02

1K 103 14
                                    

Happy Reading!
—————————————————————

Sesuai janji, Wonyoung mendatangi Sunghoon yang sudah duduk manis di sebuah sudut cafe. Perlahan Wonyoung menghampiri Sunghoon, menarik kursi di depan laki-laki itu dan duduk dengan senyum di wajahnya.

"Mau ngomong apa?"

"Kata Heeseung lo suka gue? Bener?" Wonyoung terpaku beberapa saat. Kakak kembarnya itu memang selalu tidak terduga.

"Jujur aja, sebenarnya gue juga suka sama lo" Wonyoung yang tadinya menundukkan kepala langsung menatap Sunghoon dengan begitu antusias.

"Tapi Hyuka juga suka sama lo"

"H-hyuka? Maksud lo Hyuka sahabat gue sama Yuna?" Tanya Wonyoung mencoba meyakinkan dirinya.

"Ya, siapa sih yang ga suka sama lo? Lo cantik, baik, pinter, murid teladan, multitalent. Lo itu gadis paling perfect yang pernah gue temuin. Apa sih kurangnya diri lo?"

"Keluarga" Jawab Wonyoung cepat.

"Lo tau sendiri kondisi keluarga gue, bahkan gue ga bisa bernafas di rumah besar gue. Rasanya berada di rumah seperti neraka" Wonyoung tersenyum miris, menatap jari-jari tangan yang saling di tautkan.

"Hyuka, sebenernya Yuna suka sama dia. Gue ga tau apa yang harus gue lakuin sekarang. Hyuka, Yuna. Mereka sahabat gue"

"Kalau gue boleh kasih saran ke lo, sebaiknya lo mulai jauhin Hyuka. Dia orangnya aneh" Ucap Sunghoon serius menatap Wonyoung.

"Maksud lo?" Sunghoon tidak langsung menjawab, menunggu pelayan yang memberikan pesanan mereka pergi dari meja keduanya.

"Gue sempet lihat dia, senyum-senyum sambil lihatin foto lo"

"Haha, lo jangan bercanda deh! Bukannya wajar ya kalau seseorang suka sama orang lain bakal senyum-senyum lihat fotonya?" Enteng Wonyoung tertawa mendengar perkataan Sunghoon yang terdengar aneh baginya.

"Gue udah peringatin lo, gue sayang sama lo, Won. Karena itu gue ngomong semua ini ke lo. Buat tidakan yang lo ambil, gue cuma bisa bantu sedikit" Ucap Sunghoon setelahnya pergi meninggalkan Wonyoung yang masih terdiam di meja.

"Lah? Gue kira mau di tembak anjir! Gue dah deg-degan sialan!" Gerutu Wonyoung setelah Sunghoon menjauh dari meja mereka.

"Lo yang bodoh udah berharap lebih. Wony sadar!"

"Oh gue lupa nawarin satu hal buat lo" Wonyoung terlonjak kaget. Segera dia membalikkan badannya menatap Sunghoon yang tersenyum dan berjalan menghampirinya.

"Karena kita saling suka, kenapa ga pacaran aja? Gue ga terima kata yang bersifat menolak" Ucapnya dengan senyum lebar dan mengedipkan satu matanya sebelum akhirnya berlalu pergi meninggalkan Wonyoung yang kembali terpaku.

"Sunghoon lo bener-bener ya!" Wonyoung menghembuskan nafasnya, kemudian kembali mengingat perkataan Sunghoon.

"Hyuka senyum lihat foto gue? Tapi kan—" Wonyoung terdiam sesaat, menatap lurus ke depan.

"Dari mana Hyuka punya foto gue?" Ponsel Wonyoung berbunyi, menandakan sebuah telfon masuk. Dilihatnya nama penelepon— Hyuka. Dengan rasa was-was Wonyoung mengangkat telfonnya, menempelkan benda pipih itu pada telinganya.

"H-halo?"

"Lo dimana?" Mata Wonyoung bergerak gelisah, dia tidak tau harus menjawab apa.

"Gue—"

"Lo di cafe Bluerain ya?" Segera Wonyoung mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan Hyuka.

"Gue ga sengaja lihat lo disana. Baru angkat telfon gue. Gue sana ya" Belum sempat Wonyoung menjawab, telfon sudah dimatikan Hyuka secara sepihak. Tidak lama kemudian terdengar suara pintu cafe yang dibuka. Menampakkan Hyuka dengan setelan casual nya berjalan ke arah Wonyoung.

toxic loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang