7. Si Eksentrik.0

1.3K 119 280
                                    

_____
Caveman
| Gak segampang itu booking aku, Mariska.
07.17 am

Hah? Dia ngomong apaan, sih?
Booking?

As insialan Ares! Dia godain aku!

_____
Mariska Mari Riska
| 🙄
Aku cuma mau bayar kos.
07.19 am

Kuletakkan ponselku supaya baterainya terisi. Setelah itu kuputuskan untuk mencuci baju-baju yang kotor. Kugantung baju basah di jemuran kecil yang tersedia di balkon, dan ku-cek kembali ponselku.

_____
Caveman
| Nanti kita omongin di rumah aja.
07.25 am

Kita omongin di rumah.

Kok, aku jadi tiba-tiba seneng gini?

Demi Tuhan, dia bapak kosku.

Nggak lama kemudian pintu kamarku diketuk. Saat kubuka, kutemukan Monik dan Ana yang sudah mandi dan ganti baju santai.

"Makan yuk, aku laper. Ares udah pesen makanan buat kita semua," ajaknya.

Wow, kos-kosan macam apa ini? Udah bayarnya nggak standar, makan disediain, bapak kosnya ganteng— astaga, kenapa kepalaku muternya ke situ mulu, sih?!

Aku senyum dan mengangguk.

Monik melihat ke arah apel yang tinggal setengah di tanganku dan melongo. "Itu dapat dari mana?"

"Dikasih Ares sebelum dia berangkat kerja."

"Wow! Ares gak pernah bagi apelnya ke orang lain, Mar. Si Ruby aja pernah hampir diusir karena ambil apelnya tanpa ijin," kata Monik.

Kami bertiga menuruni tangga ke lantai bawah. Aku jalan sambil memakan apel tadi.

"Padahal cuma apel," gerutuku. Monik tertawa.

Anna segera menuang sup sayur dari plastik ke mangkuk besar, sementara Monik mengambil nasi di dua piring, "Mariska mau nasi?" tanyanya.

Aku menggeleng dan mengangkat apelku yang masih tinggal seperempat buah. Kuhabiskan apelku dan membuang bagian tengahnya ke tempat sampah sekalian mengambil mangkuk untuk diisi dengan sayur.

Anna sudah hampir selesai makan sementara makanan Monik masih ada setengah. Kulihat Anna jadi pendiam sekali. Setelah makan dia mencuci piring dan peralatan makannya lalu kembali ke lantai dua tanpa mengatakan apa pun.

"Anna kenapa?" tanyaku.

Monik menelan makanannya sebelum menjawab. "Bete dia, jadwalnya bentrok mulu. Gak cuma dia sih, aku sama Ruby juga gitu, kami bertiga paling bego atur jadwal. Klien suka marah-marah dan kami sering kehilangan kerjaan gara-gara ini."

"Gak coba cari manager?" tanyaku.

"Gelo, mahal nah," jawabnya sambil memutar bola mata.

Dari sudut mataku, kulihat seseorang menuruni tangga dalam balutan hot pink bralette dan hotpants ketat hitam dengan corak abstrak warna orange, kuning, dan hijau lemon. Kulitnya cokelat eksotis, rambut hitam panjang dengan Highlight cokelatnya dibagi menjadi dua French braids. Lekuk tubuhnya mengingatkanku akan sese-Kardashian.

"Berangkat kerja lu, By?" tanya Monik.

"Ho'oh," jawab cewek nyentrik yang sekarang sibuk menalikan sepatunya. "Oh, ada penghuni baru?" katanya saat menyadari keberadaanku.

"Ini Mariska, baru aja masuk semalam," kata Monik menjelaskan. "Ini Ruby, Mar. Zumba trainer dan DJ."

"Semoga betah, Mariska. Aku cabut dulu," katanya sambil berjalan keluar rumah sambil menyelipkan tangannya pada sebuah jaket kulit.

Om KosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang