" Protes Morela tak terima. Bisa-bisa nya Maxim berpikiran untuk menikahinya.

"Gue pengen jaga lo dari orang-orang jahat, Ela." Balas Maxim.

"Lo lupa gue bisa apa aja?"

Maxim terkekeh. Apasih yang tidak bisa di lakukan cewek itu.

"Lo aja kemaren hampir mati gue buat." Morela berujar bangga.

Maxim tertawa renyah. Mata nya menyipit sambil menatap depan. Air laut terlihat tenang dimata nya.

Kapal pesiar yang di hias sedemikian rupa telah terlihat orang-orang yang berdatangan.

"Sekarang?" Tanya Mirela.

"Ya!"

☠☠

Kilatan marah berkobar-kobar di mata Mr. Bre bagaimana bisa kedua cucu kesayangan nya harus terlibat dalam masa lalu nya. Yang jadi permasalahan nya sekarang adalah bocah itu ada di pesta kapal yang seharusnya tidak mereka datangi.

Tidak tahu mengapa Mr. Bre terlihat marah sekali tetapi ia melampiaskan semua kemarahan nya dengan meredam nya sendiri.

Jack memberitahukan kakek nya. Morela dan Mirela tidak menyuruhnya. Itu kemauan Jack sendiri. Gadis kembar itu tengah berada dalam lingkaran masalah yang besar.

Dan, malam ini mereka akan bertarung untuk menuntaskan masalah yang ada. Apakah perkelahian bisa membuat masalah selesai? Jawaban nya tidak! Tapi mereka telah hanyut terlalu jauh sampai ke dasar.

"Morela dan Mirela terlalu berani mengambil langkah jauh. Harusnya aku tidak memperbolehkan nya untuk mengetahui dunia luar. Seharusnya mereka aku kurung saja. Dan membiarkan mereka seperti bocah polos dan bodoh. Sayang nya mereka tumbuh begitu cepat dan sangat hebat dalam mempelajari dunia gelap." Gumam Mr. Bre. Memijat pelipisnya. Apakah ia harus menyusul kedua cucunya, ia hanya takut apa yang tidak ia inginkan terjadi.

Lagipula, gadis kembar itu tidak begitu lama mengetahui dunia gelap. Dan tidak terlalu tahu langkah apa yang mereka ambil jika musuh ada di depan mereka. Dan mereka tidak tahu siapa yang hebat memanipulasi keadaan sekitarnya.

Mr. Bre mengetuk tangan nya di atas meja dengan cepat.

Ceklek!

"Selamat malam tuan. Pesta kapal akan dilaksanakan setengah jam lagi." Ucap salah satu pengawal pribadi Mr. Bre.

"Ya, kalian aku tugaskan untuk mengawasi kedua cucuku saja. Bila ada hal yang darurat segera hubungi aku. Kumpul semua orang yang ada." Perintah Mr. Bre tanpa bantahan.

"Siap tuan!" Sahut nya tegas.

Kembali lagi Mr. Bre melamun di meja nya. Ia tidak ingin menampakkan dirinya secara langsung di depan para musuh nya. Tapi sayang nya, undangan pesta kapal tertuju kepada nama nya. Jadi? Ya, mereka—musuh-musuh Mr. Bre sudah tahu dimana keberadaannya.

Mr. Bre tak bisa menyembunyikan identitas nya lagi. Hari ini, bila ada terjadi hal yang buruk kepada kedua cucunya. Ia akan langsung turun tangan.

Ia tidak pengecut. Tetapi, ini belum waktu mainnya.

Mr. Bre baru menyadari ada satu hal yang ia lupa. Tentang Medussa.

☠☠☠

Sabar habis ini😘

TWO M MAFIA GIRL'S [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang