Setelah menikah, Steffan membawa Shella tinggal di rumahnya. Awalnya Shella menolak, karena khawatir dengan Dio. Namun Dio meyakinkannya bahwa dia bisa hidup sendiri.
Beberapa minggu lagi juga ia akan menikah dengan Jiya. Orang tuannya sudah kembali ke Amerika.
Hari ini Shella sudah kuliah seperti biasa, mereka berangkat dan pulang bersama. Membuat sebagian mahasiswa banyak yang membicarakannya.
"Shellaaaa!"
Megan berteriak saat Shella baru saja masuk kelas, dia langsung memeluk sahabatnya dengan erat sampai Shella kesulitan bernafas.
"Lo mau bunuh gue?" Protes Shella dengan nafas yang terengah.
"Hihi, welcome pengantin baru.." Megan menarik Shella agar duduk di dekatnya.
"Kenapa sihh?!"
Megan hanya tertawa. "Gimana malam pertamanya, gede nggak punya pak Steffan?"
Mendengar pertanyaan Megan, Shella langsung memukul pelan jidat Megan.
"Lo perlu di ruqyah, " kesal shella.
"Yee kan gue cuma nanya, berguna banget ya kan hadiah dari gue?" Megan menaik turunkan alisnya menggoda Shella.
"Kagak! Gue nggak pake. Lo ngadi-ngadi banget sih," omel Shella.
"Terus? Lo nggak pake baju?" Megan melotot ke arah Shella.
"Pake baju Pak Steffan," jawab Shella cepat.
"Terus? Pak Steffan yang telan-"
Sebelum menyelesaikan kalimatnya, Shella membekap mulut Megan terlebih dahulu. "Ngomongnya dijaga, kamu islam bukan?"
Megan tertawa keras sambil memukul Shella, kebiasaannya. Shella hanya bisa bersabar mempunyai sahabat seperti Megan.
🌱
"Baik, pelajaran saya pada hari ini selesai, sampai jumpa di pertemuan selanjutnya.."
Steffan menatap Shella sambil mengisyaratkan agar ikut ke ruangannya. Shella mengerti, ia lalu mengangguk dan mengikuti Steffan.
Shella tidak memperdulikan orang-orang yang melihatnya di sepanjang koridor, begitupun dengan steffan. Dosen itu hanya menampilkan wajah datar seperti biasa.
Setelah masuk ke dalam ruangan Steffan Shella langsung duduk di sofa. Dia meregangkan tubuhnya yang sedikit pegal karena sedari tadi dia duduk memperhatikam Steffan yang menjelaskan materi.
"Kamu masih ada kelas?" Tanya Steffan.
"Tinggal pelajaran Pak Jordan aja, udah itu pulang," jawab Shella.
"Makan siang dulu, tadi Mama bawakan ini," Steffan mengeluarkan tupperware yang berada di dalam paper bag lalu menghidangkannya di meja.
Shella mengangguk, ia mengalaskan untuk Steffan terlebih dahulu, lalu untuk dia sendiri. Mereka setelah itu makan bersama tanpa adanya pembicaraan.
Dia memperhatikan Steffan yang sedang makan, masih tidak meyangka jika ia sudah menjadi istri dari dosen yang selama ini ia cintai.
"Kenapa liatin saya?" Tegur Steffan.
"Bapak ganteng hehe," cengir Shella.
"Habiskan makanannya, " ujar Steffan mengalihkan pembicaraan. Shella mendengus lalu melanjutkan makannya.
🌱
KAMU SEDANG MEMBACA
Life With My Lecturer [republished ]
Teen FictionDi dunia ini yang paling menyebalkan bagi Shella adalah tugas. Apalagi dengan dosennya yang sangat menyebalkan. Shella rasanya ingin menhilang saja. "Rashella Anindya! Kamu bisa belajar lebih serius? Mau jadi apa kamu ini?" "Istri bapak hehe," "M...