5.

17.2K 1.3K 18
                                    

Besok hari sabtu. Dan itu berarti, tidak ada Ala yang bangun pagi dan buru-buru mandi agar tidak telat ke sekolah.

Kakaknya sedang keluar rumah untuk sekedar jalan-jalan bersama pacarnya. Bundanya? Ayahnya? Jangan ditanya, mereka masih berada di kantor. Ya, mereka adalah orang tua sibuk. Membuat Ala dan Dendra terpaksa menjalani hidup masing-masing, dengan ataupun tanpa mereka.

Ala memutuskan untuk menonton tv, ketika ponsel disebelahnya berbunyi.

Devandra: hai.

Untung ganteng, batin Ala. Walaupun kesal, Ala tetap menuliskan balasan untuk Devan.

Shalana Fasya: ada apa?

Devandra: wuih, to the point banget apa, nanyanya?

Ala memang termasuk typical orang yang kalau di chat langsung to the point, karena ia malas berbasa-basi. Gak penting banget, menurutnya. Tetapi, beda dengan Ala yang berada di kehidupan nyata. Ia justru lebih jago berbasa-basi dibandingkan di chat.

Shalana Fasya: iya. ada apa, Kak?

Devandra: gapapa, iseng aja. lagi bosen, soalnya

Shalana Fasya: oh, gt. btw, kok lo bs tau ID LINE gue? tau dr syp?

Devandra: tau lah, apa sih yang gue gak tau dari lo?

Shalana Fasya: haha. Sa ae

Devandra: iyalah. btw, udah makan?

Shalana Fasya: udh, kak

Devandra: trs, sekarang lagi ngapain?

Seketika lampu di rumahnya pun mati. Chat dari Devan pun hanya di read oleh Ala, saking takutnya Ala ketika menyadari bahwa ia sekarang sedang sendirian di rumah.

Anjir, bodoamat dah gengsi jauh-jauh aja, gapeduli juga gue, batin Ala sambil mencoba untuk menelfon salah satu orang terdekatnya, yang biasa ia telfon jika sedang ada apa-apa.

Ia pun segera menekan speed dial, dan kemudian telfon tersambung.

"Untung udah disimpen di speed dial, jadi gampang telfonnya," gumam Ala, sebelum telfon di seberang diangkat.

"Halo?" ucap orang itu di seberang.

"Alla. Kesini. Please. Sekarang. Aku. Takut," ucap Ala terbata-bata, saking takutnya karena keadaan rumah semakin gelap.

"Dendra kemana?" tanya orang itu panik.

"Pergi. Please, kesini. Sekarang."

"Iya, gue otw."

Ya, Ala baru saja menelfon Ezra. Ezra Athalla. Musuhnya sejak kecil. Yang sialnya, merangkap menjadi teman dekatnya, dan yang bisa dihubungi jika ada apa-apa.

"Kalau kamu ada apa-apa, kamu telfon Ezra ya. Dia udah aku suruh buat jagain kamu," kata Dendra dulu.

Jadilah, semenjak itu, Ala selalu menghubungi Ezra jika ada apa-apa.

Ketergantungan yang berubah menjadi kebiasaan. Klisé, bukan?

--

"Udah aku cek, ini rumah kamu lagi kena pemadaman bergilir. Ntar nyala lagi jam 8-an. Aku tungguin kamu sampai Dendra atau orang tua kamu pulang, ya?" tanya Ezra, sambil menenangkan Ala yang ketakutan.

"Iya," jawab Ala pendek.

Saat Ala ketakutan, tanpa sadar Ala menggenggam tangan Ezra, dan Ezra pun membalas genggaman tangan Ala. Sudah menjadi kebiasaan mereka sejak kecil.

Tetapi, genggaman kali ini, membuat kupu-kupu di perut mereka berterbangan.

Ezra yang melihat Ala ketakutan, bertanya, "Udah, jangan takut. Kita main, yuk? 10 question?"

"Yaudah."

"Gue duluan, ya. Lo suka sama Devan?"

"Ya enggaklah, somplak. Ngaco aja. Lo kok gak pernah pacaran, sih, dari dulu?"

"Gak suka pacaran. Ribet. Lagian gue lagi nunggu orang yang gue suka. Lo kenapa suka banget dengerin lagu hacep?"

"Karena lagu itu gak bikin baper. Lo lagi suka sama cewe?"

"Iya. Sebenernya lo sama Devan ada hubungan apa, sih? Kalau ketemu kayak senyum malu-malu anjing gitu."

"Kagak ada apa-apaan. Malu-malu anjing palalu pitak. Lo suka sama siapa?"

"Gak boleh yang terlalu personal, najis. Kepo amat, sih."

"Au amat, hoam-" seketika, Ala pun tertidur di dada bidangnya Ezra.

Bukan modus kok, sumpah, batin Ala mewakili perasaannya.

Wangi parfum beraroma mint yang selalu dipakai oleh Ezra, menusuk di hidung Ala. Ala yang memang benar-benar tidur, sangat menikmati keadaan itu.

"Bikin khawatir aja, sih," ucap Ezra pelan, sembari merapikan rambut Ala yang menutupi mukanya.

--

a.n.

HAHA gatau kenapa sumpah lagi pgn bgt update cepet ehe.. *padahal senin udah uts* tapi maafin ya kalau besok-besok mungkin updatenya bisa lama, pgn fokus ke ujian dulu soalnya. he. he

Something and NothingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang