Happy readingFelix mengerjapkan manik nya perlahan saat dirasa mentari sudah muncul ke permukaan. Pemandangan pertama yang ia lihat tepat di depan kedua bola matanya adalah presensi seorang pria yang tengah tersenyum lebar seraya menatap nya.
"Selamat pagi Felix."
Jake tetap mempertahankan senyum sumringah nya sebelum menjauhkan wajahnya kembali.
Ada apa sih dengan anak aneh ini? Felix dibuat bergidik ngeri akan kelakuan nya. Bagaimana bisa senyuman lebar di wajah itu yang pertama kali menyambut hari nya. Bisa tidak pria itu berhenti tersenyum?
"Kamu ngapain di kamar ku!"
Jake lagi-lagi hanya tersenyum kemudian bangkit dari duduknya.
"Aku lupa dari semalam belum makan. Tolong buatin makan."
Felix sebenarnya kesal namun ia hanya mengangguk sebagai jawaban. Lagi pula kasihan juga, orang ini seperti kelaparan. Lagi pula anak ini kan memang tanggung jawab nya.
Si manis perlahan bangkit dari tidurnya. Sumpah demi apapun ia kini mulai kembali merasakan nyeri di bagian bawah tubuh nya. Chan memang tidak pernah main-main dalam hubungan kasur.
Jake hanya tertawa melihat tingkah laku Felix.
Felix berjalan tertatih-tatih dengan mengerahkan seluruh tenaga. Tiga langkah berhasil ia lewati, namun saat berada di empat langkah tubuhnya limbung, bersyukur Jake dengan sigap memapah tubuhnya sehingga hal yang tidak diinginkan pun tak terjadi.
"Kak Chris tadi malam main nya kasar, ya? Kamar kalian berisik banget, sampai ke kamar ku." Nada jenaka tersampir di dalam kata-kata nya membuat Felix dilanda kebingungan.
Okay, padahal jarak kamar keduanya ibarat dari ujung ke ujung rumah dan lagi ukuran rumah ini sungguh luas. Bagaimana bisa pria itu tau? Sialan, apa kemarin teriakan Felix terlalu kuat? Bagaimana ini? Malu sekali rasanya.
"Ngomong apa, sih! Udah tau aku sakit! Kenapa masih nyuruh masak?" Tanya Felix yang tentu saja terdengar tak senang.
"Heh! Ngapain?!"
Bagaimana dia tak teriak kala tubuhnya diangkat seperti karung beras oleh adik ipar nya. Felix merasa ini tidak sopan.
"Ngebantu, lah. biar cepet sampai di dapur."
Felix hanya pasrah pasrah saja, toh dia memang membutuhkan bantuan Jake saat ini. Tak lama kemudian mereka pun sampai di dapur Jake meletakkan tubuh Felix dengan perlahan di atas meja dapur.
"Memang nya bisa masak? Jalan aja gak bisa." Celetuk Jake dengan tidak yakin membuat Felix memutarkan bola matanya malas. Kalau tau sedang sakit kenapa malah di suruh masak.
"Gak masalah. Udah, ah jangan banyak tanya.
The house
Malam ini Chan pulang terlambat, pria itu bilang ada beberapa masalah dalam pekerjaan nya dan hal itu akan memakan waktu yang cukup banyak oleh karena itu Felix memutuskan untuk tidur lebih awal dari biasanya.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul dua malam. Felix terbangun dari tidurnya, tentu kalian ingat, kan tentang kebiasaan baru Felix yang biasanya terbangun di jam-jam tertentu. Sesusah apapun Felix terbangun dari tidurnya saat pagi hari ia justru akan terbangun dengan sendirinya ketika waktu berada di sepertiga malam.
Tangan Felix mengendap-endap kesamping guna memastikan eksistensi sang suami, namun aneh nya ia tak menemukan Chan berada disebelah nya. Biasanya saat Felix terbangun pria itu sudah terlelap di samping nya dengan damai.
Apa pria itu tak pulang semalaman? Batin Felix bertanya-tanya.
Ia pun memutuskan untuk bangkit dan meraih ponsel yang berada di meja tak jauh darinya. Siapa tau sang suami sebelumnya sudah izin terlebih dahulu, namun nihil tak ada pesan. Obrolan chat mereka masih sama seperti terakhir kali ketika Chan izin untuk pulang terlambat. Pria itu sama sekali tak memberikan kabar dan tega nya ia meninggalkan dirinya seorang diri bersama dengan Jake di rumah ini.
Entah kenapa Felix jadi merindukan pria itu. Felix ingin sekali saat ini melihat wajah tampan nya dari dekat. Apa ini bawaan dari janin yang ada di perut nya? Entahlah Felix juga tidak tau.
Tak lama terdengar suara mesin mobil yang menderu samar, Felix langsung sadar dari lamunannya dan memutuskan untuk berjalan menuju jendela. Ia mengintip di balik tirai seraya menebak siapa gerangan pemilik suara tersebut.
Ternyata itu sang suami, Chan keluar dari dalam mobil tersebut. Tak ada lagi jas rapi mahalnya, hanya tersisa kemeja putih acak-acakan yang ia kenakan saat ini. Felix mengernyit heran ketika samar-samar ia melihat pakaian yang Chan kenakan cukup mencurigakan.
Felix rasa ia melihat beberapa bercak darah? Felix pun sebenarnya juga tak yakin dengan apa yang ia lihat namun hal yang lebih membuat
Si manis bertanya-tanya adalah ketika Chan mengeluarkan sebuah karung hitam dari dalam bagasi.Pria tegap itu berjalan seraya menyeret kantong tersebut menuju kedalam rumah. Tidak melewati pintu depan melainkan pintu belakang dan Felix yakin akan hal itu.
Felix pun memutuskan untuk menggeser pintu dan keluar dari kamar untuk menghampiri sang suami. Ia ingin sekali menyapa pria itu dan mungkin saja sekaligus memberikan kabar tentang kehadiran calon bayi yang ada di dalam perutnya. Felix ingin tau kira-kira bagaimana reaksi pria itu, apa dia menolak? tak peduli atau apa? Felix benar-benar ingin tau.
Nyatanya hubungan mereka masih canggung dan belum bisa dikatakan sempurna oleh karena itu Felix tak terlalu mengharapkan sesuatu yang lebih.
Felix pun berjalan sepanjang koridor rumah membelah cahaya remang menuju pintu belakang guna menghampiri Chan.
Itu dia, Felix sudah akan berjalan lebih dulu menghampiri sang suami namun pria dengan surai gelap bernama Jake lebih dulu berada di sana. Jake berdiri tepat di depan pintu dengan tangan melipat dada, ia terlihat tengah menunggu kehadiran seseorang.
'Jake ngapain?' batin Felix keheranan.
Felix yang ada di belakang Jake tepat di pertigaan koridor niatnya ingin menghampiri namun ia malah tak sengaja mendengar percakapan antara Jake dan Chan yang baru saja datang.
"Ku kira setelah menikah kakak bakalan berhenti." Ujar Jake wajahnya terlihat serius namun tenang, tak ada senyum lebar bak badut yang tersampir di wajahnya seperti yang biasa Felix
dapat setiap hari."Jangan ganggu dan banyak tanya."
Jake kemudian tersenyum miring mendengar jawaban yang Chan lontarkan. Serius, Felix berkali-kali mengatai Jake dengan kata aneh dalam hati saat ini.
Chan berjalan melewati Jake, masih dengan kantong hitam yang ia seret. Pria itu langsung masuk kedalam sebuah ruangan lebih tepatnya ruang bawah tanah diikuti oleh sang adik yang berjalan dengan riang, perilaku nya berbanding terbalik dengan awal tadi.
TBC
K
arena midnight udah selesai aku mau fokus sama the house yang udah aku anak tirikan lama bgtt.
Masih ada yg inget book ini gasii? 😭
Oiya Wattpad ada fitur baru stiker gtu kan ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
The House (Chanlix)
HororFelix tidak tau setan mana yang merasuki raga nya ketika mengiyakan perjodohan yang orang tuanya tawarkan semudah itu-hanya karena ia merasa putus asa akan hubungan asmara yang bahkan belum pernah ia coba, terlebih pria yang yang menjadi suaminya it...