lima

3K 255 4
                                    

Shella menopang dagunya dengan kedua tangannya, ia memperhatikan Steffan yang sedang mengajar di depan sambil tersenyum. Entah mengapa dia lebih tertarik melihat wajah Steffan yang sedang serius dibandingkan materi yang dipaparkannya.

"Mengerti?" Tanya Steffan.

"Mengerti pak," sahut semua mahasiswa di kelas, Steffan memandang Shella yang hanya diam sambil tersenyum. Dia jadi ngeri, takut jika mahasiswi ajaibnya itu kesurupan.

"Mengerti Rashella?" Tanya Steffan memastikan. Gadis itu segera menegakan duduknya dan kini membuka buku yang bahkan belum mencatat apapun.

"Hehe, mengerti pak," jawab Shella.

"Memang barusan saya menjelaskan apa?"

"Eungg, itu pokoknya pak," gadis itu gelagapan, dia memandang Megan yang tidak terlihat perduli dan malah meledek Shella.

Steffan menghela nafasnya, ia mencoba menjelaskan kembali tepat di depan Shella. Padahal dia sudah jengkel setengah mati karena tadi dia menjelaskan panjang lebar.

"Jadi?" Tanya Steffan.

"Nganuu-itu hehehe, pak Steffan ganteng," kata Shella sambil merapihkan rambutnya.

Jawaban Shella membuat suara gelak tawa terdengar, berbeda dengan Steffan yang menatap tajam Shella. Sudah habis kesabaran yang tadi dia tahan.

"Sudah berapa kali saya bilang, perhatikan jika saya sedang menjelaskan!"

"Iya, Pak,"

"Keluar dari kelas sekarang!" Titah Steffan.

"Tapi pak-"

"Keluar!"

🌱

Setelah diusir oleh dosennya, Shella memutuskan untuk ke perpustakaan. Dia akan numpang tidur disana. Lumayan juga dia bisa tidur siang.

Setelah mengambil sebuah buku yang entah apa isi dari bukunya, Shella langsung duduk di kursi paling pojok di perpustakaan. Dia sangat mengantuk karena semalam tidak bisa tidur.

Suasana perpustakaan yang cukup senyap dan dingin membuat rasa kantuk Shella bertambah. Tanpa sadar ia sudah terlelap.

Berbeda dengan Shella, Megan kelimpungan mencarinya. Dia sudah mencari Shella ke kantin, namun tidak ada.

"Itu demit kemana sih?" Gumam Megan.

"Ya kali dia pundung diusir pak Steffan, udah sering juga kan?"

"Megan,"

Megan menoleh ke belakang saat ada ysng memanggilnya, ia terkejut saat melihat Pak Chandra di belakangnya.

"I-iya pak,"

"Ini punya kamu? Saya tadi liat ini jatuh," ujar Chandra sambil menyerahkam gelang kepada Megan.

Sontak Megan melihat tangannya, ia mengangguk lalu mengambil gelangnya pada tangan Chandra dengan gugup.

"S-saya permisi ya pak," pamit Megan karena jantungnya tidak bisa aman jika dekat dengan Chandra.

Dia lebih baik duduk di meja kantin saja, dia sudah memesan makanan sebelumnya.

Megan tersedak saat melihat Chandra duduk di depannya. Chandra yang panik langsung bangkit dari duduknya dan menepuk punggung Megan.

Life With My Lecturer [republished ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang