26

935 44 1
                                    

"Selamat tinggal! "

Dor!

Wonyoung segera menghampiri laki-laki dihadapannya, menepuk pipinya berkali-kali dan terus memeluknya meminta untuk bertahan. Bahkan Wonyoung sudah tidak mempedulikan sakit di tubuhnya, air matanya mengalir, darah memenuhi tangan dan bajunya.

Heeseung yang juga melihatnya segera berlari menghampiri Wonyoung, berjongkok tepat di sebelah adiknya dan menatap laki-laki yang tengah berada dalam pangkuan Wonyoung.

Suasana di taman rumah sakit begitu kacau, para pasien ataupun orang yang berada di sekitar mereka berkumpul menyaksikan kejadian tersebut.

"Won, bahagia terus ya?" Ucap laki-laki bertubuh tinggi tersebut sebelum akhirnya kehilangan kesadarannya.

Dari sela-sela kerumunan, Wonyoung dapat melihat Dokter dan Suster berlarian ke arah mereka, begitupun dengan Yuna dan beberapa polisi yang mengikutinya.

"Saudara Heeseung, kau harus ikut kami ke kantor polisi" Ucap seorang polisi dan memborgol tangan Heeseung.

"Oppa..."

"Heeseung..." Heeseung tersenyum, menatap Wonyoung dan Yuna secara bergantian.

"Pak!! Tolong lepasin kakak saya, dia ga bersalah pak"

"Biar hakim yang memutuskan apakah dia pantas dihukum atau tidak" Wonyoung memegang tangan Heeseung, berencana untuk menghentikan laki-laki tersebut.

"Tenang aja Won, gue baik-baik aja. Paling ga gue bisa lindungin lo, gue merasa udah jadi kakak yang baik buat lo" Air mata Wonyoung menetes begitu saja, kemudian gadis cantik tersebut mendekatkan dirinya pada Sang Kembaran dan memeluknya erat.

"Gue juga sayang sama oppa, bertahan ya? Wony tau oppa bakal baik-baik aja"

"Selama lo baik-baik aja, gue juga bakal baik-baik aja"

🍁🍁🍁

Tepat seminggu setelah tragedi tragis yang menimpa Wonyoung berakhir, kini Wonyoung dan Yuna duduk di kursi penonton persidangan Heeseung. Disini terdapat banyak reporter, tentunya selain Heeseung masih di bawah umur untuk mendapatkan hukuman berat, para warga Korea juga menganggap Heeseung tidak bersalah dan tindakannya adalah sebuah bentuk perlindungan diri. Bahkan para warga sampai membuat petisi yang sudah di setujui kurang lebih hampir seluruh warga Korea yang menggunakan ponsel genggam. Wonyoung sedikit bersyukur banyak yang mendukung kakaknya, namun disisi lain dia juga ikut stress dengan reporter yang silih berganti mendatangi rumahnya. Sunghoon pun turut menjadi sasaran, saat ini laki-laki tersebut masih terbaring di ranjang rumah sakit di karenakan lukanya yang cukup parah. Lalu, bagaimana kejadian sebenarnya?

Flasback on

Jungwon hendak menarik pelatuknya, namun tiba-tiba suara yang begitu familiar menyapa pendengarannya dan juga Wonyoung.

"Lepasin adik gue!" Jungwon memutarkan tubuhnya, menatap laki-laki yang berdiri di belakangnya. Benar, Heeseung dengan beberapa polisi di belakangnya.

"Maksud lo, lepasin?" Jungwon tersenyum miring, kemudian bermain-main dengan pelatuk pistol di tangannya.

Dengan sigap Heeseung mengambil salah satu pistol dari tangan polisi di sebelahnya, dan kembali menodongkannya pada Jungwon.

"Lo kira gue bakal takut?" Jungwon tersenyum tipis kemudian kembali menatap Wonyoung dan juga Sunghoon.

"Selamat tinggal" Ucap Jungwon dan menatap Heeseung yang ada di belakangnya.

toxic loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang