ro

1K 220 26
                                    

Pria itu mendekat membuat Felix menahan nafas, semakin ditelisik semakin yakin pula jika pria yang mendekat dari kejauhan itu adalah Jake.

Bukan nya anak itu harusnya ada di rumah?

Posisi Felix berada tepat di depan gerbang pintu rumah membuat nya dapat melihat rumah dari tempat nya berdiri kini, termasuk kamar Jake yang mampu nya terang benderang dan posisinya berada di depan.

Felix tak salah lihat kan? Jika dilihat dari sini, dari tempat Felix berada Jake kini tengah duduk bersantai di atas kasur seraya memetik gitar nya. Tak lama tatapan Felix dan Jake bertemu untuk beberapa saat sebelum akhirnya Felix membuang muka dan beralih menatap orang yang ada di sana.

Lantas siapa orang yang yang tengah berjalan menuju kemari?

Semakin jelas, wajah orang itu terlihat semakin jelas dan hal itu sukses membuat Felix membelalakkan manik nya dengan lebar. Yang tengah berjalan ke arah nya adalah Jake, senyuman pria itu terlihat sangat lebar menatap ke arah Felix dan yang membuat Felix bingung adalah kenapa Jake membawa beberapa kayu?

Badan Felix kaku dengan kepala tertunduk, tubuh ini sulit sekali bahkan untuk sekedar digerakkan, mau kabur kemana dia? Felix bahkan tidak tau mana wujud asli Jake yang harus ia hampiri.

banyak pertanyaan-pertanyaan yang bersemayam di kepala tentang Jake. Harusnya Felix sadar jika adik ipar yang ada di hadapannya ini bukan lah Jake yang sebenarnya. Mana mungkin pria itu keluar di malam hari apalagi membawa kayu bakar? Lagipula untuk apa?

"Kamu ngapain di sini?" Pria itu bertanya dengan senyuman lebar nya. Tipikal Jake sekali bukan? Namun tetap saja pria itu pasti bukan Jake.

Felix pun menjauh berlari menuju rumah, Tak ada sesuatu yang ia pikirkan selain bisa kabur dari Jake yang ikut mengejarnya dari belakang.
Sesampainya di rumah ia memutuskan untuk langsung mengunci pintu dari luar sebelum Jake sempat masuk.

Nafas nya sudah terengah-engah, tubuh nya gemetaran disandarkan pada pintu kayu dengan perasaan gamang yang menelusup masuk ke raga. Pertanyaan kembali berputar-putar tiada henti dalam benak nya.

DUG

DUG

DUG

Suara ketukan pintu dari luar membuat Felix refleks menjauh dari sumber suara.

Tadi siapa?

Jake kan sedang bermain gitar di kamar.

Ah, iya! Felix harus menghampiri Jake dan mengadu pada adik ipar nya tentang semua hal yang terjadi barusan.

Pemuda itu pun akhirnya berjalan dengan tergesa-gesa menuju kamar sang adik ipar. Ia menghela nafas lega ketika mendapati pintu kamar Jake dan segera membuka nya. Sebentar lagi ia akan bertemu dengan Jake dan Felix senang akan hak itu.

Namun ekspektasi tidak pernah sejalan dengan realita, ketika pintu di buka Felix tak melihat ada siapapun di dalam kamar padahal sekitar lima menit yang lalu Jake berada di kamar nya sambil bermain gitar.

Kaca jendela di ketuk dari luar membuat Felix seratus persen mengalihkan atensinya pada sumber suara. Di balik layar kaca jendela terdapat Jake yang sedang memanggil nama Felix.

Ia tak tau mana Jake yang sesungguhnya.

Pintu kamar tiba-tiba tertutup dari luar dengan kencang, suaranya bahkan memekakkan telinga membuat Felix berjengit kaget dari keterdiaman nya.

"Felix Bang! Ini aku! Kamu ngapain?Buka jendela nya!" Jake dari luar berseru membuat Felix melangkahkan tungkainya perlahan menghampiri jendela sebab nyatanya ia sangat ragu dengan Jake, namun saat hendak membuka jendela tiba-tiba penerangan satu-satunya padam entah kenapa.

Tak ada waktu untuk berteriak, Felix tak dapat melihat apapun dan ia hanya berjalan menuju jendela. Felix mengarahkan tangannya untuk membuka jendela.

Sayangnya jendela tersebut tidak dapat di geser, padahal jelas-jelas Felix sudah membuka kunci nya. Keringat dingin sudah penuh membanjiri keningnya. Tanpa sadar pula Felix menangis dengan tubuh gemetaran. Dari balik kaca pun Felix tak bisa melihat Jake, hanya suara pria itu yang terdengar menyerukan nama nya.

Felix menyerah dalam ketakutan, ia tundukkan kepala nya dalam-dalam seraya memejamkan manik erat.

Sialnya tempat Felix berdiri kini tepat disebelah kasur. Dari bawah kolong sana ia mendengar lengkingan suara bergumam tidak jelas. Felix yakin jika di bawah kolong yang tak jauh dari tempat nya terdapat 'seseorang'.

Ia sudah jatuh bersimpuh di atas dinginnya lantai dengan telinga yang ditutup menggunakan tangan. Felix mulai menangis terisak-isak.

BRAKKK

TBC




get well soon buat anak bundaa🥺🥺

get well soon buat anak bundaa🥺🥺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The House (Chanlix)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang