Fallen - 10

11.5K 2.2K 669
                                    

⚠️Warning ⚠️
Konten sensitif
Adegan/ucapan tidak baik jangan ditiru ya

Happy Reading

Luka-luka di tubuh Tama selalu bertambah. Entah itu memar, lecet atau kulit yang robek. Penampilan Tama cukup — sangat menyedihkan. Selain luka di kulit, wajah tirus nan pucat nya juga kurang sedap dipandang mata.

Sering kali matanya terlihat memerah. Seperti kurang tidur. Belum lagi, tubuh kurus dan kulit kusam nya. Tak ayal jika para siswi perempuan sering mengolok Tama karena penampilannya.

Semenjak kejadian dimana Tama menyatakan cinta pada Samantha, laki-laki itu kerap dijadikan bahan hinaan oleh gadis di kelasnya.

Samantha yang sejak dulu tidak menyukai Tama, kini semakin membencinya. Bukan hanya karena dari segi fisik, tingkah Tama pun begitu menjijikan di mata Samantha.

Pantas saja Tama sering menjadi korban bully. Lelaki itu terlalu lemah dan tidak berdaya. Jadi ditelisik dari segi manapun, Tama tak lebih dari seonggok sampah.

"Apa lo liat-liat, hah?" sentak Samantha kala dirinya masuk ke kelas dan mendapati Tama tengah menatap ke arahnya.

Tama langsung melarikan mata dan menunduk. Beruntung Max dan kawan-kawannya belum masuk ke kelas, sehingga Tama punya waktu lega sebelum nantinya dibabat oleh mereka.

"Lo gak pernah mandi ke sekolah, ya?" cibir Samantha yang harus melewati Tama untuk sampai di bangkunya. "Kucel. Mana bau lagi."

Dikatai bau, dengan gerakan lambat Tama mengendus baju seragamnya. Dia memang tidak pernah memakai parfum dan bajunya pun tidak pernah dicuci dengan pewangi. Meski begitu, Tama yakin tubuhnya tidak sebau itu hingga bisa menganggu penciuman orang lain.

"Mata lo mau gue colok? Gue tahu gue cantik, tapi please gak usah liatin gue kaya gitu. Mending kalo lo ganteng," Samantha tak henti-hentinya mengomel.

"Berisik banget lo, jablay," ketus Fila melirik sinis pada Samantha.

"Suka-suka gue lah mau berisik. Mulut, mulut gue," balas Samantha sewot seraya mendudukan diri di bangkunya.

Fila memiringkan tubuh untuk melihat Tama yang duduk di seberangnya. "Lo yakin suka cewek modelan Samantha? Buta mata lo."

Tama bingung harus merespon seperti apa. Jadi dia hanya memandang Fila dan Samantha bergantian kemudian menunduk. Menghindari pelototan Samantha.

"Sirik lo?" tanya Samantha pada Fila sembari melipat tangan di depan dada. "Gak ada cowok yang suka sama lo? Iya, sih. Muka lo kurang cantik."

"Ngapain banget gue sirik sama lo," cetus Fila santai. "Lo bangga ditembak sama Tama? Kalo dilihat kalian cocok, kok," Fila tergelak dengan maksud mengejek.

"Dih, ogah," Samantha melempar tatapan jijik untuk Tama. "Gak sudi gue sama cowok freak."

"Freak?" lirih Tama dalam gumaman. Baru kali ini ia mendengar ada yang mengatainya freak secara langsung.

Menyadari Tama mendengar caciannya, Samatha melanjutkan. "Iya elo freak. Ngaca, dong. Muka lo seram, kaya orang abis nyabu. Bikin kita-kita disini risih."

"Gue biasa aja," Fila menyahuti membuat Samantha mendelik meski Fila tidak melihatnya karena sudah menghadap ke depan.

Samantha membenahi duduknya dan mengibas rambut ke belakang selagi Tama masih menatapnya dengan sorot rumit. "Semoga hidup gue gak sial gara-gara dapat pernyataan cinta dari lo. Lain kali tahu diri ya kalo mau nembak cewek."

Four : FALLEN (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang