22

309 34 3
                                    


Happy Reading!

Hyuka menatap Yuna, menunggu gadis di hadapannya berbicara. 10 menit Yuna diam, kemudian melirik sekilas pada Sunghoon yang terlihat resah.

"Lo kenapa?"

"Gue khawatir sama Wony, Yun. Jungwon nekat orangnya" Yuna mencoba berfikir, mencari jalan keluar dari masalah ini. Namun percuma, terlalu banyak teori yang mendiami otaknya. Otaknya sama sekali tidak bisa bekerja dengan baik.

"Gue ga tau harus apa sekarang. Mending lo pergi selamatin Wony, biar gue urus Hyuka disini"

"Heeseung?"

"Gue bakal bantu jelasin ke Heeseung kalau Yuna udah cerita semuanya" Perkataan Hyuka barusan paling tidak dapat membuat Sunghoon bernafas lega, tanpa fikir panjang Sunghoon melepaskan infus yang menancap di tangannya, mengabaikan semua rasa sakit yang menjalar di tubuhnya. Baginya yang terpenting untuk saat ini adalah keselamatan Wonyoung.

"Mau kemana?" Langkah Sunghoon terhenti, dan reflek memutar badannya ke sumber suara. Di depan terdapat Jungwon yang berdiri dengan senyuman di wajahnya.

"Bukan urusan lo"

"Sedih banget di cuekin gini" Sunghoon kembali menghentikan langkahnya, kemudian menatap Jungwon lekat.

"Lo apain Wony!?"

"Tenang gue ga bakal sakitin dia, dengan satu syarat" Untuk beberapa saat Sunghoon terdiam menunggu Jungwon melanjutkan kalimatnya.

"Lo ikut gue sebentar" Sebenarnya Sunghoon cukup ragu mengingat kegilaan yang di lakukan Jungwon saat ini, namun apa boleh buat? Keselamatan Wonyoung lebih penting dari pada hidupnya sendiri.

Sunghoon mengikuti Jungwon yang berjalan di depannya, terlihat laki-laki yang berstatus sebagai kakaknya tersebut mencoba mencari tempat yang cukup sepi. Hingga akhirnya dia benar-benar berhenti di gedung lain rumah sakit yang terlihat sudah lama tidak terurus.

"Ngapain lo bawa gue ke sini?"

"Gue cuma mau negosiasi sama lo" Jungwon tersenyum lebar, berbeda dengan Sunghoon yang terlihat kesal dengan tangan yang mengepal kuat siap menghantam wajah Jungwon kapanpun juga.

"Apa?"

"Lo jauhin Wonyoung, biarin gue deketin dia. Pergi jauh darinya kalau perlu lo bisa pergi keluar Negeri. Tenang, warisan kita bagi 2 biar adil, dan gue janji bakal jaga Wonyoung dengan baik" Sunghoon berdecih kemudian tertawa remeh menatap Jungwon.

"Lo kira Wonyoung sudi hidup sama psikopat kayak lo?"

"Lo bener-bener ga tau malu! Selama ini lo hidup enak di atas penderitaan gue! Lo juga hampir bunuh gue waktu itu" Ingatan Jungwon kembali saat mereka pulang setelah seharian membolos bersama.

Sunghoon sudah mengetahui pelakunya sejak awal. Dia juga memperkenalkan Jungwon sebagai temannya atas permintaan laki-laki tersebut.

"Gue gamau dosa lo makin banyak kak, dengan lo tetep hidup, lo ga akan pernah bisa berhenti berbuat dosa" Ucap Sunghoon setelah beberapa kali menikam Jungwon hingga tidak sadarkan diri.

"Lo lupa kejadian yang lalu? Perlu gue ingetin?" Ucap Sunghoon tersenyum sinis.

Flashback on

Sejak awal Sunghoon sudah tau jika saudara tirinya ini memiliki obsesi berlebih pada gadis bernama Wonyoung. Karena itu, tepat saat Jungwon berhasil membunuh kekasih Wonyoung saat masih duduk di bangku kelas 9, Sunghoon bertekat untuk melindungi gadis berparas cantik tersebut. Namun lama kelamaan rasa ingin melindungi tersebut semakin besar, dan entah mengapa Sunghoon jatuh cinta pada gadis yang seharusnya dilindungi nya. Kedua orang tua mereka sudah mengetahui perilaku anaknya, dan tentunya itulah salah satu alasan mengapa Jungwon bersekolah secara homeschooling, juga mendapatkan perawatan psikiater untuk beberapa waktu. Hingga hari itu tiba. Hari dimana Sunghoon hancur sehancur-hancurnya. Ini terjadi saat dia awal masuk SMA. Dengan mata kepalanya sendiri, Sunghoon melihat Jungwon menikam kedua orang tuanya dengan pisau tanpa ampun. Tentu saja tubuh Sunghoon menjadi kaku. Otaknya tidak bisa bekerja dengan baik, yang ada di fikirannya hanyalah berlari, bersembunyi dari Jungwon dan menelfon ambulance untuk kedua orang tuanya.

toxic loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang