Jake menatap Joy yang terlihat gentar melayang di atas atap-atap rumah, seumur-umur ia tak pernah sekalipun melihat sang teman didominasi oleh sesuatu.
Hantu wanita asing itu menatap Jake dengan menantang seolah mengejek dirinya yang tidak dapat melakukan apapun sebelum ia tiba-tiba mundur dan perlahan menyeret tubuh nya menjauh dari Felix dan Chan. Tak lupa senyum sinting lebar nya seolah-olah ia merasa puas dengan hal tadi.
Tumpahan darah dari seretan tubuhnya masih menggenang di atas dinginnya lantai kayu, cairan merah itu berbau sangat busuk dan menjijikkan.
Chan tampaknya yang pertama kali sadar dengan aroma itu, ia mengendus beberapa kali sebelum melontarkan pertanyaan. "Bau apa ini?" Seraya berbalik badan mencari sumber bau busuk ini.
Keningnya mengernyit heran ketika mendapati bercak-bercak merah memenuhi lantai kayu. Dengan reflek ia menetap Felix yang ada di gendongan dan memeriksa tubuh anak itu, syukurnya tidak ada yang salah dengan Felix.
"Aku jelasin kakak juga gak akan percaya." Balas Jake dengan cuek, terlihat sangat tidak peduli, lagi pula pria kolot ini tidak akan percaya dengan apa yang Jake katakan. dari pada membuang-buang waktu lebih baik jake tak udah menjawab.
"Apa saya kelihatan sedang ingin bercanda?" Sang adik hanya menghela nafas malas ketika melihat pria yang ada di hadapannya ini terlihat sudah akan memukul segala hal jika tak mendapati apa yang ia mau dan Jake percaya walaupun sudah ia jawab dengan sejujur jujurnya Chan tetap saja akan memukulnya sebab ia merasa tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan.
"kan aku udah bilang kalau ada sosok merah jahat yang berusaha ganggu kita di rumah ini. Dia berusaha untuk mencelakai Felix." jawab jake seraya memutar bola maniknya, ia tau mengatakan hal ini hanya akan sia-sia.
"sosok jahat yang seperti apa? maksud mu hantu? di dunia ini--" belum sempat Chan menyelesaikan kata-kata nya Felix yang sedari tadi hanya diam kini sudah terlebih dahulu berteriak.
"KAN JAKE UDAH BILANG KALAU DI RUMAH INI ADA HANTU NYA!" teriak Felix histeris. tubuh nya bergetar hebat dengan sesegukan pilu membuat chan sedikit panik dan buru-buru membawa tubuh ringkih itu pergi dari kamar ini menuju kamar nya. mereka meninggalkan jak sementara yang di tinggal hanya mampu menggelengkan kepala nya frustasi.
...
Felix berjalan dengan sempoyongan khas orang bangun tidur, pening mendera kepalanya sejah ia membuka mata pagi tadi. ia langkahkan tungkainya menuju dapur guna mengambil segelas air minum. tak sengaja maniknya menatap taman yang berada di belakan rumah lewat celah jendela, tempat dimana beberapa maid duduk bermandikan cahaya pagi matahari. felix lalu lanjut mengambil air, terlalu banyak menangis membuat kerongkongan nya terasa amat kering. felix tak tau berapa kali ia menangis ketakutan malam itu walau chan berada di sisinya setiap saat.
manik felix membengkak, wajahnya pucat dan ia kini terlihat seperti mayat berjalan, sang suami yang melihat itu hanya mampu meringis dalam diam, bahkan koran yang sedari tadi ia baca sudah tidak menarik lagi. mungkin chan harus mendatangkan seorang dokter untuk memeriksa kesehatan felix nanti.
felix terlihat berbeda, ia tak menyapa chan sama sekali dan berlalu menuju kulkas begitu saja.
"sarapan." keheningan yang beberapa saat lalu melanda kini mulai pecah digantikan dengan kalimat tegas yang kepala keluarga itu lontarkan. felix menurut, ia berjalan menuju kursi dan mulai mengambil sandwich yang terletak diatas piring.
felix menatap heran ke arah kursi sebrang yang biasa jake duduki, kursi itu kini terlihat kosong. "di mana jake?" tanya felix dengan suara lirih nya sementara chan yang di tanya kini terlihat ragu untuk menjawab.
"dia pulang ke kota, untuk kuliah."
"a-ah, gitu." balas felix. guratan kecewa terlihat lewat manik nya, chan tidak ingin bertanya lebih lanjut.
felix tidak tau bagaimana nasibnya nanti tanpa kehadiran seorang jake, walaupun mereka tidak dekat tapi felix tau pasti jika jake selalu menjaga nya. felix rasa ia harus pasrah ketika jauh dari adik ipar nya.
"makan." mendengar itu felix langsung memasukkan roti kedalam mulutnya. tak lama setelah makanan itu masuk felix mulai mencium bau aneh yang pasti sangat tidak lazim tercium di hidung nya. entah mengapa felix merasa teramat kesal, mood nya sedari tadi sudah tidak karuan di tambah hal sekecil ini pun para maid tidak jelas membuat makanan untuk dirinya.
"gak ada yang becus dari 6 maid disini!" kesal felix membuat chan hampir saja meluncurkan sandwich yang beberapa detik lalu masuk kedalam mulutnya.
oke, entah kenapa dari kemarin tampak nya chan agak sedikit gentar jika felix sudah marah. bukan hanya itu, pernyataan felix barusan tentang enam maid terdengar agak keliru sebab nyatanya disini sedari dulu hanya ada tiga maid yang mendiami rumah sedari fajar sampai sebelum matahari menenggelamkan diri.
namun chan hanya memilih untuk diam walau dalam hati sedikit bertanya-tanya pada akhirnya ia takut makin memperburuk suasana hati felix.
kembali pada felix yang sibuk mengendus- makanan yang baru saja ia makan seperti bau kucing liar yang apek dan busuk. felix tak mengerti tapi bau ini tercium sangat mengerikan dan membuat perutnya terasa di aduk-aduk kencang, benar saja tak lama kemudian ia berlari menuju watafel dan memuntahkan isi perut nya. chan juga langsung berlari menghampiri felix, mengusap tengkuk pemuda itu seraya menyingkap surai pirang yang tersampir melewati celah maniknya.
sampai rasa khwatir itu berubah menjadi keterkejutan ketika melihat felix membelalakkan maniknya. dari celah bibirnya keluar banyak darah mengucur seperti air.
tubuh felix bergetar, ia tak percaya ketika melihat cairan kental itu terjun bebas dari mulutnya. tidak-- felix tidak merasakan sakit apapun di satupun bagian tubuh nya. felix mengusap darah yang ada di mulutnya, ia menatap jemarinya nya rasa tak percaya.
"kamu kenapa?" chan berteriak khawatir seraya mengangkat wajah felix, menggenggam kedua pipi tirus itu dengan kedua tangan besarnya. ia meringis melihat rupa menawan pemuda frekles itu sudah dilumuri darah, chan tidak suka ketika melihat felix berlumuran darah dan terlihat mengerikan. felix sangat kontras dengan warna merah amis seperti ini.
TBC
Aaa ak bru selesai utbk, 70 persen ngeblok 🥰 stress bggttt

KAMU SEDANG MEMBACA
The House (Chanlix)
HorrorFelix tidak tau setan mana yang merasuki raga nya ketika mengiyakan perjodohan yang orang tuanya tawarkan semudah itu-hanya karena ia merasa putus asa akan hubungan asmara yang bahkan belum pernah ia coba, terlebih pria yang yang menjadi suaminya it...