Ala sedang bersantai di kamar, sambil menonton film favoritnya, Cruel Intentions, ketika Dendra tiba-tiba duduk di sebelahnya.
"Sya?"
Ala yang sedang asik menonton film, hanya menjawabnya dengan gumaman.
"Jangan deket-deket sama Devan," ujar Dendra dingin.
Ala langsung menoleh. "Lah, kenapa?"
"Dia player banget," jawab Dendra dengan nada dinginnya.
Ala yang tidak mengerti, segera mencoba untuk bertanya. "Player gimana?"
Kemudian, mengalirlah cerita-cerita ketika dulu Dendra pernah dekat dengan yang namanya Cia, lalu perlahan tapi pasti, direbut oleh Devan. Bukan hanya Dendra, teman-temannya pun menjadi korban dari ke-mt-an Devan.
"Yaelah, begituan doang dipermasalahin banget, dah. Yaudahlah, relain aja. Orang udah lama gitu kejadiannya, kan?" komentar Ala setelah Dendra menyelesaikan ceritanya.
"Udah rela sih, ya iya. Tapi, gue gak mau ya lo nantinya digituin juga sama dia. Makanya hati-hati, gue bilang."
"Iya, buset. Protective amat, dah."
Ala segera melanjutkan acara menontonnya, sebelum kakaknya berkata, "Gue lebih restu lo sama Ezra, daripada Devan."
--
Ala merasa sisa hari liburnya sangat gabut. Hujan di sore hari membuatnya sangat malas untuk melakukan aktivitas di sisa-sisa hari minggunya. Ia pun hanya berguling-guling di kasur tercintanya, sambil menunggu hujan berhenti. Seketika, ponselnya berbunyi.
Devandra: hai
Ezra Athalla: bsk nyalin pr matematika ye, nyuk
Alysha [XI - IPS 2]: bsk bawa duit ceban buat tugas sbk
LINE QUIZ: [Tebak Gambar]
LINE EVENT: GIFT AND GET EVENT!
Najong, gak penting semua.
Ala segera membalas dua chat yang berada di urutan paling atas, Devan dan Ezra.
Shalana Fasya: hai jg
Shalana Fasya: trs benefit dr bljr sm gue apa kl lo msh ttp nyontek pr?
Tak lama, kedua orang itu membalas LINE Ala dalam waktu yang bersamaan.
Devandra: Ala cantik, lagi ngapain?
Ezra Athalla: biar bisa lebih deket sama lo, lah
Au amat, najong.
Ala tidak membalas LINE dari dua orang tersebut. Ia malah membaca novel di kasur tercintanya.
Incoming call from Ezra Athalla..
"Ya Allah," gumam Ala sebelum mengangkat telfon dari musuh sekaligus salah satu orang terdekatnya itu.
"Apaan sih lu?" hardik Ala yang sudah kesal, karena sisa-sisa hari minggu tenangnya malah diganggu oleh Ezra.
"Wa'alaikumsalam. Orang mah kalau telfon diangkat ngucap salam dulu, bukannya malah ngedumel macem lo," jawab si penelfon di seberang sambil terkekeh.
"Ya Allah sampe lupa ngucap salam," ujar Ala kepada dirinya sendiri. Yang di seberang pun tertawa.
"La, nyontek matematika dong besok. Tau sendiri gue paling gak bisa sama matematika."
"Gak. Apa-apaan lu, malah memanfaatkan gue. Siapa lo?"
"Gue Ezra Athalla, musuh yang sebenarnya dari dulu merangkap menjadi sahabat dari Shalana Fasya."
Sahabat. Ya, mungkin bisa dibilang seperti itu. Sebenarnya, mereka telah bersahabat sejak kejadian di pintu rumah Ala ketika mereka masih duduk di kelas satu sd. Tetapi, karena Ezra yang iseng, kemudian Ala baper. Ala pun malah menganggapnya sebagai musuh, alih-alih sebagai sahabat.
"Heh, bengong aja. Pasti lagi mikirin gue, ya?"
"Najis. Pede gila lo, wahai bleguk."
"Yaelah. Yaudah, besok gue nyontek matematika ya? "
"Kagak anying apaansi, gak ada nyontek-nyontek. Sini lo kalau mau ke rumah gue, kita kerjain bareng-bareng. Bye." Lalu, Ala pun segera memutuskan telfon secara sepihak.
Belum ada lima menit setelah Ala memutuskan telfon, iPhone-nya berbunyi (lagi)-
Ezra Athalla: fasya
-yang segera dibalas oleh Ala.
Shalana Fasya: ape lg si
Ezra Athalla: otw
Anying dia beneran ke rumah. Mati lah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something and Nothing
Teen FictionBagaimana jika aku menganggapmu lebih dari something, sedangkan kamu bertindak seolah-olah aku itu nothing? cover made by: pizzajunkie Copyright © 2015 by yasmin