10

465 53 8
                                    

Happy Reading!
—————————————————————

"Aku yakin pembunuh Haruto bukan appa. Karena dia ga akan bisa hancurin kebahagiaan ku"

"Sstt, kamu diem atau aku cium? Kamu sadar ga sih? Sebenernya aku cemburu loh kalau kamu bahas cinta pertama kamu itu. Tapi aku ga bisa larang kamu kan? Jadinya aku cuma dengerin aja, tapi sekarang waktu buat kita kencan Wony, jangan bahas dia untuk sehari ini aja" Wonyoung menghembuskan nafasnya, benar yang di katakan Sunghoon. Memang sepertinya dia sangat egois hingga mengabaikan perasaan kekasihnya ini. Wonyoung tersenyum menikmati angin yang berhembus menerpa tubuhnya, tangannya mengelus tangan Sunghoon yang melingkar apik di pinggangnya. Beberapa kali Sunghoon mengendus dan menciumi ceruk leher Wonyoung, membuat gadis bermarga Lee tersebut mengeluh geli.

"Wony, Sunghoon! Sini kalian" Teriak Heeseung dari sisi lain kapal, membuat sepasang kekasih tersebut mau tidak mau menghampirinya.

"Jangan macem-macem ya lo! Mata gue banyak" Ancam Heeseung pada Sunghoon yang terlihat sedikit terkejut dengan perlakuan calon kakak iparnya itu.

"Mata lo cuma 2 Hee, kalau lebih serem dong namanya"

"Udah-udah! Bentar lagi kapal mau berhenti, Wony lo mau makan apa?" Tawar Jungwon yang sedari tadi berada bersama Heeseung dan Hyuka.

"Kalau gue ngikut aja sih"

"Gimana kalau restoran deket-deket sini?" Tanyanya sekali lagi.

"Boleh tuh!" Jungwon tersenyum melihat Wonyoung begitu antusias, hingga tanpa sadar mengusap rambut Wonyoung gemas.

"Santai dong lo ga usah elus-elus rambut pacar gue!" Ucap Sunghoon emosi mendorong tubuh Jungwon di hadapannya.

"Ya lo santai dong! Jangan dorong-dorong gitu!"

"Makanya lo jangan ganjen sama cewe gue!"
Grep!

"Aaa" Teriak Wonyoung saat merasakan sebuah tangan menyentuh tangan miliknya. Tangannya terlihat dingin, saat Wonyoung memberanikan diri untuk melihat, tangan yang memegangnya terlihat begitu pucat dan berwarna begitu putih walaupun terdapat beberapa noda hitam di atasnya.

"Won—"

"Appa?" Lirih Wonyoung dan menahan tubuh lemas ayahnya dengan kedua tangan.

"Oppa! Ini appa..." Heeseung mendekat ke arah keduanya, membantu Sang Ayah untuk berdiri tegak, begitupun dengan Sunghoon yang turut membantu Heeseung.

"Om, gimana om bisa sampai sini?" Tanya Sunghoon dan memapah Dongwook untuk duduk di kursi sekitar.

"Ini om minum dulu" Sopan Jungwon yang tadinya sudah berlari membelikan air mineral.

"Aish kenapa tua bangka ini masih hidup? Dia kan sumber utama penderitaan ratu ku" Gumam Hyuka yang berdiri sedikit menjauh dari teman-temannya.

"Hyuka, bisa tolong ambilkan mobil?" Tanya Wonyoung menatap Hyuka yang hanya menatapnya dengan ekspresi datar.

"Untuk apa? Nolongin orang itu? Dia udah banyak nyakitin lo Won!"

"Dia tetep ayah gue!" Teriak Wonyoung pada Hyuka dengan mata berkaca-kaca.

"Tolong, sekali aja tolongin gue, appa gue butuh bantuan kalian sekarang. Gue ga sanggup kehilangan orang yang gue sayang untuk kesekian kalinya..." Lanjutnya dan mulai meneteskan air mata.

"Biar aku yang ambil—"

"Wonyoung kan? Bener ternyata" Potong seseorang yang datang dari arah belakang.

toxic loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang