Trigger warning: blood, mutilation, human corpses, murder.
No minor, please.
Happy reading,
Chan dan Jake sudah berjalan lebih dahulu memasuki ruang bawah tanah yang selalu di wanti-wanti untuk tidak Felix dekati sejengkal pun. Apa yang akan mereka lakukan di sana? Batin Felix terus menerus bertanya-tanya.
Tanpa sadar ia ikut melangkahkan kakinya maju untuk mendekati mereka. Ia kini sudah berada di balik pintu dan berusaha untuk mengintip lewat celah yang sedikit terbuka dengan hati-hati, ia berusaha bergerak tanpa suara sedikitpun.
Perasaan gamang menelusup masuk ke dalam benaknya. Felix takut jika perbuatan tidak sopan nya diketahui oleh Chan dan Jake. Namun Felix akui rasa penasaran nya lebih menggempar daripada takut. Berharap saja semoga Chan tidak mengetahui hak ini.
Setelah bertarung dengan benak nya Felix pun memutuskan untuk kembali fokus mengintip ke dalam seraya menebak apa yang dua orang itu lakukan. Biar Felix beri tahu, ruangan itu putih bersih dari dinding, lantai dan segala perabotan nya berwarna putih. Cahaya dari lampu juga sangat terang benderang. Hanya ruangan ini yang memiliki pencahayaan sempurna.
Bukan nya Chan gak suka lampu yang terang?
Oke, abaikan saja pemikiran polos pemuda berambut pirang sebahu itu.
Felix melihat Chan meletakkan kantong plastik hitam yang memiliki ukuran besar itu di atas meja panjang berwarna putih. Felix terperangah dengan belah bibir terbuka ketika melihat meja itu samar berubah kotor saat kantong plastik di letakkan di atas nya.
Mungkin kalau kotor bekas tanah Felix tak akan bereaksi berlebih seperti tadi, namun kotor ini seperti bercak berwarna merah pekat. Ia baru tersadar kemeja Chan juga kotor dengan warna bercak merah yang sama.
Di dalam kantong itu ada hewan kah? Chan habis berburu? Tunggu, sejak kapan suaminya suka berburu?
Jantung Felix rasanya terhenti sejenak dalam sepersekian detik kala melihat sebuah kaki menyembul dari dalam kantong, lengkap dengan sepatu heels berwarna merah yang terpasang apik di kaki jenjangnya, di sebelahnya sebuah tangan feminim berjari lentik juga terjulur. Darah segar menghiasi kaki dan tangan itu.
Felix terpaku dengan bibir bergetar serta mata membelalak ketakutan, ia tak mampu hanya untuk sekedar bergerak, berteriak atau apapun itu. Dari jarak sedekat ini tak mungkin ia salah dalam melihat. Pikiran nya melayang jauh entah kemana.
Dengan santai nya Chan nenarik kaki yang ternyata buntung tersebut lalu di lemparkan kaki itu kesebuah kotak. Felix bersumpah ingin mengeluarkan isi perut nya saat itu juga
Chan, pria itu memang menakutkan namun baik dan hangat disaat-saat tertentu, Felix akui ia mulai jatuh hati pada pria nya. Felix tak pernah sedikitpun berfikir bahwa pria itu adalah orang tak berakal berdarah dingin yang gila. Begitu juga dengan Jake, anak itu memang aneh dan nakal, Felix tidak pernah membayangkan hal ini akan terjadi.
Mereka berdua kini terlihat mengerikan.
Felix tak bisa berfikir selain memberanikan diri untuk bergerak dan kabur sejauh-jauhnya dari ruangan ini atau dari dua orang ini, bahkan rumah ini. Sekarang ia tau alasan kenapa Chan sangat melarang nya pergi ketempat ini. Semua alasan terlihat begitu jelas saat.
Apa Felix akan di bunuh juga jika ketahuan memergoki mereka? Air di pelupuk mata tak bisa ia tahan lagi saking takutnya. Chan, pria yang selama ini selalu bersamanya ternyata adalah seorang pembunuh mengerikan.
Saat jiwa nya kembali sempurna ke dalam tubuh Felix pun langsung mundur dengan kaki bergetar guna menjauh dari ruang bawah tanah.
Harusnya Felix pergi menjauh keluar dari rumah lalu meminta pertolongan atau setidaknya menghubungi pihak berwajib namun entah kenapa tungkai kaki ini malah membawanya kembali kedalam kamar dan kembali membaringkan tubuhnya ke atas futon.
Mungkin besok Felix bisa pergi dari rumah ini.
Felix menyembunyikan diri nya di balik selimut berusaha untuk mengatur nafas yang tersengal-sengal sekaligus tubuh yang bergetar hebat. Kristal bening berkali-kali ia usap supaya tidak meninggalkan bekas.
Tak lama setelah itu terdengar deritan langkah kaki berjalan mendekati kamar dan berakhir pintu kamar di geser. Felix berusaha mati-matian untuk menahan getaran di tubuhnya.
Pria yang Felix yakini adalah Chan itu kini berjalan mendekat kearahnya,
Dekat,
Semakin dekat sampai akhirnya tubuh keras pria itu bergerak sampai tujuan. Chan membaringkan tubuhnya disamping Felix yang tengah membelakangi, ia berikan pelukan hangat yang Felix rindukan sedari tadi sebelum bayang-bayang kejadian tersebut terputar.
Pria ini masih berbau anyir membuat Felix semakin ketakutan dan merasa putus asa dengan hidupnya. Chan kini mengendus pangkal tengkuk layaknya serigala yang siap menerkam mangsanya, membuat Felix harus menahan diri agar tidak mengeluarkan suara-suara. Pria itu kemudian mengecup basah disana berkali-kali sebelum meninggalkan beberapa jejak kepemilikan.
Bagaimana jika tadi sebenarnya ia tertangkap tapi mereka berdua pura-pura tidak tahu? Dan sekarang Felix akan di bunuh karena sudah lancang. Apa pria itu tega melakukan nya pada Felix?
Terlalu banyak skenario buruk yang mungkin saja terealisasi membuat Felix pusing. Ia lebih memilih untuk diam dan membiarkan Chan melakukan apapun padanya sampai lelap yang ditunggu pun menghampiri.
Semoga saja ia masih bisa menyapa mentari pagi dengan selamat.
The house
Semalaman Felix tertidur pulas, ia baru terbangun dari lelapnya ketika mendengar suara kicauan burung liar menelusup dari balik jendela.
Felix bangun dengan tersentak, ia langsung menyentuh seluruh tubuh nya dengan hati-hati dan tak menemukan luka atau apapun itu. Ternyata ia masih hidup untuk saat ini. Chan tidak menyakitinya sama sekali.
Itu artinya Chan tidak mengetahui jika Felix memergokinya tadi malam. Ia menghela nafas lega setidaknya ia aman.
Pria itu masih terlelap dalam tidur tepat disampingnya. Wajah nya saat tidur benar-benar polos, tenang dan damai membuat Felix nyaris tidak percaya dengan apa yang sudah sang suami perbuat.
Felix tak tau harus berbuat apa saat ini. Ia diliputi rasa takut yang meluap-luap namun di satu sisi ia juga ingin tetap bersama pria itu terus-menerus.
Kenapa ia harus tau? Lebih baik ia tak pernah tau.
Entahlah, Felix takut dengan pemikiran nya yang mulai berkelana bebas kesana-kemari. Felix percaya pria itu tidak akan menyakiti nya—semoga saja.
Baru saja ingin bangkit dari tidurnya pergelangan lengan Felix ditahan. Tubuh si manis sontak membeku begitu saja. Pria yang ia tatap lamat sedari tadi sebenarnya tidak tidur. Ia kini menatap Felix dengan pandangan datarnya yang demi apapun terlihat begitu mengerikan.
"Gak mau ngebahas kejadian tadi malam? Haruskah kita pura-pura ga tau, Felix bang?"
TBC
Kritik dan saran terbuka yaa, mungkin kalau ada part yang kalian bingung atau gak ngerti boleh tanya-tanya yaa, tulisan ku kadang nyeleneh da belibet🤗
![](https://img.wattpad.com/cover/276654323-288-k263924.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The House (Chanlix)
HorrorFelix tidak tau setan mana yang merasuki raga nya ketika mengiyakan perjodohan yang orang tuanya tawarkan semudah itu-hanya karena ia merasa putus asa akan hubungan asmara yang bahkan belum pernah ia coba, terlebih pria yang yang menjadi suaminya it...