baa

1.1K 237 22
                                    

Hari itu mereka sepakat untuk melupakan kejadian kemarin, baik Felix maupun Bangchan tak lagi mengungkit-ungkit hal tersebut. Anggap saja kemarin mereka tengah linglung karena semakin dipikirkan semakin meledak kepala mereka berasumsi.

Setelah melewati tiga jam perjalanan mobil yang Chan kendarai pun akhirnya berhenti di pusat kota. Manik Felix berbinar-binar melihat keramaian yang ada, rasanya sudah lama sekali tidak berjalan di lautan manusia.

Mereka pun sampai di salah satu rumah sakit terbesar di kota itu. Felix berjalan bersama Chan dengan diiringi oleh beberapa orang berjas hitam yang setia mengikuti dibelakang maupun di depan. Rahang tegas sang suami serta mimik wibawa ber-aura gelap membuat siapapun yang melihatnya tunduk begitu saja, dia terasa sangat mematikan. Pikir Felix.

Semua pegawai rumah sakit membungkuk hormat ketika Chan dan Felix melewati mereka. Felix tak tau kenapa semua begitu hormat pada sang suami.

The house


Dokter bilang kondisi Felix tidak terlalu baik, pemuda itu dilanda tekanan yang membuat nya mudah stress dan jika dibiarkan tentu saja akan berpengaruh pada janin nya, bisa saja anak itu kelak akan lahir secara prematur atau bahkan lebih buruk nya keguguran.

Chan hanya bisa tercenung memikirkan itu semua. Anak yang ada di dalam perut Felix juga anak nya dan perasaan ini entah kenapa menjadi tidak nyaman jika memikirkan sesuatu yang buruk terjadi pada mereka. Padahal dulu ia yang paling ngotot untuk membunuh Felix, kenapa mood nya cepat sekali berubah semudah ini? Ia merasa bebas melakukan sesuatu.

"Mau makanan, minum atau sesuatu? Bilang sama saya."

Chan bertanya membuat Felix mengernyit heran mendengar nya. Tak pernah sekalipun Pria itu melontarkan pertanyaan ringan seperti ini.

"Hn?" Lagi-lagi Felix melamun membuat Chan menatap nya dengan raut khawatir yang disamarkan.

"e-eh... Aku gak mau apa-apa kak."

Hanya itu kata-kata terakhir yang terucap sebelum keduanya kembali hanyut tenggelam dalam keheningan masing-masing, seperti biasa.

Perjalanan dari pusat kota menuju kediaman terbilang cukup jauh, keduanya sampai menghabiskan waktu beberapa jam duduk di atas mobil. Felix bahkan sudah tertidur pulas saking lelahnya perjalanan yang mereka lewati sesampainya di rumah Chan terpaksa menggendong tubuh mungil anak itu menuju kamar.

The house

Felix mencuci piring seraya bersenandung kecil di dapur setelah menyelesaikan makan malam nya. Jangan tanya dimana Chan berada, pria itu biasanya pulang agak larut sementara Jake sudah pergi ke kamar nya setelah makan malam berakhir dan yang terakhir para maid sudah pulang saat sore tadi. Kini tersisa lah Felix seorang diri di dapur. rasanya sudah agak lama ia tidak melalukan aktifitas apapun jadi Felix sangat menikmati waktu nya.

sampai dimana suara deru langkah kaki sepatu pantofel yang lambat laun mulai terdengar jelas berjalan bolak-balik di ruangan sebelah, tepat di sebelah dapur tempat Felix berada saat ini. Suara hentakan kaki itu benar-benar menggangu rungu nya. Felix memutar bola mata nya malas, apa lagi yang Jake lakukan?

Sebentar,

Felix baru sadar jika Jake itu tipe orang yang sukar memakai sepatu jenis pantofel, pria itu lebih suka memakai sneakers ataupun sendal di dalam rumah dan juga ini bukan waktu nya Chan untuk pulang, lagi pula untuk apa ia bolak-balik di koridor ruang sebelah? Chan tidak akan melakukan hal konyol seperti itu. Jadi itu siapa? di rumah ini hanya ada Jake dan Felix.

ia meneguk saliva ketakutan, semilir angin menerbangkan helaian rambut nya dalam sekali tiupan. Jelas-jelas tak ada jendela atau kipas di dapur ini.

Entah kenapa suara derap langkah kaki itu makin nyaring terdengar.

bukan makin kuat terdengar, derap langkah kaki itu ternyata semakin lama semakin mendekat bahkan kini terdengar berlari menghampiri Felix dengan cepat membuat pemuda taburan bintang itu refleks memejamkan matanya dengan erat.

Semakin mendekat! Suara tapak kaki berlarian itu kini berhenti terdengar tepat dibelakang tubuhnya. Seharusnya Felix bisa merasakan hawa seseorang berada di belakang, namun ia tak dapat merasakan nya.

Perlahan Felix buka manik nya seraya menghadap ke arah belakang, betapa terkejutnya ia tak melihat apapun di sana. Felix yakin suara itu berhenti tepat di belakang nya, harusnya masih ada orang disini namun seperti seharusnya ruangan ini tak diisi oleh orang kecuali dirinya.

"Apa itu?"

Pikiran Felix terpaku ketika melihat sebuah sepatu pantofel wanita berwarna merah terpajang apik diatas meja makan, oke ini aneh.

Apa sedari tadi Jake mengerjainya?

Felix kembali pada akal sehatnya.  Sudah pasti ini ulah Jake yang iseng-iseng menakuti Felix lalu meletakkan sepatu ini di meja makan yang berada tepat di belakang Felix.

Anak itu benar-benar!

Felix pun akhirnya memutuskan untuk berjalan keluar dapur menuju kamar Jake. Felix harus memberi tahu pria itu untuk berhenti mengganggu karena Felix sudah sangat muak di takut-takuti.

Pintu kamar di buka kasar, Felix sudah siap mengeluarkan kata-kata mutiara nya namun kalimat itu tertahan di ujung lidah sebab ia tak menemukan Jake disana. Memilih untuk tidak menyerah Felix pun berbalik mencari Jake seraya memanggil nama nya ke seluruh penjuru ruangan. Dan hasilnya ia sama sekali tidak menemukan Jake di rumah ini.

Perasaan gamang kembali menyelimuti, Felix berjalan keluar rumah guna mencari sekira nya dimana Jake berada. Ketika Felix melewati gerbang luar dari kejauhan ia terpaku pada seorang pria yang sedang berjalan membawa kayu bakar.

i-itu Jake!

Entah habis dari mana pria itu terlihat kelelahan membawa kayu bakar seraya berjalan mendekat.

TBC


Ini barusan bgtt. Tadi aku ke kamar mandi, di kamar mandi ku tuh ada di lantai 2 dan disitu ada ventilasi agak gede, kebetulan kaca ventilasi nya pecah jadi melompong gitu aja, pas aku pipis terus ngedongak ke ventilasi aku liat ada rambut dong 😭😭 panik bgtt mau nangis mana abis bikin ff horror, pas aku berusaha buka mata lebar dan fokus tau tau ternyata itu tuh sebenernya rambut ku sendiri yang nyelip di deket mata 😭😭 ngerti gaaa? Pokoknya gituuu💔💔💔😭

Kmrn aku liat di base chanlix ada yang nungguin cerita ku yang satu ini hehehehe, mafff ak lama apdet gara-gara lagi iseng bikin au .

Di tunggu yaa kelanjutan nyaa


The House (Chanlix)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang