Fallen - 15

10.1K 1.9K 553
                                    

Happy Reading

Bibir Max selesai di jahit menjadi satu. Rasa sakit luar biasa hanya bisa Max salurkan dengan menggeram dalam sembari menarik-narik tali yang mengikat tangannya.

Jika sebelumnya Max tidak bisa menangis karena kesedihan akan para sahabatnya, maka sekarang Max bisa mengeluarkan air matanya. Max sudah pasrah dengan apa yang akan Tama lakukan padanya.

Max teringat dengan pertanyaanya sendiri. Jadi gilirannya sudah tiba. Lelaki itu akan menyusul Sakti, Iyan dan Eka.

Melihat Max yang begitu kesakitan dengan wajah basah penuh darah, membuat tawa puas mengalun dari bibir Tama. Dia bahkan bertepuk tangan seolah memberi apresiasi dengan hasil karyanya pada mulut Max.

Tatapan Gianna menghunus pada gerak-gerik Tama, sementara tangannya di belakang punggung menggenggam tali dengan erat.

"Gantian mata lo," ucap Tama menyeringai pada Max.

Tama memutar tubuh untuk mengambil benang baru yang berada di samping mejanya. Dan begitu ia kembali menghadap Max, Tama dikejutkan dengan Gianna yang sudah berdiri di sisi meja lainnya — di samping Max.

"Cukup, Tama."

Meskipun kaget, Tama menggeram marah karena Gianna bisa lepas begitu saja. "Lo siapa? Lo gak berhak nyuruh gue behenti."

"Saya guru kamu."

"Gue gak peduli. Lo juga harus ikut mati setelah ini."

Secepat kilat Tama mengambil sebuah pisau daging di atas meja — yang sengaja dipersiapkan untuk menyiksa Max, kemudian mengayunkannya ke arah Gianna. Beruntung wanita itu menghindar dengan tepat sehingga pisau itu hanya mengenai angin.

Gagal melukai Gianna, Tama jadi semakin murka. Tama menyingkir dari sisi meja dan menghampiri wanita itu untuk melancarkan serangan jarak dekat.

Ketika Tama mengangkat pisau, Gianna langsung menunduk dan mengeluarkan belatinya, untuk kemudian menyabet perut Tama.

"Arghh. Sialan lo."

Walau kesakitan, Tama masih bisa menyerang membabi buta. Mengayun pisau secara asal agar bisa mengenai salah satu bagian tubuh Gianna. Sementara Gianna sendiri sangat pandai menghindar serta menangkis.

Pisau Max beradu dengan belati milik Gianna. Suara gesekan besi yang ngilu saling bersahutan. Gianna sedikit tidak menyangka bahwa Tama bisa berkelahi.

Catat. Tama bisa berkelahi, tapi Gianna terlatih beladiri.

Selama beberapa lama senjata mereka saling bentrok. Gianna mengunci tangan Tama dan menempelkan belati ke lehernya. Begitupun Tama, membalas dengan menahan tangan Gianna dan mendorong tubuh Gianna dengan pisau sampai menubruk dinding.

"Lo gak akan bisa lawan gue," Tama menyeringai dengan tatapan mata tajam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo gak akan bisa lawan gue," Tama menyeringai dengan tatapan mata tajam.

"Oh, ya?" Gianna membalas dengan senyuman miring.

Four : FALLEN (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang