dua

4.4K 324 1
                                    

Careless careless..
shoot anonymous anonymous..
Heartless mindless..
no one who care about me

Shella terbangun mendengar suara alarm ponselnya, ia melihat dan jam membelalakan matanya saat melihat jam.

"Hah?! Udah jam 7? Mampus gue ada kelas pagii," Shella segera menuju kamar mandi untuk bersiap-siap ke kampus.

Setelah selesai membersihkan dirinya, dia segera turun ke bawah untuk sarapan. Dia melihat hanya ada kakanya di meja makan.

"Kok lo nggak bangunin gue sih?! Gue ada kelas pagi tau," omel Shella.

"Ya salah sendiri bangun siang, dasar kebo!" Cibir Dio sambil meminum susunya.

"Dah lah gue mau berangkat sekarang, demi kepentingan nilai," Shella buru-buru menegak susunya hingga habis lalu berlari keluar.

"Heh ini kunci mobil ketinggalan!" Teriak Dio saat melihat kunci mobil motor Shella tergeletak di meja makan.

Shella menyambar kunci itu dari tangan Dio, ia lalu mengemudikan motornya ke kampus. Dengan kecepatan diatas rata-rata.

"Anjir bahaya nih kalo sampe telat," Shella menambahkan kecepatan motornya. Untung saja dia sudah pintar mengendarai kendaraan roda dua itu.

🌱

Shella menarik nafasnya saat sudah tiba di depan kelas. Dosennya pasti sudah masuk, dan dia terlambat lagi, untuk kesekian kalinya. Bahkan helm miliknya masih berada di kepala.

"Permisi pak, pakeet, " Shella membuka pintunya.

Seluruh mahasiswa di kelas melihat ke arah Shella. Begitupun Steffan yang menatap tajam mahasiswanya itu. Entah sampai kapan Shella terus membuatnya marah karena kecerobohan gadis itu.

"Masuk!"

Shella mengangguk, ia langsung masuk ke kelas dan hendak duduk di bangkunya. Sebenarnya dia hanya gugup karena Steffan terus memandangnya, walaupun sudah sering dihukum, namun bertatapan dengan Steffan tidak baik untuk kesehatan jantung Shella.

"Siapa yang menyuruh kamu duduk?" Tanya Steffan datar.

"Terus saya harus gimana pak?" Tanya Shella dengan polosnya.

"Berdiri di depan,"

"Mau apa pak? Mau nembak saya dihadapan temen-temen saya ya? Iiih romantis banget," Shella tersenyum lebar sambil menghampiri Steffan.

"Jangan ke-geeran! Saya mau kamu berdiri di depan kelas sampai satu jam pelajaran saya!" Tukas Steffan.

"Kok bapak tega sama calon istri?!" Tanya Shella mendramatisir.

Sontak semua mahasiswa menahan tawanya saat melihat Shella dipelototi oleh dosennya. Itu merupakan sebuah hiburan picisan ditengah-tengah ketegangan ketika belajar dengan Steffan. Steffan tidak suka dengan mahasiswa yang tidak mengerjakan tugas atau berbicara tanpa dia suruh saat belajar. Jadi kondisi kelas hening dan hanya terdengar penjelasan materi dosen killer itu.

"Biasa aja dong pak liatinnya, saya tau kalo saya ini cantik. Duuh jadi malu," Shella menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Steffan menghela nafasnya, ia berusaha sabar menghadapi mahasiswa ajaibnya. Ia lalu melanjutkan membahas materi.

Megan memandang Shella sambil meledek gadis itu. Shella malah tersenyum lebar sambil menaik turunkan alisnya.

Life With My Lecturer [republished ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang