"Cuy, gue pinjem hp lu dong." pinta Arsha kepada Ala yang sedang membaca novel di genggamannya.
"Buat apa?" tanya Ala. Bukannya pelit atau bagaimana, tetapi itu merupakan salah satu kebiasaanya, selalu menanyakan akan digunakan untuk apa kepada orang yang meminjam barang-barang vital miliknya. Seakan-akan barang itu adalah barang yang sangat berharga untuknya.
Tapi, gue masih milih kehilangan ponsel daripada laptop kesayangan gue, ucapnya waktu itu ketika ditanya lebih berharga laptop atau ponselnya.
Jangankan pelit, malah Ala selalu meminjamkan barang-barang miliknya kepada orang-orang. Lagipula, Ala tidak menyimpan rahasia apapun di barang-barang vitalnya. Gallery di ponselnya dan laptopnya pun malah lebih banyak menyimpan foto-foto Ezra dengannya dibanding selfie dirinya sendiri. Dan jangan salah, Ezra yang selalu memaksanya agar mau selfie berdua, bukan dirinya.
"Cari cogan. Biar bisa move on dari si bleguk Bian," ungkap Arsha jujur.
Ala yang daritadi hanya membaca novelnya, langsung mendongakkan kepalanya. "Idih, emang sama Bian kenapa?"
Arsha menghela nafas. Tidak tahu kenapa, jika sedang berbicara dengan Ala, Arsha pasti selalu jujur kepadanya. "Kagak nembak-nembak. Php jatohnya. Udah mana ngalusnya jago banget, eh besoknya dia malah pergi sama cewek lain. Emang dasar najong ya tiap cowo tuh, sama aja. Udah ah, berisik. Pinjem ya."
Ala mau tidak mau tertawa ketika mendengar penuturan jujur dari Arsha, yang jatohnya malah jadi seperti curcol. "Sama Dendra aja tuh, dia kemaren abis galau-galau gak jelas gitu."
"Kakak lo ganteng, sih. Tapi, kalau mau nyomblangin, ya kira-kira dikit. Jangan sama yang udah punya pacar juga, kali," gerutu Arsha sebal.
Ala hanya terkekeh mendengar gerutuan dari sahabatnya ini, selain Ezra, tentunya.
"Lo masih deket sama Devan, La?" tanya Arsha yang sedang men-scroll contact di LINE Ala.
"Kagak," jawab Ala singkat.
"Ini tapi lo masih chat, pele. Gue baca, ya?"
"Chat doang, biasa. Yaudah baca aja."
Belum ada lima menit setelah Arsha men-scroll chat Devan dengan Ala, cewek itu tiba-tiba heboh sendiri.
"ANJIR DEMI APA DIAJAK JALAN?!" pekik Arsha histeris.
Ala yang sedaritadi sudah tidak konsentrasi untuk membaca novelnya, seketika langsung menutupnya. "Apaan sih, berisik."
"Kenapa gak diterima, pea? Dia kan ganteng. Udah gitu gentle lagi kalau sama cewek, segen banget. Emangnya si Ezra noh, kerjaannya gangguin hidup lo mulu," cerocos Arsha yang masih shock.
"Apaan sih, gue aja ilfeel sama dia. Kalau mau mah, ambil aja sono. Gue gak berminat. Dan satu lagi, gue jalan sama cowok selain kakak gue, cuma sama Ezra." sungut Ala yang sudah dongkol dengan sikap sahabatnya ini.
Mendadak, suasana hatinya menjadi buruk. Ala memilih melanjutkan kegiatan awalnya--membaca novel--dibandingkan berdebat tentang masalah sepele seperti ini dengan Arsha.
"Maaf, deh. Gue kan gatau," sesal Arsha sembari mengembalikkan iPhone milik Ala. Ala hanya membalasnya dengan gumaman, pertanda bahwa suasana hatinya sudah terlanjur buruk.
"WOY SEMUANYA! HARI INI FREE CLASS! BU AINI KAGAK MASUK LAGI. TAPI DIA NGASIH TUGAS, KATANYA DISURUH NGERJAIN LKS HALAMAN 30 DI BUKU LATIHAN. NTAR KUMPULIN KE BIAN YAA!" seketika, kelas yang tadinya ribut, malah semakin ribut seperti pasar.
Dan, dimulailah kicauan-kicauan burung di siang bolong ini. Seperti..
"ALA, BAGI-BAGI YAA!"
"OTW MEJA ALANA SEKARANG JUGA!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Something and Nothing
Teen FictionBagaimana jika aku menganggapmu lebih dari something, sedangkan kamu bertindak seolah-olah aku itu nothing? cover made by: pizzajunkie Copyright © 2015 by yasmin