Chapter 22

4.8K 359 5
                                    


Morela di tarik paksa oleh Maxim ke rooftop sekolah. Morela meronta-ronta minta di lepaskan. Saat sudah sampai atas, Morela menendang kaki Maxim hingga cowok itu melepaskan genggaman nya.

"Lo berani banget ya sekarang?" Ujar Morela marah.

"Gue gak pernah takut sama lo." Jawab Maxim seadanya. Cowok itu memasukkan dua tangan nya ke kantong celana abu nya.

"Gak jelas banget. Lo mau apa bawa gue ke sini. Bentar lagi masuk."

Maxim mengangguk paham. Ia juga tau, sepuluh menit lagi, jam pelajaran di mulai. Tapi seperti nya Maxim membawa Morela ke rooftop, karena ingin memberikan kejutan untuk Morela.

"Selow queen. Lo akan tetap aman sama gue." Ucap Maxim.

Morela mendecih sinis. Buang-buang waktu saja berada di sini. Morela membalikkan badan nya untuk turun ke bawah.

Seolah Maxim tidak membiarkan Morela pergi. Cowok itu menarik kembali tangan Morela. Mood Morela sudah buruk. Tanpa basa-basi Morela menggaruk belakang Maxim dengan kuku nya yang tajam.

Otomatis, baju Maxim yang awal nya berwarna putih kini menjadi merah. Beberapa cairan merah kental menetes ke bawah.

Awal nya Morela terkejut, lalu ia mengejek Maxim. "Mampus lo." Morela dengan cepat turun ke bawah setelah mengatakan itu. Tidak ada pertolongan dari nya untuk Maxim.

Maxim mengikuti Morela turun ke bawah. Ternyata luka bekas semalam masih basah dan belum sepenuhnya kering.

Ia berlarian di koridor sekolah. Untuk mengejar Morela, tetapi saat gadis itu masuk ke dalam kelas. Dengan cepat, Morela mengunci pintu kelas nya.

"Eh, Max belakang lo, belakang lo!" Kata Dean setengah berteriak. Niat nya mau ke rooftop juga. Eh pas liat Maxim lari-lari, mana belakang nya banyak darah lagi. Alhasil teman-teman nya pada ngikutin Maxim.

"Uanjir kek sendal bolong lo, Max!" Teriak Gabrian heboh.

Maxim menyapu belakang nya. Memang benar, banyak darah di sana. Seluruh mata tertuju kepada nya, Maxim tak mau ambil pusing, ia berlari lagi menuju parkiran.

"Bolos kang?" Tanya Felix saat masuk ke dalam mobil milik Maxim.

"Bolos aja. Tar gue suruh ketua kelas izinin. Cepat masuk mobil gue." Suruh Maxim, nada nya terdesak sekali.

"Luka lo Max? Kenapa bisa gitu?" Tanya Gabrian kepo sekaligus khawatir.

"Morela." Jawab Maxim pelan seraya fokus menyetir.

"Loh kok bisa?"

"Tau, padahal gue niat nya mau nembak dia pas di rooftop." Jawaban dari Maxim membuat semua nya terperangah kaget, shock.

"Eh gila ya lo! Nyari gara-gara pasti lo jadi sampai di gituin sama dia." Ujar Dean.

Maxim tidak menjawab. Tidak sampai lima menit. Maxim memarkirkan mobil nya ketika sampai di markas nya. Maxim menyuruh Dean untuk menghubungi dokter pribadi nya agar datang ke sini.

"Morela, Morela. Untung gue suka sama lo." Lirih Maxim. Tidak menyangka gadis itu melukai belakang nya yang luka.

Seorang dokter laki-laki datang. Mengobati luka Maxim dengan telaten, sesekali cowok itu berteriak kesakitan saat membersihkan luka nya yang berdarah dengan air.

"SAKITTTT, JANGAN DI SITU. AAAHH PERIH." Jerit Maxim.

"Kata nya lakik." Ejek Dean.

"Gila lo!" Umpat Maxim.

"Luka nya dalam banget ini. Harus di operasi." Ucap dokter itu. Maxim melongo terkejut.

"Hah? Operasi? Jangan ngada-ngada ya dok!" Jawab Maxim sambil melolot.

Dokter itu tertawa puas. "Saya cuman bercanda, jangan banyak gerak. Biar saya cepat obatin luka kamu."

"Di kira lucu apa." Guman Maxim kesal.

☠☠☠

Mansion milik keluarga Bresta saat ini terlihat sepi. Para pekerja sibuk dengan tugas nya masing-masing.

Bangunan besar bernuansa putih di tambah sedikit warna gold di beberapa bagian. Halaman nya sangat luas. Pagar berwarna putih, menjulang tinggi. Hampir setara dengan rumah nya kalo di liat dari jarak dekat.

Tentu saja bangunan sebesar ini mempunyai banyak penjaga nya di mana-mana.

Setiap kali orang lewat di depan bangunan ini, pasti mereka akan mengira bahwa rumah ini tidak berpenghuni. Pasal nya, jika di liat dari depan. Sepeti tidak ada kehidupan di dalam nya.

Padahal Mr. Bre mengatur itu semua. Untuk menjaga keluarga nya dari musuh-musuh nya.

Ketika suara motor berhenti tepat di mansion itu. Seorang, kotak pos datang mengantarkan surat.

Penjaga gerbang keluar. Saat melihat ada orang di depan.

"Cari apa ya pak?" Tanya satpam itu.

"Oh anu pak, ada surat. Kata nya alamat nya di sini." Jawab pengantar surat tadi, sambil mencek ulang, takut salah alamat. "Emang benar alamat nya di sini." Ujar nya lagi.

"Beneran nih pak?" Tanya satpam itu memastikan.

"Iya, pak."

"Dari siapa?"

"Saya tidak tau pak, di sini tidak tercantum nama pengirim. Mungkin di dalam surat nya bisa ada." Jelas nya

Satpam tersebut masuk ke dalam, tak lupa mengunci gerbang kembali. Di dalam benak-benak nya bertanya-tanya.

Berpapasan dengan sang majikan. Dengan hormat satpam tersebut menyerahkan surat tersebut.

"Ada surat kata nya untuk tuan. Tanpa nama pengirim." Ucap satpam dengan penuh hormat.

Mr. Bre menyerit. "Salah alamat paling." Jawab nya.

Satpam tersebut menggeleng. "Kata nya emang alamat nya di sini tuan."

Kemudian Mr. Bre mengangguk ragu. "Oke, kembali keperkerjaan mu."

"Baik tuan."

Mr. Bre masuk ke dalam kamar nya sambil membuka surat tersebut. Sama hal nya dengan si satpam. Dalam hati Mr. Bre pun banyak pernyataan tentang surat misterius ini.

Diam-diam. Mr. Bre membuka isi surat tersebut. Terpampang lah, kertas usang dengan tulisan acak-acakan.

Ia membaca ulang kata demi kata pada surat itu. Hingga tulisan acak-acak itu bisa di baca. Kata-kata singkat tersebut, membuat Mr. Bre tidak bisa berbicara, ia terdiam dalam kamar nya.

Bagaimana bisa?

Bagaimana bisa?

Bagaimana bisa?

Hanya pertanyaan itu lah, di ucapkan oleh. Mr. Bre berulang kali dalam hati nya.

"KAKEK KAMI PULANG!" Seru Morela dan Mirela dari luar. Mr. Bre menetralkan degup jantung nya. Lalu keluar dari kamar nya setelah merasa lebih baik.

Kertas usang itu masih tergeletak di atas meja nya. Saat angin berembus kencang, masuk ke dalam kamar Mr. Bre. Saat itu juga kertas itu terbang ke sebuah buku terbuka tak jauh dari situ juga.

I'm come back
siap menerima kekalahan, Bresta?

Medussa-


☠☠☠

Bntar lagi, ada rahasia besar yang ke ungkap, sabar ya. Nanti di sini udah mulai konflik-konflik nya.

Happy 8k readers. Terima kasih buat kalian semua yang telah membaca cerita aku ini[cry].
Walaupun rada gak jelas alur nya, yekan:D

ʕ•͡-•ʔ

TWO M MAFIA GIRL'S [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang