Happy Reading
ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ
S
unghoon membuka matanya perlahan, matanya menyisir sekitar tempatnya terbangun. Gelap, itu yang pertama dilihatnya. Sunghoon berusaha bergerak, namun tubuhnya diikat pada sebuah kursi.
"Sialan Jungwon!" Teriak Sunghoon berusaha melepaskan ikatannya, namun percuma ikatan tersebut cukup kuat.
Pintu dihadapannya terbuka, menampakkan cahaya yang sangat menyilaukan matanya. Sunghoon menyipitkan matanya, mencoba memandang sosok yang berjalan menghampirinya.
"Halo adikku! Gimana malamnya?" ucap Jungwon menghampiri Sunghoon dengan pisau ditangannya.
"Ngapain lagi lo? Lepasin gue!" Jungwon tersenyum remeh, kemudian mengarahkan pisaunya tepat di depan dagu Sunghoon.
"Santai dulu dong, kita harus ngomong dari hati ke hati. Tentunya sebagai saudara"
"Lepasin gue! Lo udah gila!" Jungwon sedikit menekan pisau pada dagu Sunghoon, membuat dagu Sunghoon mengeluarkan sedikit darah.
"Lo jangan macem-macem! Wonyoung ada di tangan gue sekarang! Gue bakal sakitin dia kalau lo berani macem-macem!" Mata Sunghoon memerah ketika mendengar nama Wonyoung disebut, terlihat dengan jelas bahwa kedua matanya memancarkan amarah yang membara.
Kaki Sunghoon menendang selangkangan Jungwon, membuat laki-laki yang lebih tua darinya terjatuh dan menjatuhkan pisaunya. Sunghoon mengambil kesempatan tersebut, menjatuhkan kursi yang diikat nya membuat kepalanya terbentur dan darah mengalir dari pelipisnya. Sunghoon mencoba meraih pisau tersebut, dan beruntung mendapatkannya. Dengan kekuatannya yang tersisa, Sunghoon melepaskan ikatan tersebut dengan pisau tersebut, dan dengan sisa tenaganya, Sunghoon berlari meninggalkan Jungwon yang masih merintih kesakitan, dan berkali-kali berteriak memanggil nama Sunghoon.
Diluar suasana sangat sepi, sepanjang matanya memandang hanya terdapat ilalang. Tanpa fikir panjang Sunghoon berlari mencari jalanan utama, beruntung terdapat seseorang yang sedang mencari rerumputan untuk hewan peliharaannya.
"Ahjussi, bisa saya tau ini dimana?" Pria paruh baya tersebut terlihat terkejut dengan kedatangan Sunghoon, wajahnya yang dipenuhi darah, pisau yang ada di tangannya, wajah yang berantakan. Sunghoon terlihat cukup menakutkan dengan penampilannya tersebut.
"Ahjussi tidak perlu takut, aku hanya bertanya! Aku harus segera pergi ke kota" Setelah menatap Sunghoon dari atas sampai bawah, dengan suara bergetar pria paruh baya tersebut menjawab.
"Kau harus pergi ke arah Barat, ngomong-ngomong apa yang terjadi? Apa yang bisa ahjussi bantu?"
"Apakah ahjussi memiliki kendaraan?" Setelah pria paruh baya tersebut mengangguk, Sunghoon segera membuang pisau yang dibawanya kemudian menggenggam kedua tangan pria paruh baya tersebut.
"Terimakasih, saya akan membayarnya suatu hari nanti, bisa tolong antarkan saya ke kota?"
"Baik, ikuti saya, rumah saya berada tidak jauh dari sini"
💐💐💐
"Kita cek CCTV rumah sakit"
Tanpa fikir panjang, Heeseung berlari menghampiri ruangan CCTV, kemudian setelah meminta izin pada satpam dan menjelaskan situasinya, mereka segera mengecek CCTV."Jam berapa pasien menghilang?" Yuna menatap Sora— gadis yang ditemuinya tadi malam.
"Sekitar pukul 8 malam, sebelum suster berkeliling" Satpam tersebut menganggukkan kepalanya, kemudian melihat rekaman CCTV tepat pada jam tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
toxic love
Teen Fiction"Gue gamau tau Won, lo harus minta maaf sama Yuna! Atau jangan pernah anggep gue sebagai kakak lo lagi!"- Lee Heeseung. " Apa dosa gue sehingga harus melalui semua ini? Gue muak sama hidup ini!" -Lee Wonyoung