ada baik nya baca chapter sebelum-sebelumnya ya kalau udah mulai lupa
happy reading
Tamparan hujan yang deras terdengar ricuh menghantam jendela kaca mobil. Di kiri dan kanan mobil, hanya hutan rimbun yang penuh dengan kegelapan yang menyelimuti. Suasana menjadi semakin mencekam ketika pohon-pohon menjulang besar yang mereka lalui berayun-ayun aibat hembusan angin kencang.
Jake meringis ketika menatap chris yang kembali membenturkan kepala nya di dashbor mobil entah untuk yang keberapa kali. pandangan pria itu terlihat kosong dengan tangan terkepal keras siap untuk memukul apapun dengan kekuatan nya. siapapun tahu jika pikiran pria itu terlihat sangat kacau dan felix adalah pelaku utama atas kekacauan itu.
Jake sendiri memilih untuk mengabaikan sang kakak. ia merenung sejenak dan kemudian memfokuskan tatapan ke arah gelapnya jalan. Meskipun hanya diterangi oleh lampu mobil, Jake tetap berusaha untuk melihat dengan jelas jalan yang dihadapinya. Mati-matian ia berusaha untuk memberanikan diri dan mengabaikan merasa tegang yang melanda karena tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Jaringan ponsel sepenuhnya menghilang entah sejak kapan, membuat Chris tidak dapat menghubungi siapa pun untuk mengetahui bagaimana keadaan Felix saat ini. Tubuh besarnya letih, pikirannya buram dan tidak menentu memikirkan nasib Felix dan anak mereka yang keadaannya tidak ia diketahui sampai sekarang.
Chris hanya menangis dalam diam. Ia berkali-kali mengusap manik yang sedari tadi keluar tanpa henti. Semua pikirannya hanya jatuh pada Felix, lagi-lagi pada Felix.
"buka plastik yang kakek itu kasih, chris dari pada menangis seperti orang tolol." jake yang akhirnya memecah sunyi diantara keduanya. pria itu langsung tersentak, ia meraih sebuah plastik berisi benda yang tidak ia ketahui. tanpa pikir panjang lagi chris membuka bungkusan plastik itu dan menemukan seutas kertas, beberapa bercak kata terlihat samar karena kurang nya penerangan. pria itu langsung menyalakan lampu kabin untuk melihat dengan jelas apa isi tulisan yang tertera. Jake yang berada di sebelah hanya menunggu kabar apa yang sebentar lagi akan chris sampaikan setelah membaca kertas itu.
yang lebih tua mengernyit ketika mendapati beberapa angka dan nama sebuah desa yang terdengar tidak asing di rungu nya. Tak hanya itu, sebuah tanggal yang beberapa hari lagi akan datang juga tertera disana.
"Dude, are you kidding me? That fuckin old man just gave a hella confusing address!" tanya yang lebih tua dengan ganar seraya menatap Jake.
Chris tidak percaya ia sudah menghabiskan waktu dengan sia-sia dengan mengikuti hal gila seperti ini. Ia rela pergi jauh ke tempat antah berantah meninggalkan Felix dengan keadaan kritis dan apa yang ia dapat?
Sebuah kertas omong kosong dengan alamat acak.
Jake hanya menghela nafas Ketika melihat Chris yang mulai berapi-api. Pria yang lebih tua selalu begitu, ia sangat cepat dikuasai oleh api yang membakar.
"Itu petunjuk. Kenapa kita ga coba pergi ke—" belum sempat Jake menyelesaikan kalimatnya, suara ponsel milik Chris berdering nyaring memecah ketegangan di antara mereka. Chris dengan tergesa-gesa langsung meraih saku dan mengeluarkan ponsel. Nama lengkap salah satu orang kepercayaannya tertera di sana, membuat pria blonde itu tanpa pikir panjang mengangkatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The House (Chanlix)
HorrorFelix tidak tau setan mana yang merasuki raga nya ketika mengiyakan perjodohan yang orang tuanya tawarkan semudah itu-hanya karena ia merasa putus asa akan hubungan asmara yang bahkan belum pernah ia coba, terlebih pria yang yang menjadi suaminya it...