Setelah kepergian kedua orang tuanya Wonyoung belum bisa bernafas lega. Hari ini, saat dia memasuki sekolah ada banyak pasang mata yang menatapnya aneh bahkan terkesan tidak suka. Tidak jarang mereka berbisik dan juga melontarkan berbagai sindiran. Tolonglah! Wonyoung tidak tau apa yang terjadi.
"Lihat deh, kirain lugu ternyata lebih parah dari pelacur" Sindir salah satu siswi yang berpas-pasan dengan Wonyoung.
"Udah dapet pangeran kok minta pangeran lain, gatau diri!" Wonyoung menundukkan kepalanya, dia tau betul sindiran itu di lontarkan untuk siapa. Semua cacian dan makian Wonyoung dengar tanpa sebab, kemudian tidak lama berselang, semua suara tersebut menghilang, tergantikan dengan suara musik yang begitu kencang di telinganya. Dengan sedikit takut Wonyoung mengangkat kepalanya. Ternyata Sunghoon yang menyumbat kedua telinganya dengan earphone miliknya. Sunghoon tersenyum, mengambil tangan Wonyoung dan menggenggamnya erat.
"Wony! Jangan dengerin mereka!" Ucapnya sedikit berteriak agar Wonyoung mendengarnya. Seluruh siswa siswi yang ada di Koridor terdiam menatap keduanya. Sunghoon tersenyum lembut pada Wonyoung, setelahnya menatap semua orang di lorong dengan tatapan tajam.
"Lo semua gatau masalahnya! Jadi jangan ikut campur! Belum tentu hidup kalian juga udah baik kan? Dari pada ngomentarin hidup orang mending urusin dulu tuh hidup yang berantakan! Jadi beban orang tua aja bangga!" Tekan Sunghoon di setiap katanya, setelahnya menarik tangan Wonyoung untuk menjauh dari kerumunan anak-anak tadi.
"Gausah di dengerin ya sayang?" Ucap Sunghoon lembut setelah menjauh dari kerumunan. Wonyoung melepas earphone yang menggantung di telinganya, setelahnya menatap Sunghoon dengan mata berkaca-kaca.
"Kali ini apa lagi? Aku beneran bisa gila kalau gini terus"
"Sstt! Jangan ngomong gitu! Kamu masih ada aku, Heeseung, sama anak-anak lain. Kita semua dukung kamu kok" Wonyoung mencoba menahan air matanya yang mendesak keluar, lalu setelah itu Sunghoon menariknya ke dalam pelukan hangatnya.
"Udah ya sayang" Dengan lembut Sunghoon mengelus rambut panjang Wonyoung.
"Kita ke kelas ya?" Wonyoung mengangguk pelan, setelahnya mengikuti Sunghoon dari belakang. Sesampainya di kelas suasana tidak berbeda jauh. Murid-murid yang ada di dalamnya menatap Wonyoung sinis. Hanya Hyuka dan Sunghoon yang menatapnya seperti biasa. Wonyoung tidak suka situasi seperti ini. Bahkan dia sangat membenci situasi seperti ini. Wonyoung menundukkan kepalanya, dan duduk di kursi mejanya. Pandangannya masih menatap bawah. Heeseung sekarang sedang berada di kantin bersama Jungwon dan Yuna. Seperti biasanya, sedangkan Wonyoung di sini duduk sendirian menahan rasa takut akan pandangan teman-temannya.
"Won! Nanti pergi karaoke yuk?" Tawar Hyuka mencoba mengembalikan senyum di wajah Wonyoung.
"Boleh!"
"Duh, jadi bener ya yang di katain Yuna. Lo itu murahan" Ucap salah satu teman kelasnya.
"Yuna?" Ulang Wonyoung menatap temannya.
"Pantes Yuna gamau main sama lo lagi! Lo temen makan temen!" Wonyoung mengepalkan tangannya, berjalan cepat keluar dari kelas. Sunghoon dan Hyuka yang melihatnya buru-buru menyusul Wonyoung sebelum hal yang tidak di inginkan terjadi. Di kantin, Wonyoung bisa melihat jelas Yuna duduk bersender pada pundak Heeseung dan tertawa tanpa beban. Tanpa berfikir banyak, Wonyoung menarik tangan Yuna dan menampar pipi gadis itu keras.
"Wony!" Bentak Heeseung dan langsung membantu Yuna.
"Oppa! Oppa dia itu—"
"Lo apa-apaan sih?! Lo bisa ga gausah kasar gini? Dateng-dateng langsung nampar orang seenaknya!" Wonyoung menghentikan kalimatnya setelah Heeseung memotongnya dengan berbagai amarah. Wonyoung bisa memaklumi nya. Mungkin karena Heeseung menyukai Yuna. Namun bukankah berlebihan sampai tidak memotong penjelasan Wonyoung?
"Lo jangan gangguin Yuna lagi deh Won! Cukup udah, Yuna sekarang pacar gue. Lo jangan pernah sakitin dia dengan cara murahan lo" Tubuh Wonyoung kaku. Apa kata Heeseung tadi? Murahan? Dia menyebut Wonyoung murahan? Mata Wonyoung berkaca-kaca. Hyuka dan Sunghoon hanya bisa menatapnya sendu.
"Hee, bukannya lo keterlaluan marahin Wonyoung? Dia adik lo sendiri loh" Bujuk Jungwon. Wonyoung menatap ke bawah. Sebisa mungkin menggigit bibir bagian bawahnya agar tidak menangis.
"Dia adik gue. Karena itu gue peduli. Gue mau dia mandiri, udah cukup dia nyusahin gue. Bahkan appa dan eomma tiada karenanya" Ucapan yang barusan terlontar dari mulut Heeseung sungguh menyakiti hati Wonyoung. Air matanya jatuh tanpa permisi. Kakinya melemas tidak kuat menahan berat badannya, hingga Wonyoung jatuh tersungkur ke lantai.
"Jadi selama ini oppa cuma anggep aku beban?"
"Iya! Terus kenapa?! Lo adik gue Won, karena itu gue selalu lindungin lo. Tapi lo juga harus bisa ngertiin gue. Yuna sekarang pacar gue, dan yang lo lakuin ke dia ini keterlaluan. Lo dateng-dateng nampar dia padahal Yuna ga salah apapun. Lo punya otak kan? Kalau lo kesel sama orang lain, jangan lo lampiasin ke pacar gue! Sekarang lo minta maaf sama Yuna" Wonyoung menatap kembarannya dengan mata memerah. Dari jarak yang lumayan dekat Sunghoon bergerak untuk membantu Wonyoung, namun pergerakannya di hentikan oleh Hyuka.
"Gue ga akan pernah minta maaf! Yuna pantes dapetin tamparan itu! Bahkan lebih" Wonyoung menghapus air matanya, berdiri dari posisi duduknya dan menatap sinis ke arah Heeseung.
"Oppa juga keterlaluan! Cuma gara-gara cewek gatau malu ini oppa hancurin hubungan baik kita"
"Sejak awal lo yang hancurin hubungan kita Won. Kalau aja lo bukan saudara gue dan perasaan sialan ini ga pernah ada, kita akan tetep baik-baik aja kan?" Untuk beberapa saat Wonyoung terdiam, mencoba meresapi kata demi kata yang di ucapkan Heeseung."3 tahun lebih gue kejebak dalam perasaan yang salah. 3 tahun lebih Won! Lo bahkan ga nyadar kan? Gue pernah suka sama lo! Gue pernah sayang sama lo! Lebih dari seorang kakak! Gue sayang sama lo gue cinta sama lo sebagai lawan jenis. Tapi gue ga pernah bisa bilang, karena lo adik kembar gue. Lama gue kesiksa sendirian. Lihat lo mesra-mesraan sama Haruto ataupun Sunghoon. Gue pakai Yuna sebagai alasan biar lo ga risi ada di sebelah gue. Tapi tolong sekali ini aja ngertiin gue. Gue punya Yuna, gue mau berusaha buang semua rasa gue ke lo. Sekarang lo harus minta maaf ke Yuna. Tolong turutin permintaan gue kali ini, Won. Sebagai adik yang baik"
"Sejak kapan? Sejak kapan perasaan terlarang itu muncul?"
"Lo mending minta maaf ke Yuna sekarang sebelum gue benci sama lo!" Wonyoung menggeleng lemah, air mata sudah membasahi pipinya. Bahkan mereka seperti tidak peduli jika menjadi bahan tontonan banyak siswa.
"Gue tetep gamau"
"Okey kalau itu mau lo. Jangan pernah panggil gue kakak lo lagi mulai detik ini"
🍁🍁🍁
Wonyoung melamun di mejanya. Perkataan Heeseung tadi pagi benar-benar menggangu pikirannya. Heeseung yang selama ini dianggapnya kakak yang baik ternyata diam-diam menyimpan rasa padanya. Sudah 3 tahun lebih katanya, mungkin Heeseung sudah mulai memiliki perasaan padanya saat dia berpacaran dengan Haruto? Namun tetap saja, itu rasa yang salah. Mereka berdua tau itu, Wonyoung sedikit lega bahwa Heeseung sekarang memiliki kekasih. Namun dia juga sedih saat mengetahui kekasih Heeseung adalah Yuna—sahabat yang telah mengkhianatinya.
"Won? Gausah lo pikirin perkataan orang-orang, mana senyuman lo? Gue kangen Wonyoung yang selalu senyum cantik" Ucap Jungwon mencoba memperbaiki mood Wonyoung.
"Won, jangan cemberut gitu ish! Gue gamau ngajak lo karaoke barengan loh nanti"
"Iya sayang, kamu ga perlu khawatir. Masih ada kita kok, kamu mau makan apa? Belum makan kan? Mau makan ke restoran terkenal di Seoul? Kita bolos aja yuk?" Ucap Sunghoon mencoba mengambil perhatian kekasihnya.
"Bolos?"
"Iya! Ayo kita bolos barengan berempat, pasti seru" Wonyoung menarik ujung bibirnya. Seniat itu teman-teman dan kekasihnya memperbaiki mood nya yang rusak. Wonyoung menganggukkan kepalanya, tanda setuju dengan ajakan Sunghoon. Wonyoung juga ingin merasakan rasanya membolos. sejauh ini dia terlalu patuh dengan aturan sekolah.
"Kalau gitu, ayo bolos!" Semangat Hyuka merangkul pundak Wonyoung.
—————————————————————
Lanjut ya nih?
Kayaknya dh mulai bosenin deh:((
Anw follow ig aku yuk! (l.no_cha)
KAMU SEDANG MEMBACA
toxic love
Teen Fiction"Gue gamau tau Won, lo harus minta maaf sama Yuna! Atau jangan pernah anggep gue sebagai kakak lo lagi!"- Lee Heeseung. " Apa dosa gue sehingga harus melalui semua ini? Gue muak sama hidup ini!" -Lee Wonyoung