20

342 42 6
                                    

"Hoonie, kita keluar ya? Kamu istirahat aja"

"Loh kamu gimana? Kemarin pingsan kan?" Tanya Sunghoon khawatir.

"Gausah khawatir aku, kamu istirahat aja. Aku baik kok" Setelah mengatakan hal itu Wonyoung keluar ruangan di ikuti oleh Yuna dan juga Heeseung. Setelah mencari tempat teraman, Wonyoung segera menatap kedua orang di depannya sebelum membuka suara.

"Disini udah banyak korbannya. Kemungkinan korban selanjutnya itu lo, Hee dan juga sebaiknya kita awasi Hyuka"

"Kenapa ga kita tangkep langsung aja?" Tanya Yuna.

"Gaada bukti, Yun. Yang ada nanti malah kesalahan" Yuna mengangguk paham, kemudian berjalan mendekati Heeseung.

"Biar gue yang jaga Heeseung"

"Ga, Yun. Lo juga bisa jadi korban. Inget apa yang terjadi belakangan antara kita. Inget alasan orang tua gue dibunuh sama stalker gila itu" Untuk beberapa saat semuanya terdiam, larut pada pikiran mereka masing-masing. Selain Yuna dan Heeseung, masihgukan dari Wonyoung.

"Kalau gitu biar gue yang jagain Hyuka"

"Bahaya, Yun. Aku gamau kamu kenapa-kenapa karena ini" Lembut Heeseung yang tentunya menarik perhatian Wonyoung karena cara bicara dan juga gaya bicara Heeseung yang terkesan lembut.

"Hyuka tau aku suka sama dia. Kita bisa pakai kesempatan itu Hee"

"Kalian udah resmi pacaran?" Wonyoung menatap keduanya bergantian dengan mata memicing.

"Belum kok Won, tunggu aja nanti" Senyuman jahil terukir di wajah Wonyoung, setelahnya dia menyenggol bahu Yuna yang tengah menatap Heeseung.

"Siapin jantung, hati, otak, dan jawaban tentunya"

"Apa gue perlu jawab? Kan jawabannya jelas" Heeseung tersenyum malu sambil mengusap tekuk lehernya. Inikah yang dinamakan menang sebelum bertempur?

"Woah! Kode keras loh, Hee cepet tembak sana" Canda Wonyoung menggoda kembaran dan juga temannya.

"Gue bakal nembak kok Won. Tunggu waktu aja"

"Iya, iya yaudah gue lihat kak Jisung dulu ya" Pamit Wonyoung kepada kedua sejoli di hadapannya. Biar ga jadi nyamuk aja.

"Pacar lo kan Sunghoon?! Jangan bilang lo—" Ucapan Yuna terpotong ketika Wonyoung membalikkan tubuhnya dan menatap polos ke arahnya.

"Gue juga ga paham. Gue pengen samperin kak Jie aja"

"Kayaknya cinta Jisung ga bertepuk sebelah tangan ya?" Heeseung tertawa gemas melihat Yuna di sebelahnya, kemudian memeluk tubuh rampingnya dan mengusap lembut rambutnya.

"Cinta aku juga ga bertepuk sebelah tangan kan?"

🍁🍁🍁

Wonyoung membuka ruang inap Jisung, dan terlihat jelas laki-laki dengan tubuh tinggi tersebut sedang berbaring di atas ranjangnya.

"Kak Jie istirahat ya? Gue ganggu?" Jisung yang tadinya berbaring, mencoba untuk duduk, dan dengan telaten Wonyoung membantunya, tentunya dengan senyuman yang terus mengembang di wajahnya.

"Makasih ya, Won"

"Kak, udah makan kan?" Jisung mengangguk kan kepalanya, tanda sudah melakukan hal yang di tanyakan Wonyoung barusan.

"Won, lo masih betah sama Sunghoon?" Tanya Jisung tiba-tiba membuat gadis bertubuh bongsor tersebut sedikit terkejut.

"Betah dong kak! Sunghoon kan baik orangnya. Pehatian, romantis pula" jawab Wonyoung seadanya. Bukan itu yang ingin Jisung dengar. Mungkin terdengar egois, tapi Jisung berharap hubungan Wonyoung dan Sunghoon tidak akan bertahan lama. Perlu diingatkan bahwa sebenarnya Jisung juga mencintai Wonyoung. Namun sepertinya semesta tidak mengizinkan? Buktinya Wonyoung masih di buat betah bersama Sunghoon kekasihnya.

toxic loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang