16

311 41 7
                                    

Heeseung berdiri di belakang tubuh lemah Wonyoung, keduanya sepakat mengatakan semua kebenarannya. Wonyoung terlihat sangat hancur tentunya, terlebih saat mengingat perkataan Yuna.

"Maafin gue ya Jung, karena gue lo disini sekarang. Harusnya gue yang ada di sini biar semuanya selesai. Iyakan?" Heeseung mengusap bahu Wonyoung perlahan, begitupun dengan Sunghoon yang setia menggandeng tangan Wonyoung.

"Kalau aja kita ga bolos saat itu—" Wonyoung melirik ke arah Sunghoon. Ingatannya kembali pada waktu sehari sebelum Jungwon di temukan tewas.

Flashback on

"Wony, gue balik dulu ya" Pamit Jungwon yang langsung dibalas anggukan serta senyuman oleh Wonyoung.

"Gue searah sama Jungwon, gue balik juga ya. Woy tungguin gue!" Teriak Hyuka menghentikan langkah Jungwon.

"Yah tinggal kita berdua"

"Gimana kalau kita juga jalan?" Tawar Sunghoon yang mendapat anggukan dari Wonyoung. Belum jauh mereka berdua berjalan, Sunghoon sudah menghentikan langkah Wonyoung, memintanya berhenti sejenak.

"Sayang, kamu tunggu sini ya? Aku mau ke kamar mandi sebentar"

"Disini ada kamar mandi ya?" Polos Wonyoung menatap sekitar.

"Ada kok, kamu jangan kemana-mana ya? Nanti sekalian aku telfon supir, kasian kamu jalan dingin lagi" Belum sempat Wonyoung menjawab, Sunghoon sudah pergi terlebih dahulu meninggalkannya.

Lebih dari 30 menit Wonyoung menunggu Sunghoon yang tidak kunjung datang. Hingga supir yang dimintanya untuk datang berhenti tepat di depan Wonyoung.

"Nona? Dimana Tuan?"

"Ah, kamar mandi" Jawab Wonyoung cepat.

"Naiklah, cuaca sangat dingin" Wonyoung tersenyum lembut, dan memasuki mobil mewah milik Sunghoon. 15 menit berlalu, akhirnya Sunghoon menunjukkan batang hidungnya dan langsung menaiki mobil menuju kediamannya.

"Kok lama?"

"Dingin ya? Pake jaket aku nih"

Flashback off

Wonyoung sedari tadi menatap Sunghoon penuh selidik. Sekarang mereka sudah berada di sebuah cafe. Wonyoung memilih untuk melakukan rawat jalan di rumah, mengingat kondisinya sudah sedikit membaik.

"Kenapa dari tadi liatin aku terus?"

"Dimana kamu 45 menit pergi tanpa aku saat Jungwon menghilang?" Tanya Wonyoung to the poin.

"Kan aku pamit sama kamu mau ke kamar mandi"

"45 menit ke kamar mandi?" Tanya Wonyoung kali ini terdengar lebih tegas.

"Cari-cari dulu Won, aku lupa tempatnya"

"Kenapa waktu itu ngalihin topik?"

"Cuacanya emang dingin sayang, dan supir yang aku suruh jemput kamu telat kan? Dia bilang ke aku kalau jalannya macet" Wonyoung menghembuskan nafasnya. Kecurigaannya pada Sunghoon seperti tidak berdasar. Lagipula Sunghoon tidak mungkin bisa melakukan hal sekejam itu bukan? Lalu Hyuka? Sampai sekarang Wonyoung belum mendengarkan penjelasannya sama sekali. Stalker yang menguntit Wonyoung tidak lagi bisa dibilang sebagai stalker. Dia sudah melakukan pembunuhan pada orang terdekat Wonyoung. Dia bukan stalker! Dia psikopat berdarah dingin yang hanya mencari kepuasan diri.

"Kamu harus hati-hati Won, kamu masih lemah, sebaiknya kamu di rumah terus. Dunia luar terlalu berbahaya" Ucap Sunghoon mengelus lembut kepala Wonyoung.

"Gue bukan anak kecil Hoon!"

"I know, i know mending kita pulang. Kamu harus banyak istirahat kalau mau di rawat dirumah" Wonyoung menuruti perkataan Sunghoon, dia juga tidak ingin terlalu membuat khawatir orang di sekitarnya.

toxic loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang