25

414 39 2
                                    


ⒽⒶⓅⓅⓎ Reading!

Wonyoung yang baru sadar dari pingsannya menatap sekitar. Ruangan yang dipenuhi dengan fotonya. Terlihat begitu menyeramkan dengan gambar yang ditempeli foto-fofo orang terdekatnya, dan juga tanda silang merah pada mereka. Sepertinya tanda itu diberikan ketika Jungwon berhasil membunuh korbannya. Disana terlihat foto Haruto, Ayah dan ibunya, dan tunggu. Terdapat satu foto yang cukup asing bagi Wonyoung.

"Itu terlihat familiar" Wonyoung menatap lekat foto tersebut, benar saja dia seperti mengenalnya.

"Kim Minju?" Minju adalah teman dekat Wonyoung semasa SMP, apa yang dilakukannya hingga dibunuh oleh Jungwon? Memang sejak kelulusan mereka tidak pernah lagi bertemu, apakah ini alasannya? Karena Minju sudah tiada? Selain foto-fofo tersebut, juga ada foto Heeseung, Yuna, Hyuka, Jisung, dan juga Sunghoon. Saat sedang sibuk melihat peta pembunuhan Jungwon, tiba-tiba pintu terbuka, menampakkan Jungwon yang baru saja datang.

"Gimana? Tidur lo nyenyak?"

"Ngapain lo? Dimana gue sekarang?!" tanya Wonyoung dengan menatap tajam ke arah Jungwon.

"Di istana kita. Gue pernah janji bakal jadiin lo ratu, tapi sebelum itu lo harus turutin permintaan gue"

"Turutin permintaan lo? Jangan ngimpi!" tekan Wonyoung di setiap katanya.

"Santai aja, hidup dan mati orang yang lo sayangi ada di tangan gue. Terlebih Sunghoon, lebih mudah buat bunuh dia" bisik Jungwon tepat di telinga Wonyoung. Tubuh Wonyoung bergidik seketika.

"Gue yakin, dia bakal kasih jiwa dan raganya demi nyelametin lo, demi bebasin lo"

"Apa mau lo? Lo mau di cintai? Cih! Iblis kayak lo ga pantes dapet cinta sedikitpun!" Jungwon mencengkram rahang Wonyoung kuat, kemudian menatap tajam ke arah ke dua mata Wonyoung.

"Jangan nguji kesabaran gue! Kesabaran gue ga sebanyak yang lo kira"

"Gue ga nguji kesabaran lo, gue cuma ngomong fakta" Jungwon tersenyum, kemudian menarik rambut Wonyoung kasar hingga gadis tersebut mau tidak mau mendongakkan kepala menatapnya.

"Jangan bertingkah, kalau lo mau selamat" Dengan kasar Jungwon mendorong tubuh Wonyoung hingga terbentur meja dan membuat pelipisnya mengeluarkan darah.

"Tetep diem disini dan jadi anak yang baik" sepeninggalan nya Jungwon, Wonyoung menatap pintu dihadapannya, kepalanya terasa pening, dengan sisa kekuatannya Wonyoung mencoba mendiri dan menatap pantulan wajahnya di cermin.

"Menyedihkan, lo menyediakan Lee Wonyoung!" Terlintas ide di fikiran Wonyoung, dia berencana memecahkan kaca dan membuat keributan. Setelah menemukan benda yang sekiranya dapat memecah kaca di hadapannya, Wonyoung segera melemparkannya ke depan dan membuat kaca hancur seketika. Tentu saja suaranya terdengar cukup keras, terdengar teriakan panik Jungwon dari bawah sana. Wonyoung mengambil salah satu kepingan kaca dan menggenggamnya, tidak mempedulikan tangannya yang mengeluarkan darah cukup banyak.

"Lo mau ngapain!?"

"Jangan deketin gue! Atau gue bunuh diri disini" Langkah Jungwon terhenti, laki-laki tersenyum mencoba mendekati Wonyoung secara perlahan.

"Lo gila?"

"Ya, gue gila! Cuma orang gila yang bisa lawan orang gila! Jangan deketin gue, tetep di tempat lo" Jungwon menuruti Wonyoung, dia menghentikan langkahnya yang berusaha mendekati Wonyoung.

"Cewek sinting!" dengan kasar Jungwon menarik kasar pecahan kaca ditangan Wonyoung, membuat tangan gadis itu tergores cukup dalam, dan lehernya tidak luput dari luka. Jungwon kembali menarik rambut Wonyoung. Kepalanya sekarang benar-benar terasa pusing, hingga perlahan kesadarannya mulai menghilang.

toxic loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang