Chapter 30

4.1K 301 2
                                    

Di sini lah si kembar sekarang, di tempat kerja kakek nya. Dua gadis itu sedari tadi tidak mengeluarkan suara nya sama sekali.

"Kenapa bisa berantem kayak gini? Kakek gak ngajarin kalian buat menyakiti sesama saudara masing-masing." Ucap Mr. Bre, dari mata nya, ia berusaha mati-matian untuk sabar walau amarah yang ada di dalam hati nya belum sepenuh nya reda.

"Ila yang duluan kek." Ucap Morela.

"Bukan Ila, kek. Ela yang duluan." Sangkal Mirela.

"Kok gue? Lo lah." Tuding Morela tidak mau di salahkan.

"Lo yang mulai dul—"

"Kakek gak nyuruh kalian debat di sini. Kakek cuman nanya kenapa kalian bisa berantem kayak gini." Potong Mr. Bre cepat.

"Kenapa diem? Jawab pertanyaan Kakek!"

"Gak tau." Ucap kedua nya. Hampir menangis akibat di bentak oleh kakek nya.

Mr. Bre menggeleng frustasi. "Cengeng." Ujar Mr. Bre. "Kalo nangis bukan cucu kakek."

Buru-buru Morela dan Mirela menghapus air mata nya, sebelum jatuh ke bawah.

"Masih gak mau cerita?" Tanya Mr. Bre. Ia tidak sampai hati untuk memarahi kedua cucu kesayangan nya ini.

"Gak tau kek, kita berdua sama-sama salah." Jawab Morela.

"Kalo salah, kenapa berantem? Kan bisa di selesaikan dengan cara baik-baik." Kata Mr. Bre mengusap lembut pucuk kepala si kembar.

"Di antara kita gak ada yang mau mengalah kek, jadi nya begini. Ela juga salah, Ila juga salah." Terang Morela.

Mr. Bre menjawab dengan senyum simpul seraya berkata. "Kalian berdua ini, keras kepala, gak bisa di atur, hobi nya merusuh, suka ganggu orang. Tapi, kalian tetap cucu tersayang kakek."

"Kalo cucu kakek harus nya...?" Tanya Mr. Bre membuat kedua cucu nya bingung, kemudian tersenyum, mengucapkan kalimat yang selalu mereka dengar waktu kecil, apabila berkelahi

"Harus nya saling memaafkan, dan menyayangi, tidak boleh saling menyakiti, dan harus menjaga satu sama lain." Ucap Morela dan Mirela.

Mr. Bre kembali tersenyum lebar. "Morela, Mirela. Ayo minta maaf."

Morela menatap Mirela sambil menjulurkan tangan nya, dengan senang hati Mirela menyambut uluran tangan itu.

"Maaf, Ila."

"Maaf, Ela."

Kedua gadis itu kemudian saling berpelukan satu sama lain. Mereka berjingkrak-jingrak dengan gembira.

"Jangan senang dulu, kakek mau ngasih kalian hukuman."

Lantas pelukan kedua gadis itu terlepas. Mirela dengan wajah memelas nya meminta untuk tidak di berikan hukuman.

Tetapi, Mr. Bre tidak menghiraukan permintaan itu.

"Memang hukuman nya apa kek?" Tanya Morela.

"Hukuman nya adalah..."

☠☠☠

Mirela mengambil jaket nya, lalu mengambil beberapa pistol, senapan angin. Dan peralatan yang ia butuhkan untuk malam ini.

"Gue kira kakek mau jual kita ke luar negeri." Ucap Morela sambil mengikat tali sepatu nya.

"Hukuman nya gini doang mah, mudah banget." Sahut Mirela.

Jadi, hukuman yang mereka dapat adalah, mencari buronan yang sudah lama diincar oleh polisi. Kebetulan, Mr. Bre mendapat kabar bahwa buronan tersebut tengah berada di hotel Flynxi, hotel yang biasa nya menampung para buronan.

TWO M MAFIA GIRL'S [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang