Fallen - 8

11K 2.4K 788
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Happy Reading

Sudah beberapa hari ini teror box dan telepon masih Gianna dapatkan. Lambat laun Gianna semakin dibuat jengah apalagi saat si peneror meminta ia berkerja untuknya.

Kebingungan melanda. Antara memberitahu One dan meminta bantuan atau menutupinya. Jika Zero tahu ada yang menginginkannya, Gianna yakin pria itu tidak akan tinggal diam.

Masalahnya Gianna enggan bercerita karena Zero juga membuatnya muak dengan desakan yang sama setiap waktu. Meminta nya kembali menjadi Four.

Terus terang, Gianna masih tidak ingin kembali pada pekerjaan itu. Waktu menghukum geng Max saja, Gianna cukup menyesali perbuatannya setelah itu. Tapi mau bagaimana lagi. Tingkah bocah-bocah nakal itu membangkitkan jiwa gelap Gianna.

Penindasan tetap menjadi hal utama yang paling Gianna benci. Terlebih, Max dan teman-temannya sudah sangat keterlaluan. Mana bisa Gianna membiarkannya begitu saja.

"Bu Rose. Jadi ke tempat Tama?"

Pertanyaan Bu Ismi membuyarkan lamunan Gianna. Kedua matanya mengerjap lalu menatap Bu Ismi yang tengah sibuk dengan dokumen di meja nya.

"Jadi, Bu. Sepulang sekolah saya akan mampir ke rumah nya," sahut Gianna.

"Semoga aja dia mau dengerin Bu Rose dan mau masuk sekolah lagi," timpal Bu Ismi tanpa menoleh pada Gianna.

"Iya. Semoga."

Sudah terhitung tiga hari Tama absen. Tidak ada yang tahu alasannya, karena Tama memang tidak memberi surat keterangan. Dan juga dia tak punya teman, jadi Gianna tidak bisa menanyakan kabar Tama pada siswa lain.

Gianna memandangi Bu Ismi yang masih sibuk menekuri pekerjaannya. Kemarin secara tidak sengaja, Gianna mendengar perdebatan antara Bu Ismi dengan Max.

Cukup mengejutkan bahwa ternyata selama ini Bu Ismi melindungi kejahatan Max.

"Ibu harus bawa Tama sekolah lagi. Kalau gak ada dia, gue gak ada mainan," cetus Max pada Bu Ismi yang berdiri dengan gusar.

"Saya akan minta bantuan Bu Rose."

"Ck. Guru baru itu juga gila. Ibu harus manfaatin dia, dan pastiin guru itu gak gangu kesenangan gue."

"Baik."

"Inget. Jangan sampai ibu biarin Tama lapor siapapun atau lapor polisi soal kejadian kemarin."

Bu Ismi mengangguk pelan. "Tapi apa kamu tahu kenapa Tama gak masuk sekolah?"

Senyuman jahat terukir di bibir Max. "Gue habis gebukin dia. Makanya jangan sampai dia kabur dan gak masuk sekolah lagi. Gue gak mau dia cari kesempatan buat laporin gue."

"Baik."

Max menatap sengit pada Bu Ismi. "Awas kalo sampai itu terjadi," ucapannya terjeda kemudian lanjut dengan berbisik. "Gue gak segan bunuh ibu."

Four : FALLEN (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang