13.

15.7K 1.2K 10
                                    

Selama sebulan ini, Devan mencoba mendekati Ala. Ala selalu menanggapi gombalan Devan dengan candaan. Tetapi, cowok itu masih tetap keukeuh mencoba untuk mendekati Ala. Ala juga sebenarnya tidak berminat untuk menjejakkan kakinya ke tempat yang lebih jauh-uhm.. pacaran, misalnya. Selain karena tidak diperbolehkan oleh kakaknya, mengingat kelakuan Devan yang ternyata adalah seorang player, Ala juga merupakan orang yang tidak mempercayai adanya cinta. Ia selalu beranggapan bahwa cinta pada pandangan pertama itu hanyalah nafsu belaka. Terlalu realistis, memang. Tapi, inilah dirinya. Suka ataupun tidak, semua harus menerimanya.

Kalau boleh jujur, Ala selalu risih dengan segala bentuk perhatian yang diberikan oleh Devan. Tapi, dasarnya orang baik, ya tetaplah baik. Dia tidak tega jika harus memukul mundur Devan secara langsung. Biarkan saja waktu yang perlahan membuat cowok itu mundur dengan teratur.

Bagaimana tidak? Selama ini saja, cowok yang dekat dengan Ala hanyalah kakaknya dan Ezra. Sebenarnya, Ala merupakan salah satu cecan yang ada di sekolahnya. Dia selalu didekati oleh banyak cowok. Tapi, ya gitu. Semuanya mundur teratur seiring berjalannya waktu, karena tidak kuat melihat Ala yang kemana-mana selalu menempel dengan Ezra. Sudah seperti perangko, kalau kata orang-orang.

Ala masih kepikiran dengan perkataan Ezra beberapa waktu yang lalu. Benar-benar sangat mengganggunya. Tetapi, ia tetap mencoba biasa saja setelah Ezra mengucapkan hal itu. Ya, walaupun awalnya mereka tiba-tiba berjauhan. Toh, nyatanya, mau sejauh apa mereka terpisah, salah satu diantara mereka pasti akan kembali. Selalu seperti itu, sejak kecil.

Gue gak bakalan baper kalau bukan karena gue sayang sama lo.

Bahkan, untuk seseorang yang pintar dalam hal hitung-menghitung, Ala agaknya masih tidak mengerti maksud dari kalimat itu.

Ala memang tidak tahu menahu tentang kisah percintaan dan segala tetek-bengeknya. Jangankan pacaran, sekali lagi, Ala tidak percaya dengan apapun yang dinamakan cinta.

"Ngelamun aja. Mikirin apaan, sih?" celetuk seseorang yang duduk disamping Ala.

Saking pusingnya dengan berbagai kejadian yang telah menimpanya beberapa waktu yang lalu, ia sampai melupakan bahwa Ezra sedang bermain ke rumahnya-tepatnya sedang menonton film.

"Enggak, kok. Sok tau aja," kilah Ala.

"Oh ya? Coba tebak, itu tadi si Alex kenapa tiba-tiba gak jadi nikah sama Bethany?"

"Yaelah, itu kan gara-gara dia gak mau nyia-nyiain si Rosie buat yang kedua kalinya."

Jangan dipikir bahwa selama Ala melamun, cewek itu sama sekali tidak menonton film. Ia malah sangat memperhatikan kejadian-kejadian yang ada di film itu. Ya, walaupun pikirannya saat itu tidak ada di tempat, sih.

Ala yang dilanda kebosanan, segera mengambil iPhone-nya yang diletakkan diatas meja. Tiba-tiba, benda hitam itu berbunyi. Dan munculah nama cowok yang membuatnya risih selama sebulan ini.

Devandra: Alaaa

Ala segera menutupi screen ponselnya dari Ezra, kemudian segera mengetikkan balasan untuk Devan.

Shalana Fasya: ya?

Tak lama, balasan dari Devan pun muncul.

Devandra: hr minggu bsk kosong, ga?

Ala mencoba mengingat-ngingat kembali agenda besok. Kayaknya gak ada apa-apa, deh, batin Ala.

Shalana Fasya: ga tau deh. knp emng?

Devandra: mau nonton gak? gue lagi pengen nonton nih

Shalana Fasya: duh, gak bisa nih. bsk ada acara. maaf ya

"Anjing," ucap Ala refleks.

Ezra yang daritadi diam menonton film-sebenarnya bingung juga dengan sikap Ala yang tiba-tiba malah berkutat dengan iPhone-nya, langsung menoleh. "Astaghfirullah. Kenapa, sih?"

"Diajakkin jalan."

"Sama siapa?"

"Devan."

Nama itu sukses membuat Ezra melotot tiba-tiba. "Tai, gak boleh."

"Untung udah gue tolak," kata Ala sambil menghembuskan nafasnya.

Jawaban itu membuat Ezra menaikkan salah satu alisnya. "Lah, kenapa ditolak?"

Pertanyaan bodoh Ezra membuat Ala ikut-ikutan menaikkan salah satu alisnya. "Gue pikir.. selain gak bakal dibolehin sama kakak gue, gue kan tiap jalan sama cowo cuma sama lo."

Dan Ala sukses membuat hati Ezra berbunga-bunga pada malam itu.

Something and NothingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang