Something and Nothing

6.

a.n.

part ini cuma buat selingan aja ya, dari pov Ezra. eheee. partnya bakal pendek, iya tau kok. tapi gapapaya seenggaknya author menyuarakan hati Ezra. HAHAH

--

Ezra

Gue yang sedang menemani Ala, menunggu hingga lampu dinyalakan. Kemudian, ponsel Ala yang berbunyi, menandakan ada notifications dari LINE. Gue yang kelewat kepo pun segera membukanya.

1907, tanggal lahir gue fix banget.

Ponsel itu terbuka, menunjukkan chat room dari Devan, yang hanya di read oleh Ala pada jam 17.30.

Devandra: Ala? ko di read doang?

Gue men-scroll chat Ala dengan Devan. Kelewat kepo, memang. Tapi, bukan gue namanya kalau tidak berani menghalalkan segala cara, jika sedang kepo maksimal.

Idih, najis. Modus banget.

Lah? Lu siapanya Ala, emang? suara pikiran gue membuyarkan pemikiran gue.

Gue.. temennya, tepatnya musuh sekaligus salah satu orang terdekat Ala selain kakaknya. Oke, itu suara hati gue yang menjawab.

Lah? Lu kan cuma temen, ngapain ngedumel gak jelas waktu dia di chat sama cowo lain? suara pikiran gue membalasnya.

"Au amat, najis," kata gue kepada diri gue sendiri. Sebut gue gila, karena udah ngomong sama diri sendiri. Tapi bodoamat, gue kesel. Gue gak suka liat Ala deket sama cowo lain. Gue cuma mau Ala deket sama gue doang.

Lebih baik gue ngebales chat Devan aja, bodoamat dah mau diamuk sama si empunya yang lagi enak-enak tidur.

Shalana Fasya: apa?

Dijutek-jutekkin enak kali, nih.

Devandra: lah, lo kenapa dah? jutek amat.

Shalana Fasya: gpp kok.

Devandra: lah, serius. kenapa dah? gue ada salah sama lo?

Shalana Fasya: ga kok.

Devandra: pms, ya?

Shalana Fasya: iy

Devandra: yaudah, chatnya ntaran aja dah yaa. mau belajar gue

Shalana Fasya: y

Haha, mampus dah gue jutekkin. Emang enak apa. Lagian ganggu-ganggu cewe gue aja.

Lah, emang lu pacaran sama dia? 'Kan cuma temen. Sialan nih, pikiran lagi gak sejalan sama hati.

Tapi, bener juga sih.

'Kan cuma temen.

Nyesek.

Jatuh cinta kenapa harus se sakit ini, sih?