Fallen - 24

5.9K 867 96
                                    

Hai gaes buat Bab 23 kemarin gak akan aku posting di wattpad, ya. Jadi yang mau baca bisa ke akun Karyakarsaku.

Kalau bab 24, ini diaaaaa 👇
Masih posting di wattpad 😚

Happy Reading

Di setiap kehidupan, ada banyak gelombang yang menerjang. Sekali dua kali, manusia masih sanggup berdiri. Namun jika bertubi-tubi, kadang kala ada yang memilih mati.

Bagi Gianna, bertahan sudah menjadi kemampuannya. Walau hatinya kacau balau, Gianna tidak ingin terus menerus terperangkap di kubangan perasaan itu. Di dunia ini, yang bisa bertahan dalam peperangan adalah pemenangnya. Dan Gianna ingin menunjukannya pada Zero, bahwa ia tidak akan kalah.

Di siang hari yang cerah, Gianna dengan kacamata hitam dan scraf yang menutupi kepala, berdiri di pinggir jalan yang tak terlalu ramai. Dengan jarak yang tidak terlalu jauh, Gianna terus menatap ke arah toko roti di ujung gang.

Bread Corner cukup ramai di jam makan siang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bread Corner cukup ramai di jam makan siang. Sejak tadi ada saja pengunjung yang datang dan keluar dengan kantong penuh roti. Walau terlihat kelimpungan, para pegawai masih bisa melayani pembeli dengan baik.

Perlahan Gianna mengayunkan kaki dan berdiri di depan kaca Bread Corner, menunggu semua orang pergi.

Saat toko sudah sepi, dua orang karyawan langsung mengisi rak-rak dengan roti baru, sementara Dave menghitung uang di balik meja kasir. Gianna mengetuk-ngetuk kaca dengan pelan untuk mengambil atensi Dave, dan begitu pria itu menoleh, Gianna melambaikan tangannya.

Dave yang terkejut, buru-buru keluar. "Gianna?"

Bukannya menjawab, Gianna hanya tersenyum dan melepas kacamata nya. "Hei, Dave."

Tanpa basa basi Dave meminta Gianna masuk dan menyuruhnya duduk di salah satu kursi yang disediakan untuk pengunjung. Gianna menurut lalu melepas scraf di kepalanya setelah meletakan kacamata di meja.

"Kau mau minum apa?" tanya Dave menawarkan. Lalu melambai pada seorang baristanya agar menyingkir.

"Terserah saja."

Dave mengangguk dan mulai meracik minuman"Kau masih suka butterbeer frapuccino? Aku akan membuatkan yang tak kalah enak dari punya starbucks."

Gianna tersenyum sambil menggelengkan kepala. "Sejak kapan toko ini menjiplak menu minuman?"

"Sejak toko ini makin terkenal. Kau tahu?" Dave terus mengajak Gianna berbicara. "Toko ini jadi rame sekali sejak masuk variety show, dan sialnya Martin tidak ingin menggunakan uang yang didapatnya untuk memperluas toko ini."

"Sekarang toko ini milik kalian bersama, kan?" tanya Gianna tertawa.

"Yaah, aku sudah bersama Martin selama bertahun-tahun jadi Martin mengajaku berinvestasi di tokonya."

Four : FALLEN (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang