20.

13.3K 992 19
                                    

Ala sedang asik-asiknya terbang ke alam mimpi, ketika seseorang memanggilnya. Cewek itu menautkan kedua alisnya, saat mendengar seseorang menyebut-nyebut namanya.

"SHALANA FASYA, ADA YANG NYARIIN, TUH," teriak Arsha yang membuat beberapa siswa dikelas, melirik Arsha dengan pandangan berisik-lo-masih-pagi-juga.

Kontan, Ala langsung terbangun. Mimpi yang dibuatnya pun hancur seketika.

"Hah? Dicariin siapa?" tanya Ala sambil mengucek-ngucek kedua matanya.

"Sama Yang Maha Kuasa," sahut Arsha. Sekonyong-konyongnya, Ala serta-merta langsung menjitak kepala Arsha.

"Jidat lu jenong. Alah tai lo, ganggu tidur gue aja, sih!" decak Ala sebal. Hal yang paling tidak disukainya adalah ketika seseorang berusaha menganggu tidurnya yang damai.

Arsha hanya menyengir tanpa rasa bersalah. "Lagian, tidur mulu. Mending ngobrol, kek."

"Berisik lo," ujar Ala yang ternyata masih tidak terima jika sahabatnya--selain Ezra--ini mengganggu tidurnya yang damai. "Mau ngomong apaan, sih?"

"Eh, lo tau, gak?" tanya Arsha. "Si Ezra 'kan lagi deket sama orang."

"Sama siapa?"

"Kalila," sahut Arsha, sambil memakan camilan yang dia bawa dari rumah. "Gak tau juga, sih. Waktu itu, gue sempet minjem hp dia. Pas iseng buka LINE, eh ada chat mereka gitu. Au dah ngomongin apaan."

Deg. Satu nama itu, entah mengapa membuat Ala merasa bahwa sejuta panah menusuk di dalam ulu hatinya.

Sakit jiwa nih gue kayaknya, batin Ala.

"Woy!" tegur Arsha sambil menggebrak meja, kembali membuat siswa dikelasnya kembali memandang dirinya dengan pandangan ih-apaan-sih-berisik. "Bengong aja lo."

"Gak. Ngantuk gue," kilah Ala. "Ya terus kenapa kalau dia lagi deket sama cewek lain?"

Arsha tidak menjawab pertanyaan Ala, melainkan malah memberikan pertanyaan lain, yang tentu saja membuat Ala kembali merasakan sakit di dalam ulu hatinya.

"Kalila mantannya Ezra, 'kan?"

Ala menghela nafas panjang, lalu menjawab pertanyaan Arsha. "Iya. Terus?"

"Ya terus, lo gak cemburu, gitu?"

"Enggak." sahut Ala datar. Padahal hatinya merasakan hal yang berbeda.

Idih, kenapa harus cemburu? Emang gue siapanya dia? Pikir Ala dongkol.

Arsha manggut-manggut, lalu kembali melontarkan pertanyaan yang justru membuat hati Ala semakin didera rasa sakit. Serasa seperti sedang ditampar oleh kenyataan.

"Kalau mereka balikan, gimana?"

"Ya balikan aja, sono," da aku mah apa atuh, cuma sahabatnya dia doang, lanjut Ala dalam hati.

Gue rasa gue mulai sakit jiwa beneran, batinnya lagi.

---

"Eh, Sya," panggil Ezra yang tiba-tiba sudah berada di sebelah Ala. Ala hanya membalasnya dengan gumaman, karena sedang asik bermain slendrina di iPhone-nya.

"Ntar pulang sama gue."

Ala terperangah, ketika mendengar empat suku kata yang diucapkan oleh Ezra itu. "LAH KOK GITU?"

"Gak usah pake toa, berapa?" sindir Ezra secara halus. "Itu tadi Dendra yang nyuruh. Katanya dia lagi banyak tugas, terus gak bisa jemput lo."

"Oh gitu. Hehe, yaudah." Ala malah salting, ditambah dengan tampang blo'on-nya. Ezra hanya geleng-geleng, melihat kelakuan sahabatnya yang kadang-kadang bisa dibilang gila.

"Eh, Sya."

Ala yang jengah dipanggil terus-menerus, langsung mendelik sinis. "Apaan lagi, sih, Ezra Athalla?" sahut Ala sambil menekankan kata-katanya dibagian nama lengkap cowok itu.

Yang memanggil Ala, malah menaikkan salah satu alisnya. "Kok Ezra? Ini gue kali, Filza."

Sontak, Ala langsung menengok dengan kekuatan super.

"Eh, Filza! Maaf-maaf, kirain si Cody Simpson jadi-jadian. Lagian, ganggu mulu dia." gerutu Ala sebal.

"Cieee, dia mulu hafalnya," seru Arsha sambil cengar-cengir dengan watados.

Ala malah menepuk jidatnya sambil geleng-geleng. "Gak jelas lu ya."

"Eh, lo pada tau gak?" tanya Arsha membuka topik pembicaraan. "Si Arzan 'kan pernah pacaran tau."

Ala dan Filza langsung tertawa ngakak.

"Yakali, dah. Diceramahin mulu kali kalau pacaran sama dia," ujar Filza sambil berusaha menghentikan tawanya.

"Iya, anjir. Ntar pas ceweknya ditanyain 'lagi apa?' terus kan ceweknya jawab 'mau tidur'. Abis itu ditanyain 'udah shalat?' ntar ceweknya bilang 'udah pernah', terus-terus.." Ala sempat memberhentikan perkataannya sebentar, karena saking tidak bisa berhenti tertawa. "Ntar cowoknya ceramahin panjang lebar pake suara cemprengnya kayak gini 'kamu shalat dulu sana! kamu gak boleh kayak gitu, durhaka! nanti kamu di azab di neraka'."

Mereka bertiga tetap tertawa kencang, sampai-sampai Arzan sudah berdiri didepan Ala.

"Eh, Zan! Lo dulu pas punya pacar gimana rasanya?" tanya Ala dengan wajah polosnya. Yang ditanya malah pergi menjauh.

"EH KOK MALAH PERGI SIH," seru Ala sambil menunjuk-nunjuk Arzan yang telah menjauh dari tempatnya.

Tiba-tiba, Ala merasakan ada sesuatu yang menempel di jarinya.

Filza langsung berteriak, kala melihat seseorang ternyata telah menjilat salah satu jari Ala. "EZRA MAINNYA JILAT-JILAT MULU YA!"

Ala refleks menarik tangannya, kemudian meper bekas jilatan cowok tengil itu di rok sekolah milik Arsha. Sejuta makian pun segera keluar dari mulut Ala. "ANJING JIJIK BANGET LU DASAR CONGEK! GELI BANGET LU!! MAIN JILAT-JILAT AJA!!"

Ezra malah menampilkan wajah bego-nya, seakan-akan tidak terjadi apa-apa barusan.

"Emang kena, ya?" tanya Ezra polos. "Kok gue gak sadar?"

"Dasar goblok. Geli banget lu, sumpah," maki Ala. Sedangkan, yang di maki hanya cengar-cengir tanpa beban.

---

a.n.
ga ngerti lagi gaes
makin gak jelas ya
susah banget cari inspirasi
se susah mencari jodoh

Something and NothingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang