Sudah lebih dari seminggu, setelah kejadian ketika Ezra yang mengaku bahwa dia menaruh perasaan kepada Ala, dan sekarang mereka malah mendiamkan satu sama lain. Ala sebenarnya ingin memulai pembicaraan, tetapi entah mengapa selalu ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Dan niat itu diurungkan begitu saja olehnya. Penduduk kelas yang biasanya melihat mereka kemana-mana selalu berdua pun awalnya kaget, namun setelahnya biasa saja.
"Dih, muka lo kusut amat kayak cucian yang kagak kering-kering. Kenapa, sih?" tanya Arsha sambil memakan cupcake buatan ibunya. Yang ditanya hanya terdiam, pikirannya penuh dengan beribu pertanyaan tentang kejadian seminggu yang lalu.
"Kangen Ezra, ya?" tanya Arsha lagi.
Deg. Tebakannya benar. Ia memang kangen, sangat kangen, dengan musuh yang merangkap sebagai sahabatnya itu.
"Kalian kenapa, sih? Perasaan kalau berantem gak pernah sampe segininya deh."
"Au amat, jangan nanya gue, lah," gerutu Ala keki. Belum ada satu menit, ia langsung pergi dari kelasnya.
"Buset, itu matanya sampe bengep gitu. Segitu kehilangan Ezra apa gimana.." ujar Arsha pelan, yang tentu saja tidak didengar oleh Ala.
---
Ala yang sedang dalam masa galau-nya gara-gara kejadian itu, memilih untuk pergi menuju ke taman belakang sekolah, untuk mencari ketenangan. Ia duduk di bangku, dan segera membaca novel Paper Towns dari iPhone-nya, tentunya sambil mendengarkan lagu.
"Pasti lagi baca Paper Towns," celetuk seseorang tiba-tiba. Suara yang sudah seminggu ini tidak didengar oleh Ala.
Ala yang merasa bahwa orang yang berada disampingnya ini sedang berbicara dengannya, segera melepas earphone-nya. "Sok tau, kan."
"Emang bener, dool. Lo kan lagi addicted banget sama novelnya akhir-akhir ini." ujar Ezra santai.
Ala hanya menjawabnya dengan gumaman. Lalu, ia segera memakai earphone-nya lagi.
"Dengerinnya tuh jangan Calvin Harris mulu," celetuk Ezra sekali lagi, kali ini sambil menarik kabel earphone yang tersambung di iPhone Ala.
Ezra mengambil benda tipis persegi panjang berwarna hitam (yang begonya tidak tahu disengaja atau bagaimana) sama persis seperti kepunyaan Ala, lalu menyambungkan ujung earphone Ala. "Sekali-kali dengerinnya ginian. Bisa ancur itu gendang telinga lo dengerin lagu hacep mulu."
Bangun,
Sebab pagi terlalu berharga
Tuk kita lewati
Dengan tertidurBangun,
Sebab hari terlalu berharga
Tuk kita lalui dengan
Bersungut-sungutBerjalan lebih jauh
Menyelam lebih dalam
Jelajah semua warna
Bersama, bersamaBangun,
Sebab hidup teramat berharga
Dan kita jalani
Jangan menyerahBerjalan lebih jauh
Menyelam lebih dalam
Jelajah semua warna
Bersama, bersama, bersama"ANJIR ENAK BANGET SUMPAH. INI JUDULNYA APAAN?" pekik Ala heboh, ketika lagunya sudah selesai.
"Suara lo, please," gerutu Ezra sambil geleng-geleng melihat kelakuan Ala yang tiba-tiba heboh sendiri.
"Hehe, maaf. Udah cepet kasih tau gue itu judulnya apaan? Sama yang nyanyi siapa?"
"Berjalan lebih jauh. Yang nyanyiin Banda Neira. Udah yuk, balik ke kelas?"
"Yuk."
Tanpa disadari, ada maksud terselubung dibalik Ezra yang menyuruh Ala untuk mendengar lagu tersebut. Yang tentu saja, agar cewek itu peka dengan kode yang ada di dalam lirik lagu itu.
---
Ala kembali duduk di kursinya, ketika ia melihat ada sebuah iPod yang tergeletak di tumpukan buku-bukunya diatas meja. Ala yang sehabis dipanggil oleh Bu Aini untuk membicarakan perihal kemajuan belajar Ezra, tentu saja kaget. Pasalnya, kelasnya sudah kosong melompong, tidak ada siapapun kecuali dirinya. Bel pulang sudah berbunyi semenjak 15 menit yang lalu, ketika Ala masih berada di ruang guru. Ala tidak mau membuang-buang waktu, ia pun segera membereskan peralatan sekolah yang masih berada di mejanya. Dan ternyata, ada selembar kertas yang diselipkan dibawah iPod tersebut. Ala segera mengambilnya, lalu membacanya dalam diam.
Daripada dengerin Calvin Harris dan sejenisnya, mending dengerin yang kayak tadi.
Tanpa diberitahu saja, Ala sudah tahu siapa yang meminjamkan iPod tersebut. Kemudian, ia segera keluar kelas dengan senyuman yang mengembang di bibirnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/35431696-288-k813413.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Something and Nothing
Fiksi RemajaBagaimana jika aku menganggapmu lebih dari something, sedangkan kamu bertindak seolah-olah aku itu nothing? cover made by: pizzajunkie Copyright © 2015 by yasmin