Anjirrrr, dua hari gak update
Tapi tenang bab ini panjang sampai 3300 kata
Semoga puasss 🥰Happy Reading
Motor yang dinaiki Iyan berhenti di depan gerbang sekolah yang gelap serta sunyi karena sudah memasuki tengah malam.
Tak jauh dari tempatnya, di keremangan cahaya lampu, Iyan melihat seseorang yang berdiri memunggunginya. Belum sempat ia melangkah untuk menghampiri, lelaki itu sudah lebih dulu memutar tubuh.
"Eka?" kedua bola mata Iyan melebar, terkejut. "Ngapain lo di sini?"
Eka menghisap rokoknya lalu kemudian membuang dan menginjaknya. Dengan langkah lebar, Eka mendekati Iyan. "Balas dendam."
Iyan terkejut untuk yang kedua kalinya. "Lo — yang tadi sms gue?"
Anggukan kepala dari Eka menjadi jawaban. Lelaki itu kembali menyalakan rokok baru, sekalian menawari Iyan.
"Nomor lo ganti?" Iyan menyugar rambutnya ke belakang usai membakar ujung rokok dengan pematik yang disodorkan Eka.
"Enggak."
"Terus? Tadi pake nomor siapa?"
"Nomor baru beli."
Iyan berdecak bingung. "Ngapain pake nomor baru cuma buat chat gue kaya gitu?"
Sekilas, Eka menatap Iyan dengan sorot penuh arti. "Buat ngehindarin rekam jejak."
Walau tak paham, Iyan tak lagi bertanya. Menyelesaikan acara merokok mereka, Iyan memandangi gedung sekolah yang nampak horor dengan tangan berkacak pinggang.
"Lo serius pembunuhnya ada di sini?" Iyan sangsi.
Eka menggeleng. "Gak yakin juga."
"Jadi siapa pembunuhnya?"
"Kita bakal tahu kalau udah masuk kedalam."
Seketika Iyan menoleh pada Eka. "Jadi lo juga belum tahu? Tadi lo bilang tahu makanya nyuruh gue datang."
"Gue tahu tapi gak yakin. Takut salah. Gue ajak lo buat mastiin."
"Lo semua-mua nya gak yakin. Ini kalo pembunuhnya gak ada, percuma kita ke sini."
"Kita bisa cari bukti, Yan. Sakti dibunuh di sekolah. Udah pasti pembunuhnya ninggalin jejak. Lo pasti paham, kan? Gak perlu gue jelasin."
"Y-ya iya. Tapi — serem, bego. Kenapa kita harus datang jam 12 malam, sih?"
"Ck. Bacot lo daritadi. Buruan masuk," decak Eka sebal.
Terpaksa Iyan mengikuti Eka memanjat gerbang agar bisa masuk ke lingkungan sekolah. Derit suara besi yang ditimbulkan menambah kesan mencekam yang sedari tadi Iyan rasakan.
Begitu sudah di dalam, Eka berjalan mendahului. Menggunakan bantuan dari senter kecil yang dibawa Eka, keduanya menuju ke gedung sekolah.
Iyan berharap bahwa mereka benar-benar bisa mendapatkan petunjuk tentang kematian Sakti. Menurut informasi dari kepolisian yang Iyan dengar, Sakti di bunuh sekitar 6-7 jam sebelum jasadnya diketemukan saat pagi.
Mungkin saja Sakti memang dibunuh di area sekolah, atau pembunuhnya memang sengaja membayat mayat Sakti dan menaruhnya di kelas. Tapi kenapa dia harus melakukan itu?
Seharusnya si pembunuh menyembunyikan hasil perbuatannya, tapi ini malah mengekspos nya secara terang-terangan. Meskipun begitu polisi belum bisa juga menemukan siapa pelakunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Four : FALLEN (Selesai)
Mystery / Thriller#Four Series Book 2 Baca terlebih dahulu FOUR [Angel With a Shotgun] SUDAH TAMAT DI KARYAKARSA _________ Hidup Gianna di-reset. Setelah meninggalkan pekerjaan sebagai pembunuh bayaran dan menikah dengan sang kekasih, kehidupan Gianna berjalan norma...