Shella berjalan sambil bersenandung pelan, langkahnya terhenti saat melihat Steffan sedang mengusap rambut Senja. Tadiya ia ingin mengantarkan makan siang untuk Steffan.
Keduanya menoleh karena menyadari kehadiran Shella. Steffan lanngsung menjauhi Senja dan menghampiri Shella.
"Kamu tidak sopan! Bukannya mengetuk pintu dulu," tegur Senja.
"Maaf Bu, tadi pintunya terbuka. Jadi saya masuk," jawab Shella.
"Ada apa?" Tanya Steffan.
"Saya bawain makan siang buat Bapak, dimakan ya Pak. Saya permisi dulu," pamit Shella sambil tersenyum menatap steffan.
"Terimakasih," ujar Steffan.
Senja menghampirinya. "Kita kan mau makan siang bareng. Aku kan udah bilang mau makan steak sama sushi," rengek Senja.
"Lain kali aja ya, kita makan ini dulu. Mubazir kalau tidak dimakan," jawab Steffan.
Mau tidak mau Senja hanya mengangguk saya, dia tidak ingin bertengkar dengan Steffan.
"Lain kali kalo dia kasih kamu manakan jangan diterima ya, aku sakit hati liatnya," pinta Senja.
Steffan hanya diam, ia menghela nafasnya pelan. Lalu mengalaskan makanan untuknya dan Senja. Karena wanita itu ingin disuapi.
🌱
Shella menunggu kedatangan kedua orang tuanya di bandara. Karena mereka mengabarinya jika hari ini akan pulang. Dio tidak ikut karena dia berkunjung ke rumah tunangannya.
"Shella!"
Shella berbalik, ia tersenyum lebar saat melihat Ibunya berjalan ke arahnya sambil merentangkan tangan. Shella langsung memeluknya dengan erat.
"Shella kangen,"
"Bunda juga kangen sama kamu, sayang," jawab Yona.
"Ayah mana, Bun?" Tanya Shella.
"Nanti dia menyusul, tadi ada urusan dulu katanya," jawab Yona.
"Ayok pulang Nak," ajak Yona sambil merangkul Shella menuju mobil.
Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah. Yona langsung membersihkan dirinya dan Shella menyiapkan makan malam.
"Eh iya, Dio mana?" Tanya Yona sambil melihat sekelilingnya.
"Biasa, lagi ngapel ke rumah Mbak Jiya," jawab Shella.
"Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam."
"Tuh mereka Bun," ujar Shella sambil menunjuk Dio yang masuk bersama seorang wanita.
"Bunda," Dio dan Jiya menghampiri Yona dan menyaliminya.
"Ayo makan malem bareng, aku udah masak," ajak Shella yang langsung disetujui oleh mereka.
Mereka makan bersama, dimeja makan itu dipenuhi oleh canda dan tawa. Mereka berbagi ceritanya masing-masing. Ia berharap agar keluarganya terus seperti ini.
Sungguh ia sangat merindukan kehangatan keluarganya, mereka sangat jarang sekali berkumpul, selalu fokus dengan bisnisnya masing-masing. Walaupun uangnya dia yang memakainya, tapi itu saja tidak cukup untuk membuatnya bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life With My Lecturer [republished ]
Fiksi RemajaDi dunia ini yang paling menyebalkan bagi Shella adalah tugas. Apalagi dengan dosennya yang sangat menyebalkan. Shella rasanya ingin menhilang saja. "Rashella Anindya! Kamu bisa belajar lebih serius? Mau jadi apa kamu ini?" "Istri bapak hehe," "M...