Kalian baca ini jam berapa? Terus sambil ngapain??
_______________
🍃Happy Reading🍃Rumah One masih sama. Tidak ada yang berubah seperti tahun-tahun lalu. Hanya ada beberapa perlengkapan elektronik yang semakin banyak dan canggih di control room.
Jarak yang harus Gianna tempuh juga jadi sedikit lebih jauh dari rumah barunya sekarang. Begitu mendapat pesan dari One, bergegas Gianna meluncur pergi tanpa memberitahu El. Sengaja, sebab ia tak mau lelaki itu tidak fokus bekerja karena memikirkannya.
"Kau sudah makan?" tanya Gianna pada One yang baru saja masuk ke ruang kontrol.
"Belum."
"Mau ku masakan sesuatu?"
"Nanti saja."
Melihat One yang fokus pada layar komputernya membuat Gianna mendekat dan duduk di sebelahnya. Ikut memperhatikan video yang ditampilkan pada layar.
"Di mana ini?" tanya Gianna dengan mata yang semakin fokus pada komputer.
"Bluebox."
"Bluebox?" Gianna menatap One dengan kerutan di dahi.
"Hm. Markas mafia di Jerman. Zero memintaku untuk mengawasi mereka. Cukup mudah melakukan hack pada sistem di sana."
Kemudian Gianna kembali mengamati satu persatu rekaman CCTV hingga matanya menemukan satu sosok yang tidak asing. Tangannya bergerak untuk menunjuk orang yang tengah menunggu lift.
"Aku tahu dia."
"Sparrow," balas One melirik pada Gianna yang mengangguk.
"Aku baru tahu Sparrow sudah tak bekerja untuk Cassanova."
"Dia licik dan terlalu serakah. Beberapa kali dia menghabisi orang yang seharusnya tak ia lakukan. Masalah jadi merembet. Mau tak mau Hunter menendangnya keluar."
"Sudah berapa lama dia di Jerman?" tanya Gianna seraya menyambar sekaleng beer di depannya.
"Sekitar 6 bulan."
"Tapi kenapa Zero menyuruhmu mengawasi mereka?"
"Kelompok mereka memang masih kecil. Dan sebagian anggota mereka adalah bekas anggota Mudbloods yang dibuang Zero."
Mata Gianna membola, hanya sebentar. Cukup paham dengan tujuan Zero mengintai mereka. Pastilah Zero berusaha menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti pembalasan dendam.
Jika Bluebox dibentuk dari orang-orang yang merasa diremehkan oleh Zero, tidak menutup kemungkinan mereka bersatu untuk bersama menghancurkan Mudbloods.
Sehingga Zero bisa tahu saat mereka melakukan pergerakan. Anggap saja untuk berjaga-jaga. Itu analisis yang bisa Gianna tangkap dari cerita One.
"Kira-kira apa yang ingin Zero bicarakan padaku?"
"Entah. Yang pasti dia ingin kau kembali," jawab One sembari menyandarkan punggung dan meregangkan otot tangannya.
"Ck. Itu lagi. Sudah berapa kali aku bilang kalau aku tidak ingin membunuh lagi," decak Gianna jengah.
"Kau jadi guru lagi?" Gianna mengangguk sebagai jawaban.
"Apa kau merasa cocok jadi guru?" One bertanya lagi.
"Sepertinya. Dulu cukup menyenangkan bisa mengajar anak-anak dan berteman dengan mereka. Apalagi usahaku untuk membuat mereka berubah, berhasil. Jadi aku rasa pekerjaan ini cukup bagus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Four : FALLEN (Selesai)
Mystery / Thriller#Four Series Book 2 Baca terlebih dahulu FOUR [Angel With a Shotgun] SUDAH TAMAT DI KARYAKARSA _________ Hidup Gianna di-reset. Setelah meninggalkan pekerjaan sebagai pembunuh bayaran dan menikah dengan sang kekasih, kehidupan Gianna berjalan norma...