"Ma, kenapa harus Shella? Masih banyak wanita yang lebih baik dari dia," ujar Steffan sambil menghela nafas lelah. Dia baru saja pulang kerja dan Ibunya selalu membahas tentang shella.
Sedari tadi Vina memaksa agar Steffan menikahi Shella. Tentu saja dia tidak mau, ibunya memang keras kepala. Padahal Steffan pikir masih banyak wanita yang lebih baik dari mahasiswanya yang nakal itu.
"Dia wanita baik, Mama yakin kalian itu berjodoh," kata Vina keukeuh.
"Ma, sudah. Kenapa Mama terus maksa Steffan, kalau Mama mau Steffan cepat nikah, bisa nikahin Senja. Tapi Mama larang, mama maunya gimana?" Tanya Steffan, namanya terdengar frustasi.
"Mama nggak setuju kamu sama dia! Dia pernah selingkuhin kamu, sering kecewain kamu. Apa yang kamu harapkan dari dia?" Geram Vina.
"Mama, Steffan udah dewasa. Udah bisa tentuin siapa yang akan jadi pasangan Steffan nanti, " Steffan mencoba meyakinkan Mamanya.
"Steffan mau istirahat, Ma."
Setelah berpamitan, dia langsung ke kamarnya untuk beristirahat. Tubuhnya sangat lelah karena banyak kegiatan di kampusnya, ditambah Mamanya selalu memaksanya agar menjalin hubungan dengan Shella.
Dia membaringkan tubuhnya di ranjang miliknya, matanya terpejam dan tangannya memijat kepalanya yang berdenyut nyeri.
Dia mendengar ponselnya berbunyi, menandakan ada pesan masuk.
Senja
Stef, lagi sibuk?Steffan
Nggak, knp?Senja
Jalan-jalan yuk
Aku butuh refreshing otak nih😅
Pusing bangetSteffan
Kemana?Senja
Tempat biasa ketemu aja
Aku tunggu disana yaSteffan
OkeSteffan bangkit menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Berjalan-jalan dengan Senja mungkin bisa mengurangi beban fikirannya.
Kini Steffan sudah tiba di restoran tempat mereka biasa bertemu. Senja sudah lebih dahulu berada disana. Steffan langsung menghampirinya.
"Senja,"
"Hai Stef, duduk gih," ujar Senja sambil memasukan ponsel ke dalam tasnya. Karena Senja tau jika Steffan tidak suka jika tidak diperhatikan. Pernah saat pacaran dulu Steffan membanting ponsel Senja karena wanita itu terus fokus dengan ponselnya.
"Aku udah pesenin makanan kesukaan kamu nih, ada spagheti sama steak," kata Senja dengan antusias.
"Terimakasih,"
"Sama-sama." Senja tersenyum, ia memperhatikan Steffan. "Makasih ya karna udah mau temenin aku, aku lagi kesepian banget ini,"
Steffan mengangguk, ia memakan makanan miliknya. Walaupun ia sedang tidak nafsu makan, namun tetap memakannya. Senja melihat raut wajah Steffan yang terlihat murung.
"Kamu lagi ada masalah?" Tanya Senja.
Steffan menghela nafas panjang. Ia menatap Senja dan menggenggam tangannya, "Mama nyuruh saya cepat menikah, sama Shella."
"Mahasiswa kamu yang nakal itu?" tebak Senja membuat Steffan mengangguk.
"Memang apa sih bagusnya dia? Dia itu bukan wanita yang baik, dia sering membangkang, berandal. Kenapa nggak sama aku aja Stef? Aku ini sudah dewasa, siap membangun rumah tangga," ujar Senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life With My Lecturer [republished ]
Teen FictionDi dunia ini yang paling menyebalkan bagi Shella adalah tugas. Apalagi dengan dosennya yang sangat menyebalkan. Shella rasanya ingin menhilang saja. "Rashella Anindya! Kamu bisa belajar lebih serius? Mau jadi apa kamu ini?" "Istri bapak hehe," "M...