satu

11.1K 430 4
                                    

Happy reading...

🌱

"Tugas melulu, bosen banget gue. Mau nikah aja rasanya," keluh seorang wanita sambil menyingkirkan laptop dan buku yang sedari tadi dia perhatikan untuk mengerjakan tugas kuliahnya.

"Nikah mulu otak lo, dipikir nikah tuh enak?" sahut temannya mencibir.

"Gue mikirnya sih enak, tinggal layanin suami sama ngurus anak,"

"Dasar, dipikir gampang apa?"

"Shel, katanya pak Stefan udah punya cewek, ya?"

Wanita bernama Shella itu menoleh cepat ke arah sahabatnya, Megan. Mereka sedang membicarakan dosen muda yang sangat terkenal dikalangan mahasiswa. Selain parasnya yang tampan, juga idaman para wanita-katanya.

"Mungkin aja. Doi ganteng udah gitu pinter, siapa yang gak mau coba sama pak Steffan," keluh Shella.

"Tapi ya, Pak Chandra juga ganteng banget. Dia lagi deket sama Bu Wanda, kan?" Megan memang pembawa gosip, namun Shella tetap mendengarkan, sebagai sahabat yang baik.

"Nggak tau juga, katanya dia juga deket sama Bu Rosa. Sebenernya sama siapa sih benernya?" sahut Shella.

"Kayaknya sama Bu Wanda, deh, soalnya waktu itu gue liat Pak Chandra pulang bareng sama Bu Wanda, "

"Pak Stefan waktu itu pulang sama Bu Lisa, gue juga sempet liat mereka makan di kafe. Eh besoknya jalan sama Bu Sejira," sambung Megan.

"Gue juga pernah liat Pak Stefan berduaan di perpustakaan sama Bu Senja," kata Shella.

"Astaga, emang playboy dasar. Ganteng sih tapi playboy cuakkss," seru Megan lalu keduanya tertawa.

"Ekhem!"

Keduanya menoleh ke belakang saat mendengar suara deheman seseorang. Rasa gugup dan takut mulai menyerang mereka. Dengan takut mereka berbalik ke belakang.

"P-pak Stefan, " kata Shella pelan. Sungguh doa tidak tau jika Steffan mendengar pembicaraan mereka.

"Bagus sekali kalian membicarakan dosen kalian sendiri. Memang kalian tau bagaimana masalahnya?" ujar Stefan sambil menatap keduanya bergantian.

"Eungg anu Pak.. " Megan menyenggol lengan Shella agar bisa membantu menjawabnya. Shella melirik Megan dan menggelengkan kepalanya.

"Apa menurut kalian itu sopan?" tanya Stefan dengan nada dinginnya. Membuat siapa saja merasa ngeri. Termasuk Shella dan Megan yang hanya mampu terdiam.

Keduanya menunduk. "Maaf Pak, "

"Untuk kali ini saya maafkan, jika saya mendengar kalian seperti itu lagi, saya tidak segan-segan menghukum kalian. Ini bisa menjadi pencemaran maba baik," ancam Stefan.

Setelah mengucapkan itu, Stefan menatap sekilas Shella dan langsung pergi meninggalkan mereka. Membuat Megan dan Shela menghela nafas lega. Setidaknya mereka tidak mendapat hukuman.

"Kenapa harus marah sih? Kan emang bener Pak Stefan playboy, " gerutu Megan kesal.

"Kenapa juga lo harus suka sama Pak Stefan?" helaan nafas Megan terdengar, membuat Shella tertawa pelan.

Life With My Lecturer [republished ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang