Chapter 21

4.8K 368 0
                                    

Eyoooo pren!

Apa kabar kalian semua? Baik? Alhamdulillah

Sebelum membaca part ini jangan lupa....

Bagusssss!!

Happy Reading :D

☠☠☠

"Permisi." Adel mengetuk pintu ruang kepala sekolah. Lalu masuk ke dalam nya setelah instruksi dari kepala sekolah menyuruh nya untuk masuk.

Adel duduk di samping Morela. Mencubit lengan keponakan nya karena gemas.

"Heh! Gila ya lo?" Bisik Morela pelan.

"Kenapa lo itu selalu nyusahin sih? Gak bikin gara-gara satu hari bisa?!" Adel mengoceh berbisik.

"Nyenyenye, suka-suka gue dong!" Balas Morela santai.

"He'm. Oke, semua nya sudah lengkap di sini. Saya selaku kepala sekolah meminta maaf kepada orang tua Teresa atas terjadi nya perkelahian hari ini." Ucap Pak Botak, duduk di kursi nya. Di depan nya ada kedua orang tua Teresa lalu di sebelahnya yang tak jauh ada Morela dan Adel.

"Tapi pak. Anak kurang ajar ini harus di kasih hukuman yang setimpal karena sudah membuat pipi anak saya luka." Elak Carlos. Papa Teresa mengepalkan tangan nya erat. Menatap Morela dengan tajam. Morela membalas tatapan itu dengan mengejek.

"Iya saya tahu. Jangan gegabah dulu. Saya minta buat nak Morela menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya." Jawab Pak Botak dengan penuh kesabaran.

"Teresa yang mulai duluan pak!" Ujar Morela.

Carlos memukul meja di depan nya. Amarah nya memuncak. Ia tidak rela anak nya di salahkan walaupun sebenarnya memang salah Teresa juga.

"Anak saya tidak begitu ya! Kamu jangan coba-coba memfitnah anak saya!"

"Memang itu kenyataan tuan Carlos yang terhormat. Anak anda yang duluan nyeret saya ke lapangan." Jelas Morela. Tentu saja Carlos masih tak terima anak nya di sakiti. Dan baru-baru ini juga. Ia mendapatkan kabar bahwa ada seorang gadis dari SMA ini yang berani melawan anak gadis semata wayangnya.

"Tapi, kamu harus saya kasih hukuman." Ucap Carlos, setelah terdiam beberapa menit.

"Pak Carlos, jangan main hakim sendiri. Kita bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik. Hanya masalah kecil saja, jangan di besar-besarkan." Terang Pak Botak begitu bijak nya.

"Masalah kecil kata mu!" Berang Carlos murka.

"Bukan begitu."

"Saya bisa saja menarik uang donasi saya di sekolah ini. Jika bapak berani main-main sama saja." Pak Botak diam tak berkutik. Papa Teresa orang kedua yang menyuntik dana terbesar setelah Maxim.

Morela memainkan kuku nya. Belum saat nya berbicara, ia memberikan Carlos menceritakan seberapa besar kekayaan nya.

"Jangan begitu pak Carlos." Mau tak mau, Pak Botak harus berucap demikian.

Carlos mengukir senyum penuh kemenangan. Ia mengusap kumis nya. "Baik kalo begitu, saya minta anak itu di skors selama satu bulan."

TWO M MAFIA GIRL'S [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang