Happy Reading
Pagi ini Gianna dibuat sibuk. Sekaligus kesal. Tiga orang siswa membuatnya harus berlarian mengejar mereka yang hendak membolos lewat tembok belakang sekolah.
"Sial. Kenapa juga aku harus lari kalau tetap gak bisa menangkap mereka," keluh Gianna dengan gumaman.
Sorot mata Gianna begitu tajam menatap dinding yang tidak terlalu tinggi di hadapannya. Para siswa itu sudah berhasil keluar tanpa memperdulikan amarah Gianna. Bahkan mereka masih sempat mengejek sebelum akhirnya melompat ke sisi luar sekolah.
Gianna mendesah panjang. Tangannya bergerak memijat kepala belakang dan tengkuk yang berdenyut, membuatnya pening.
Baru seminggu Gianna bekerja di sini dan sepertinya dia mulai terserang gejala darah tinggi. Para siswa Nusantara benar-benar menguji kesabarannya. Selain darah tinggi, mungkin saja Gianna bisa gila.
Akhirnya dengan menahan kejengkelan, Gianna berbalik dan memutuskan kembali ke ruangannya. Hari ini Bu Ismi ada acara di luar sekolah, jadi akan kembali saat jam makan siang. Mau tidak mau dua harus mengurus anak-anak nakal itu sendirian.
Untuk guru yang satu itu Gianna juga dibuat jengah. Pasalnya Bu Ismi terkesan bodo amat dan kurang memperhatikan perkembangan anak didik.
Ah, Gianna jadi merindukan Bu Sari.
Diperjalanannya ke ruang BK, Gianna melewati kelas XI IPS 1 yang terdengar gaduh. Melalui jendela kaca yang menjorok ke koridor, bisa Gianna lihat bahwa tidak ada guru yang mengajar.
Masih sepagi ini, tapi murid dibiarkan belajar dan berisik sendiri. Menghela nafas, Gianna bermaksud memasuki kelas untuk meminta anak-anak itu diam.
BRAK!
Suara benturan meja terdengar nyaring memenuhi kelas. Seorang murid jatuh terjerambab di lantai setelah di dorong dengan keras dan menghantam meja.
"Bangsat," geramnya seraya berdiri dan balas memukul siswa lain yang tadi mendorongnya.
BUGH
BUGH
"Anjing lo. Kenapa lo selalu berani sama gue, hah?"
"Gue gak pernah takut sama lo. Harusnya lo sadar, siapa yang lebih berhak di sini."
Gianna memperhatikan perkelahian itu di depan pintu. Feri dan Saka. Dua anak itu sepertinya musuh bebuyutan, mengingat mereka terus-terusan baku hantam.
Mendadak Gianna tidak ingin melerai. Ingin tahu sampai mana kekuatan mereka dan siapa yang akan bertahan.
Salah satu siswa tersentak, menyadari keberadaan Gianna yang nampak tenang menonton perkelahian.
"Ada guru woi."
"Anjir, kapan dia di situ?"
"Tapi kok diam aja, ya?"
"Udah capek pasti ngurus Feri sama Saka yang tiap hari gelut. Gue aja udah gak heran lagi sama mereka berdua."
"Terus kita gimana, nih?"
"Udah. Nontonin mereka aja. Toh, tuh guru gak marah-marah."
Suasana kelas makin heboh melihat pergulatan antara Feri dan Saka. Perlahan Gianna berjalan mendekat kemudian duduk menyandarkan pantat nya pada salah satu meja. Tentu saja hal tersebut menarik atensi para murid.
Dengan nafas terengah karena berusaha mengindari pukulan Saka, netra Feri bertemu dengan manik abu-abu milik Gianna. Sontak pergerakannya memberontak terhenti. Begitupun dengan Saka yang bingung melihat Feri terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Four : FALLEN (Selesai)
Mystery / Thriller#Four Series Book 2 Baca terlebih dahulu FOUR [Angel With a Shotgun] SUDAH TAMAT DI KARYAKARSA _________ Hidup Gianna di-reset. Setelah meninggalkan pekerjaan sebagai pembunuh bayaran dan menikah dengan sang kekasih, kehidupan Gianna berjalan norma...