21

304 43 8
                                    

Suatu hari keluarga Park berlibur ke sebuah taman bermain di kota Yongin, Gyeonggi-do, Korea Selatan. Keluarga mereka terlihat sangat bahagia dengan putra kecil mereka yang berlarian kesana kemari. Saat itulah kedua orang tuanya lengah hingga terpisah dari putra semata wayangnya. Berminggu-minggu hingga berbulan-bulan Tuan Park dan istrinya mencari keberadaan putranya itu, namun tidak juga di temukan. Keduanya akhirnya menyerah, dan berinisiatif untuk memberikan donatur pada sebuah rumah panti, siapa tau setelahnya Tuhan akan berbaik hati pada mereka dan menemukan kembali putra mereka yang telah hilang.

"Terimakasih atas donasi yang bapak ibu berikan, semoga dapat bermanfaat bagi kehidupan anak-anak disini"

"Tunggu, siapa anak yang duduk sendirian di atas ayunan itu?" Tanya Sang Istri pada suster penjaga.

"Ah, dia Sunghoon. Kami merawatnya sejak bayi karena kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan dan hanya tersisa dirinya"

"Ah malangnya, berapa umurnya?"

"Kurang lebih 5 tahun, mau berbincang dengannya?" Tanya suster penjaga dan di angguki oleh Nyonya Park.

"Sunghoon! Sini bentar nak" Yang dipanggil segera berlari menghampiri ketiga orang dewasa tersebut.

"Sunghoon beri salam pada Tuan dan Nyonya Park, mereka baru saja memberikan donasi pada panti kita, dan mereka juga baru terkena musibah, putra mereka menghilang saat berlibur"

"Halo, perkenalkan namaku Sunghoon, dan umurku sekarang 5 tahun, semoga kalian segera menemukan putra kalian" Nyonya Park tersenyum lembut, kemudian mengusap pipi Sunghoon kecil lembut.

"Dia sangat mirip dengan Jungwon, bagaimana jika kita adopsi dia?"

🍁🍁🍁

"Lo boleh ambil semuanya kak, lo boleh sakitin gue, tapi jangan Wonyoung"

"Tapi gue juga suka sama Wonyoung! Sekarang giliran lo yang ngalah" Sunghoon menggelengkan kepalanya, kemudian memegang kedua kaki orang yang dipanggilnya sebagai kakak tersebut.

"Apaan sih lo?!" Dengan tidak manusiawi nya Jungwon menendang wajah Sunghoon, hingga membuat laki-laki tersebut tergeletak di tanah.

"Lo gausah ikut-ikut ngurusin hidup gue! Mau lo senasib sama appa dan eomma?"

"Lo udah gila kak! Lo bukan lagi suka sama Wonyoung! Lo bukan lagi cinta sama dia! Lo itu terobsesi!" Jungwon berdecih, kemudian menghampiri Sunghoon yang masih bertahan di posisinya yang bersujud di depan Jungwon.

"Lo bener gue gila, dan gue gila karena lo!" Jungwon tersenyum miris pada Sunghoon, setelahnya laki-laki tersebut berjalan menjauh darinya.

"Lo gatau beratnya jauh dari keluarga dan berakhir tinggal di pasti asuhan selama bertahun-tahun. Lo ga akan tau rasanya diejek gapunya orang tua padahal orang tua lo baru seneng-seneng sama anak barunya. Lo ga akan pernah tau perasaan gue disaat semua orang mencaci, cuma dia yang ada buat gue" Senyuman terlukis di wajah Jungwon. Laki-laki tersebut mulai berjalan menghampiri Wonyoung.

"Dia yang beri hidup gue warna, bahkan karena ngikutin dia gue tau orang tua gue nyariin gue selama ini. Gue balik, mereka nerima gue, tapi kasih sayang mereka berpusat ke lo! Bahkan lo dimasukkin kesekolah mahal sedangkan gue cuma homeschooling. Mereka ga pernah adil! Semua ga pernah adil antara gue sama lo! Gue benci lo! Gue harap lo mati! " Teriak Jungwon yang langsung berlari ke arah Sunghoon dengan pisau di tangannya. Namun semua gagal, reflek Wonyoung cepat, dia memeluk tubuh Sunghoon dan berakhir mendapatkan tusukan dari Jungwon. Sunghoon tentu saja tidak tinggal diam melihat gadisnya dilukai seperti itu, dia menyerang Jungwon. Mengabaikan luka di tangannya yang mulai terbuka dan darahnya merembes keluar. Saat Sunghoon berhasil melukai tangan Jungwon bersamaan dengan sirene polisi yang terdengar. Laki-laki tersebut segera berlari menjauh, meninggalkan Sunghoon beserta Wonyoung sendirian.

toxic loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang